Berprestasi Dahsyat, David Jacobs Tetap Rendah Hati

Berprestasi Dahsyat, David Jacobs Tetap Rendah Hati
Jakarta, Obsessionnews.com - Indonesia patut bersyukur memiliki David Jacobs. Petenis meja disabilitas ini mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional.  Prestasi teranyar diukirnya di ajang International Table Tennis Federation (ITTF) 2019 Dutch Para Table Tennis Open, yang berlangsung di Stadskanaal, Belanda. Minggu (3/11/2019)  David yang berpasangan dengan Kusnanto menyabet medali emas di nomor beregu TM10.   Baca juga:David Jacobs Donasikan Bonusnya untuk Korban TsunamiLuar Biasa! David Jacobs Raih Emas Asian Para Games 2018Singgih: Konflik di Tubuh PTMSI, Atlet Kehilangan RezekiSinggih Yehezkiel Didaulat Benahi Tenis Meja Nasional   Sehari sebelumnya, Sabtu (2/11), David yang menduduki peringkat kedua dunia berhadapan dengan peringkat pertama dunia dari Polandia,  Patryk Chojnowski, di partai final SM10. Laga tersebut dimenangkan oleh Patryk dengan skor 3-1.  Patryk mendapat medali emas, sedangkan  David memperoleh medali perak. [gallery link="file" columns="1" size="full" ids="296241"] David juga memetik prestasi dahsyat di turnamen tenis meja Para Finland Open 2019 pada Oktober lalu. Ia menjadi juara setelah menaklukkan Filip Radovic asal Montenegro dengan skor 3-0. Prestasi hebat lainnya adalah David meraih medali emas Asian Para Games 2018 di nomor tunggal putra TT-10 yang digelar di Ecovention Ancol, Jakarta, Selasa (9/10/2018).   Halaman selanjutnyaSering Ditertawakan Penonton Nama lengkapnya Dian David Michael Jacobs. Dia dilahirkan di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, 21 Juni 1977. Sekilas kondisi fisiknya sama seperti anak pada umumnya. Namun, nyatanya tangan kanan David mengalami gangguan fungsional. Oleh sebab itu tangan kanannya selama ini hanyalah pasif. Hal itu membuat dirinya lebih banyak beraktivitas dengan tangan kiri, termasuk melakoni hal yang membesarkan namanya, yaitu tenis meja alias pingpong. Sebagai seorang pemain tenis meja kidal David hanya menggunakan tangan kanannya untuk melempar bola. Bertanding dengan keterbatasan di tangan kanan membuat dia sering ditertawakan penonton yang menyaksikan pertandingan. “Mungkin saat saya bertanding di mana gitu, di dalam atau di luar ada orang yang ngetawain. Itu kan kadang buat justru itu awalnya minder,” cerita David beberapa waktu lalu. Tak hanya ditertawakan, David mengaku juga turut dipandang aneh. Beberapa orang juga sempat meragukan kemampuannya. [gallery link="file" columns="1" size="full" ids="296242"] Tetapi, dia tak ingin terus-menerus minder. Dia berpikiran, jika terus minder justru permainan yang dia inginkan tidak akan keluar. “Kalau kita terus memikirkan minder itu enggak keluar permainan kita. Justru kita harus nunjukin dia ngeremehin saya, bikin lebih bagus,” katanya. Buktinya David mampu membungkam mereka yang telah merendahkannya dengan raihan prestasi bagus.   Halaman selanjutnyaBerlatih Sejak Umur 10 Tahun David berlatih tenis meja sejak umur 10 tahun. Pada tahun 2000 Ia berlatih untuk pertandingan internasional. Dia berpartisipasi pada SEA Games pertamanya pada tahun 2001. Pada tahun 2001 itu David bersama dengan Yon Mardiono, memenangkan satu-satunya medali emas Indonesia pada pertandingan tenis meja SEATTA di Singapura. Mereka mengalahkan atlet Thailand Phucong Sanguansin and Phakphoom Sanguansin. [gallery link="file" columns="1" size="full" ids="296243"] Jacobs terus bermain dalam SEA Games, bertanding dengan Vietnam (2003), Filipina (2005), dan Thailand (2007). Ia memenangkan kompetisi tenis meja di Pekan Olahraga Nasional tahun 2004. Setelah kemenangan tersebut David