Jumat, 26 April 24

PKS Kritisi Penambahan Kawasan Budi Daya Padi

PKS Kritisi Penambahan Kawasan Budi Daya Padi
* Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan. (Foto: fraksi.pks.id)

Obsessionnews.com – Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan mengkritisi klaim pemerintah mengenai adanya penambahan kawasan budi daya padi. Atau klaim peningkatan fasilitas penerapan budidaya padi seluas 1.215.853 Ha pada tahun 2018 yang meningkat menjadi seluas 3.443.625 Ha secara kumulatif pada tahun 2022 ini.

 

Baca juga:

PKS Tegas Tolak Wacana Kembalinya Dwi Fungsi TNI

PKS Dorong Pengarusutamaan Ekonomi Kreatif bagi UMKM

 

 

Johan mengkritik klaim pemerintah ini patut dipertanyakan, sebab faktanya produksi gabah kering giling (GKG) dalam tiga tahun terakhir ini fluktuatif, dan cenderung mengalami penurunan.

“Kalau kita buka data BPS tahun 2020 terlihat produksi GKG sebesar 54.649.202 ton dan bandingkan dengan produksi GKG tahun 2021 yang sebesar 54.415.294 ton. Ini artinya produksi GKG berkurang sebesar 233.908 ton,” ujar Johan dikutip dari website resmi Fraksi PKS DPR RI, Sabtu (20/8/2022).

Menurutnya, melambatnya laju pertumbuhan produksi gabah secara nasional akibat adanya kompetisi dalam penggunaan lahan, degradasi sumber daya pertanian, terbatasnya dukungan infrastruktur pertanian serta tidak adanya terobosan teknologi secara signifikan.

“Saya ingatkan Pemerintah, bahwa kita jangan hanya terobsesi dengan penambahan luas kawasan budi daya. Namun sering kali mengabaikan perlunya terobosan teknologi baru di bidang produksi serta lemahnya intensifikasi tanaman padi dengan penerapan budidaya alternatif, seperti mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara”, ucap Johan.

Dia berharap pemerintah lebih serius meminimalisir laju perubahan penggunaan lahan, serta selalu memperhatikan  pola kesesuaian dan ketersediaan lahan untuk padi. Serta jangan hanya mengklaim adanya penambahan kawasan padi tanpa memperbaiki data perubahan penggunaan lahan padi yang terus terjadi akibat alih fungsi lahan.

“Saya minta Pemerintah mengevaluasi keselarasan kesesuaian lahan untuk Kawasan padi pada rencana pola tata ruang agar dapat meningkatkan upaya pengelolaan budidaya padi untuk memperoleh hasil produksi gabah yang lebih optimal,” tandas Johan.

Wakil rakyat dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat (NTB) 1 ini menekankan agar pemerintah memberi prioritas pada upaya peningkatan hasil produksi GKG, karena hasilnya berdampak langsung terhadap pendapatan petani.

“Kita menjadi prihatin karena saat ini kesejahteraan petani belum menjadi prioritas pemerintah. Dan pemerintah ternyata hanya sibuk dengan penambahan luas lahan dengan proyek food estate, pembukaan lahan sawah baru dan lain-lain, namun hasilnya produksi cenderung stagnan bahkan menurun,” kata Johan.

Ia menambahkan, Pemerintah harus sadar bahwa saat ini nilai tukar petani (NTP) untuk petani tanaman pangan merupakan yang terendah. Data BPS menyebutkan bahwa NTP tahun 2022 ini berada pada titik terendah yakni 95,28 pada bulan Juli 2022. NTP di bawah 100 ini maknanya indeks harga yang diterima petani lebih rendah dibandingkan harga yang dibayarkan.

“Jadi kepada pemerintah agar berhentilah terlalu banyak retorika dan gimmick politik. Mari berjuang membela kepentingan petani agar lebih sejahtera,” ujar Johan. (red/arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.