Sunarso Membuat Kinerja Bank BRI Semakin Bersinar

Jakarta, Obsessionnews.com - Dari waktu ke waktu persaingan di bisnis jasa perbankan di Indonesia semakin sengit. Di tengah kompetisi yang kian dahsyat itu kinerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BRIsemakin cemerlang. Bank BRI adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Badan usaha milik negara (BUMN) ini akan merayakan hari ulang tahun (HUT)-nya ke-124 pada 16 Desember 2019. Baca juga:Sambut HUT ke-124, Bank BRI Persembahkan Pesta Rakyat SimpedesBank BRI Hadirkan Junio SmartBank BRI Dukung Gerakan Go GreenDukung Industri Musik dan Kreatif, Bank BRI Gelar Konser NOAH “an Intimate Night at BRI” BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah, oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau “Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto”, suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada periode setelah kemerdekaan RI berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. [caption id="attachment_296111" align="alignnone" width="640"]
Kantor Pusat Bank BRI di Jakarta. (Foto: BRI)[/caption] Salah seorang yang membuat kinerja Bank BRI semakin bersinar adalah Sunarso. Pria yang dilahirkan di Pasuruan, Jawa Timur, 7 November 1963 ini ditunjuk sebagai Direktur Utama BRI oleh Kementerian BUMN pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) sejak 2 September 2019. Sunarso sebelumnya mengisi posisi Wakil Direktur Utama BRI sejak 2015 hingga Oktober 2017, kemudian dilanjutkan kembali pada Januari hingga Agustus 2019. Sebelum kembali ke BRI ia merupakan Direktur Utama Pegadaian menggantikan Riswinandi sejak Oktober 2017 hingga Januari 2019. Sebelum menjadi Wakil Direktur Utama BRI tahun 2015, dia menjabat sebagai Direktur Commercial & Business Banking Bank Mandiri sejak tahun 2010 hingga 2015. Pengalaman profesional Sunarso dimulai di Bank Dagang Negara sebagai analis kredit, kemudian Asisten Relationship Manager dan Relationship Manager antara tahun 1991 hingga 1996. Sunarso kemudian menapaki kariernya sebagai seorang bankir di Bank Mandiri pada tahun 1999 sebagai Senior Officer, Senior Relationship Manager, Assistant Vice President, Vice President, Senior Vice President Client Service Team Manager, Senior Vice President Group Head Plantation Specialist, hingga menjadi Executive Vice President Group Head Agro-Based Corporate Banking. Di Bank Mandiri salah satu prestasinya adalah berhasil menyusun skema pembiayaan pada sektor kelapa sawit. Baca juga:Bank BRI Selalu Utamakan Kepuasan NasabahBank BRI Tingkatkan Layanan Keuangan Melalui Agen BRILinkBank BRI Gencar Lakukan Inovasi Digital Halaman selanjutnya Ketika ditugaskan di Pegadaian, Sunarso menerima banyak penghargaan dalam kepemimpinannya di BUMN tersebut, walau hanya dalam waktu yang cukup singkat, yaitu 14 bulan saja. Selama menjabat, ia telah membawa Pegadaian memenangkan banyak penghargaan, di antaranya 5 penghargaan pada ajang BUMN Marketeers Award 2018, yang diselenggarakan oleh Forum Humas BUMN bekerja sama dengan Markplus, Inc, serta Indonesia Marketing Association, yaitu untuk kategori The Most Promising Company in Strategic Marketing, Tactical Marketing, Marketing 3.0, Brand Campaign, dan Special Mention in Marketing Innovation. Selain berbagai penghargaan di level korporat, ia juga menerima 4 penghargaan individu sebagai Direktur Utama Pegadaian, yaitu CEO terbaik dan pemimpin perubahan (transformative leader) dalam kategori tata kelola perusahaan dan pelayanan yang diberikan oleh 7 Sky Media Award 2018 , The Best CEO kategori Talent Development dalam ajang Anugerah BUMN Award 2018, sekaligus membawa Pegadaian sebagai Perusahaan Terbaik 1 kategori perusahaan dengan GCG (Good Corporate Governance) , Most Admired CEO Award 2018 untuk kategori Leadership for Digital Transformation of Pawning Business pada acara Awarding Night Warta Ekonomi, The Best CEO pada ajang penghargaan DataGovAi Award, sekaligus membawa Pegadaian sukses meraih dua penghargaan lain sebagai The Best IT Data Governance dan The Best IT Data Center 2018. Ia juga membawa Pegadaian untuk pertama kalinya menerima penghargaan Most Admired Companies (IMACO) Award 2018, untuk kategori perusahaan pergadaian yang menjadi tempat idaman untuk bekerja. Tetapi, prestasi yang paling membanggakan selama ia memimpin Pegadaian adalah ia berhasil menjadi inisiator dan penggerak utama transformasi digital di Pegadaian. Ia menaikkan pamor Pegadaian menjadi BUMN yang diperhitungkan oleh publik dengan melakukan berbagai inovasi, seperti membuka jaringan kafe The Gade Coffee and Gold di cabang-cabang Pegadaian, membuat aplikasi Pegadaian Digital