Kisah Olaudah Equiano Diapresiasi Google Doodle

Jakarta, Obsessionnews.com – Hari ini, Senin (16/10/2017), berita tentang Olaudah Equiano menjadi trending topic di mesin pencari google. Pantauan Obsessionnews.com di Google Trends wilayah Indonesia, pukul 12.00 WIB, berita tersebut dicari lebih dari 200.000 kali.Halaman Google Doodle hari ini pun dihiasi potret seorang pemuda berkulit hitam yang sedang menulis. Disisi kiri dan kanan terlihat kapal dan lautan dan dibingkai dengan tali rantai.Ternyata, Google Doodle merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-272 Olaudah Equiano, seorang penulis asal Nigeria yang melawan perbudakan di Britania Raya pada abad ke-18.Lalu siapakah Olaudah Equiano? Dilansir laman Mirror menjelaskan, Olaudah Equiano, yang dikenal sebagai Gustavus Vassa adalah seorang Afrika terkemuka di London yang otobiografinya membantu mengakhiri perdagangan budak di Inggris.Equiano lahir di provinsi Eboe, di daerah yang sekarang berada di selatan Nigeria, pada 16 Oktober 1745. Kehidupan awalnya tidak jelas karena tidak adanya catatan, tapi dia menceritakan bagaimana dia diculik dengan kakaknya saat berusia 11 tahun.Dia dijual oleh pedagang budak lokal dan dikirim melintasi Atlantik ke Barbados dan kemudian Virginia.Di Virginia, Equiano dijual kepada Michael Pascal, seorang letnan di Royal Navy, yang menamainya 'Gustavus Vassa' setelah berkuasanya raja Swedia abad ke-16. [caption id="attachment_214724" align="alignleft" width="640"]
Halaman Google Doodle hari ini, Senin (16/10/2017) menampilkan Olaudah Equiano.[/caption] Equiano mengalami pergantian nama dua kali. Dia dipanggil Michael saat berada di kapal budak yang membawanya ke Amerika dan Yakub, oleh pemiliknya yang pertama.Equiano menempuh perjalanan samudra dengan Pascal selama delapan tahun, selama waktu itu dia menemukan agama Kristen dan dibaptis sekaligus belajar membaca dan menulis.Kemudian Pascal menjual Equiano ke kapten kapal di London, yang membawanya ke Montserrat, di mana ia dijual ke pedagang terkemuka Robert King.King mengatur Equiano untuk bekerja pada rute pengiriman di tokonya, bekerja sebagai deckhand, pelayan dan tukang cukur. Sementara ia juga menghasilkan uang dengan berdagang sampingan.Pada tahun 1765, ketika Equiano berusia sekitar 20 tahun, Raja berjanji bahwa dia bisa membeli kebebasannya seharga £ 40 (Poundstering) atau senilai £ 6000 di hari ini.Dalam waktu kurang dari tiga tahun, dia menghasilkan cukup uang dan dibebaskan pada tahun 1967. Kemudian selama 20 tahun Equiano menghabiskan masa hidupnya berkeliling dunia, termasuk perjalanan ke Turki dan Arktik.Pada tahun 1786 di London, dia terlibat dalam gerakan tuntuk menghapus perbudakan. Dia adalah anggota terkemuka 'Sons of Africa', sebuah kelompok yang terdiri dari 12 orang kulit hitam yang berkampanye untuk penghapusan tersebut.Equiano berteman dan didukung oleh kaum abolisionis, banyak di antaranya mendorongnya untuk menulis dan menerbitkan kisah hidupnya.Pada tahun 1789 ia menerbitkan otobiografinya, 'The Interesting Narrative of Life of Olaudah Equiano atau Gustavus Vassa, orang Afrika'.Catatan pribadi Equiano tentang perbudakan, perjalanan kemajuannya, dan pengalamannya sebagai seorang imigran hitam menimbulkan sensasi dalam publikasi.Buku tersebut memicu gerakan anti-perbudakan yang berkembang di Inggris, Eropa, dan Dunia Baru.Akunnya mengejutkan banyak orang dengan kualitas citra, deskripsi, dan gaya penulisannya. Beberapa pembaca merasa malu saat mengetahui penderitaan yang dialaminya.Autobiografi yang diterbitkan pada tahun 1789, membantu pembentukan Undang-Undang Perdagangan Budak tahun 1807 yang mengakhiri perdagangan Afrika untuk Inggris dan koloninya.Pada tahun 1792, Equiano menikahi seorang wanita Inggris, Susanna Cullen, dan mereka memiliki dua anak perempuan. Akhirnya Equiano meninggal pada 31 Maret 1797. (Popi)Baca juga:

Google Doodle Rayakan HUT Penulis Afrika Olaudah Equiano