menerima posisi penghargaan di Departemen Pemuda dan Olah Raga dan menjadi karyawan tetap pada tahun 2008. Pada tahun 2008 David menjadi pelatih untuk tim Tenis Meja Indonesia dan pada tahun 2009 dia bertanding dalam SEA Games di Kuala Lumpur. Pindah ke Kategori Disabilitas Pada akhir 2009 David pindah ke kategori disabilitas, dan menjadi anggota Komite Paralimpiade Nasional pada tahun 2010. Ia bertanding di kelas 10, yang merupakan level fungsional tertinggi pada sistem tersebut. Pada Asian Para Games tahun 2010 di Guangzhou, China, David memenangkan medali perunggu. Sebelum kompetisi ia hanya memiliki satu bulan untuk berlatih.]Ia berkompetisi pada beberapa turnamen internasional, memenangkan medali emas di Thailand, perak di Beijing, perunggu di Ceko, perak di Inggris, dan emas di Taiwan. Pada ASEAN ParaGames tahun 2011 di Surakarta,  David memenangkan tujuh medali emas: singles pria (terbuka), doubles pria (terbuka), double campuran (terbuka), double pria, double campuran, team, dan single. [gallery link="file" columns="1" size="full" ids="296244"] Bermain dengan Presiden SBY Pada Januari 2012 David bermain dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono  (SBY) dalam tiga set. Set pertama dimenangkan oleh SBY. Namun, set kedua dan ketiga dimenangkan oleh David. Setelah bermain dengan David, SBYmemberikan pidato mengenai butuhnya dukungan terhadap atlet peyandang cacat. Pada Maret 2012  David memenangkan dua medali emas pada Protour Paratable Tennis Liknano Open di Italia. Ia mengalahkan Ivan Karavec dari Ceko pada pertandingan single pria. Pada pertandingan tim pria, ia dipasangkan dengan Komet Akbar dan memenangkan tim dari Belanda dan Ceko. Pada Juni 2012  David memenangkan Turnamen Tenis Meja Slowakia, meletakkan posisinya pada tiga terbaik di dunia. David adalah salah satu atlet Indonesia yang merepresentasikan Indonesia pada Paralimpiade Musim Panas 2012 di London, dengan Ni Nengah Widiasih (angkat besi), Agus Ngaimin (perenang), dan Setyo Budi Hartanto (atletik). David memenangkan medali perunggu pada pertandingan tenis meja individual klasifikasi C10. Kemenangan ini adalah kemenangan pertama Indonesia setelah hampir 20 tahun. Ambasador Produk Meja Pingpong untuk Kaum Difabel David Jacobs berperan sebagai ambasador produk meja pingpong dari sebuah perusahaan Indonesia, SHIAMIQ. Dalam pelaksanaannya SHIAMIQ menggunakan nama David sebagai nama suatu tipe meja pingpong, yaitu SHIAMIQ David Jacobs. Tipe meja ini ramah bagi pengguna kursi roda. Selain itu tipe meja pingpong ini merupakan meja produksi Indonesia pertama yang memenuhi kriteria spesifikasi untuk pengguna kursi roda.   Halaman selanjutnyaJangan Menyerah dengan Keadaan Meski berprestasi hebat David Jacobs tetap rendah hati. Ia menjadi panutan bagi atlet-atlet disabilitas. Dia sering menyuntikkan semangat kepada atlet-atlet disabilitas. “Pastinya jangan menyerah dengan keadaan, tetap semangat tetap berjuang tetap berdoa. Kita semua walaupun punya keterbatasan fisik saya yakin pasti Tuhan memberikan kelebihan. Jadi jangan dengan cacat terus kita mengasihani diri kita sendiri dan tidak melakukan apa-apa, kita harus tetap berjuang,” tutur David. [gallery link="file" columns="1" size="full" ids="296245"] Selain kepada para atlet, David juga berpesan kepada orang tua yang memiliki keluarga seorang penyandang disabilitas. Jangan sampai karena keterbatasan, mereka direndahkan dan hanya dibiarkan berdiam di rumah. “Mereka dikasih motivasi terus untuk terus berjuang untuk menggapai prestasi,” tandasnya. Peran Rima Ferdianto Banyak pihak yang berperan penting dalam perjalanan karier David hingga menjadi petenis meja berprestasi