Service, serta menginisiasi program Sampah Jadi Emas. Prestasi-prestasinya tersebut membuat dirinya ditugaskan oleh Kementerian BUMN untuk kembali ke BRI sebagai Wakil Direktur pada Januari 2019. Penghargaan lain yang pernah ia terima adalah The Best SME Banker of The Year 2013 in Asia Pacific The Triple A Awards from The Asset Magazine (Hongkong) dan The Most Influential People in Southeast Asia - Leading Corporate & Commercial Bankers from Alpha Southeast Asia Magazine. Sunarso meraih gelar Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 1988 dan gelar Master of Business Administration dari Universitas Indonesia pada tahun 2002. Sunarso juga memperluas wawasannya dengan mengikuti berbagai program pelatihan di Melbourne University, Northwestern University, University of Chicago, London Business School, dan University of New South Wales. Halaman selanjutnyaBRI Terus Menorehkan Kinerja Positif Bank BRI terus menorehkan kinerja positif dan di atas rata rata industri perbankan nasional. Dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Pusat BRI, Jakarta, Kamis (24/10/2019) Direktur Utama Bank BRI Sunarso menjelaskan salah satu penyokong utama kinerja BRI yakni penyaluran kredit yang tumbuh double digit dan di atas rata rata industri. [caption id="attachment_295301" align="alignnone" width="640"]
Konferensi pers di Kantor Pusat Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Jakarta, Kamis (24/10/2019). (Foto: BRI)[/caption] Hingga akhir September 2019 BRI secara konsolidasian telah menyalurkan kredit senilai Rp 903,14 triliun, tumbuh 11,65%, lebih tinggi dari industri sebesar 8,59% (data OJK bulan Agustus 2019) dengan non performing loan (NPL) 3,08%. “Segmen mikro tumbuh 13,23% yoy dengan proporsinya mencapai sepertiga dari keseluruhan kredit BRI,” kata Sunarso. Apabila dirinci kredit mikro BRI tercatat Rp 301,89 triliun, kredit konsumer BRI Rp 137,29 triliun atau tumbuh 7,85% yoy, kredit ritel dan menengah Rp 261,67 triliun atau tumbuh 14,80% yoy dan kredit korporasi BRI Rp 202,30 triliun. Jika ditotal porsi kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencapai 77,60% dari keseluruhan kredit BRI, di mana angka ini berhasil ditingkatkan secara perlahan. Ditargetkan proporsi kredit UMKM bisa mencapai 80% pada 2022. Halaman selanjutnyaFokus Melakukan Ekspansi Bisnis di Segmen Mikro Selama Januari hingga September 2019 BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp 77,26 triliun kepada 3,6 juta debitur, di mana pencapaian ini setara dengan 88,83% dari alokasi penyaluran KUR yang di-breakdown pemerintah pada 2019. “Bank BRI berkomitmen untuk terus fokus dalam melakukan ekspansi bisnis di segmen mikro dengan melakukan strategi go smaller, go shorter, go faster,” ujar Sunarso. Beberapa langkah nyata yang telah dilakukan oleh Bank BRI untuk memperkuat bisnis mikro di antaranya yakni digitalisasi bisnis proses dengan menggunakan BRISPOT, penguatan big data segmen mikro, peningkatan kapabilitas SDM serta melakukan rejuvenasi produk pinjaman mikro. Selain itu Bank BRI juga memiliki strategi untuk terus memperluas customer base segmen mikro. Di antaranya melalui peningkatan kapasitas anggota Rumah Kreatif BUMN (RKB) BRI, program BRIncubator, pembentukan kluster unggulan di setiap kantor cabang BRI di seluruh Indonesia dan pemberdayaan penerima Kartu Tani dan Kartu Kusuka (Kartu Usaha Kelautan dan Perikanan). Halaman selanjutnyaHimpun DPK Rp 959,24 Triliun Sementara untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank BRI berhasil menghimpun dana sebesar Rp 959,24 triliun atau tumbuh 9,91% yoy lebih tinggi daripada industri sebesar 7,62% (data OJK Agustus 2019). Giro BRI tumbuh 21,77% yoy menjadi Rp 171,85 triliun, tabungan BRI tumbuh 9,20% yoy menjadi Rp 384,02 triliun dan deposito tumbuh 6,16% yoy menjadi Rp 403,37 triliun. Pertumbuhan giro dan tabungan yang lebih tinggi dibandingkan deposito mampu mendongkrak dana murah (CASA) BRI. Pada kuartal III 2019 CASA BRI tercatat 57,95%, meningkat dibandingkan kuartal III 2018 sebesar 56,46%. Dari sisi Fee Based Income (FBI), hingga akhir September 2019 Bank BRI mampu tumbuh double digit sebesar 12,03% yoy atau sebesar RP 9,74 Triliun dibandingkan dengan FBI kuartal III 2018 sebesar Rp 8,69 Triliun. Hingga akhir kuartal III 2019 Bank BRI mampu mencetak laba Rp 24,80 triliun atau tumbuh 5,36% year on year dengan aset mencapai Rp 1.305,67 triliun, atau tumbuh 10,34% yoy. Untuk rasio perbankan lainnya, LDR BRI tercatat 94,15% dan CAR 21,89%. “Angka LDR ini kami nilai sangat moderat dan CAR yang cukup kuat untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan Bank BRI di masa mendatang,” tandas Sunarso. (arh)