internasional. Mereka adalah orangtuanya, keluarganya, pelatihnya, teman-temannya, dan lain sebagainya. Salah seorang yang berandil besar dalam karier David adalah Rima Ferdianto, Wakil Sekretaris Jenderal National Paralympic Committee Indonesia (NPCI). Di Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Rima menduduki jabatan Kepala Pelatih Cabang Olahraga Para Table Tennis. [caption id="attachment_296240" align="alignleft" width="360"] David Jacobs bersama Rima Ferdianto Paralympic Rio 2016. Rima adalah Wakil Sekretaris Jenderal National Paralympic Committee Indonesia (NPCI). Di Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Rima menduduki jabatan Kepala Pelatih Cabang Olahraga Para Table Tennis.  (Foto: dok. Rima Ferdianto)[/caption] Rima mendampingi tim Indonesia di ITTF 2019 Dutch Para Table Tennis Open yang  berlangsung di Stadskanaal, Belanda, pada November 2019. Di akun Facebooknya, Sabtu (2/11), Rima menulis partai final yang mempertemukan David Jacobs dengan Patryk Chojnowski dr Polandia. “Akhirnya the Big Match dimulai, partai Final SM10 Dutch PTT Open 2019 antara Peringkat 1 Dunia, Patryk Chojnowski dr Polandia vs Peringkat 2 Dunia, David Jacobs, yang berakhir dengan skor 3-1 untuk Patryk,” tulisnya.   Keesokan harinya, Minggu (3/11), Rima menulis prestasi yang diperoleh tim Indonesia. “Selesai sudah ajang ITTF 2019 Dutch Para Table Tennis Open, yg berlangsung di Stadskanaal, Belanda. Indonesia mendapatkan 1 Emas, 1 Perak dan 2 Perunggu dengan rincian:1 Emas di nomor Beregu TM10 ( David Jacobs dan Kusnanto ) 1 Perak di nomor Tunggal SM10 ( David Jacobs ) 2 Perunggu di nomor Beregu TF10 ( Sella Dwi Radayana) dan TM8 (Abdul Malik Abdullah dan Leonardo Aritonang )Man of The Match Kejuaraan ini diraih oleh Kusnanto Anto Bhedul, berpasangan dengan David Jacobs di Nomor Beregu TM10, Anto yg aslinya kelas 9 dengan ranking dunia 43, mampu mengimbangi David menundukkan satu persatu tim kuat di kelas 10, dan puncaknya di partai final melawan tim Rusia, ketika kedudukan 1-1, Ganda kalah, Tunggal pertama David menang, Anto sukses membuat kejutan besar dengan menumbangkan pemain unggulan, Iuri Nozdrunov (ranking 6 dunia) di partai penentu dengan skor 3-2!!” tulis Rima. Rembuk Tenis Meja Nasional Dunia tenis meja Indonesia digelayuti awan mendung. Persoalan dualisme kepemimpinan di tubuh Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI), yang berlangsung cukup lama hingga kini belum ada tanda-tanda penyelesaiannya. Seperti diketahui PTMSI terbelah menjadi dua kubu, yakni kubu Ketua Umum Oegroseno dan Ketua Umum Peter Layardilay. Masing-masing kubu mengklaim sebagai kepengurusan PTMSI yang sah. Konflik di tubuh PTMSI yang berlarut-larut tersebut jelas merugikan atlet, pelatih, pembina, dan masyarakat pencinta tenis meja. Badai yang melanda PTMSI itu membuat tokoh tenis meja nasional Singgih Yehezkiel prihatin. Singgih pernah menjadi Direktur Sirkuit Liga Tenis Meja Utama (Silatama) Pengurus Pusat (PP) Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) periode 1999-2001. Ia juga pernah menjadi Direktur Lamtema (Liga Muda Tenis Meja Nasional) PP PTMSI periode 1990-2000. Sejumlah tokoh, atlet, dan masyarakat tenis meja mendaulat dirinya untuk ikut membenahi tenis meja nasional. Dalam waktu dekat Singgih bersama David Jacobs dan tokoh-tokoh tenis meja nasional lainnya akan menggelar rembuk tenis meja nasional. Singgih menjelaskan hasil dari rembuk nasional itu akan disampaikan kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). “Kami akan mendesak Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) mengambil keputusan tentang PTMSI yang sah,” ujar Singgih beberapa waktu lalu. (arh)