Perlu Dicatat! Hoaks Covid-19 Bisa Sebabkan Kematian

Perlu Dicatat! Hoaks Covid-19 Bisa Sebabkan Kematian
Jakarta, Obsessionnews.com – Media sosial (medsos) sarana yang populer dan efektif untuk menyebarluaskan berbagai informasi. Tidak dapat dipungkiri medsos seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan WhatsApp, mempunyai pengaruh yang besar pada banyak orang. Oleh karena itu hendaknya kita bijak berbagi info, termasuk info tentang Covid-19, melalui medsos. Cek terlebih dahulu kebenaran info sebelum disebarkan ke medsos. Jangan ikut-ikutan menyebarkan hoaks alias berita bohong!   Baca juga:Di Masa Pandemi Covid-19, IPC Pastikan Pembangun Terminal Kijing Terus BerjalanDi Tengah Pandemi Covid-19, Pilkada 2020 Akan Jadi Pertaruhan BesarPutus Mata Rantai Penularan Covid-19, Patuhi Protokol Kesehatan   Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona (Covid-19) meluncurkan situs www.covid19.go.id sebagai sumber informasi resmi penanggulangan virus corona yang kini menjadi pandemi global. Situs covid19.go.id memberi stempel hoaks pada ratusan berita. Tiga di antaranya adalah “DKI kembali Zona Merah, Bogor Zona Hitam”, “Motor Terbakar Di Yogyakarta Karena Hand Sanitizer”, dan “China Akui Dokter Palestina Penemu Vaksin Corona yang Terbukti Ampuh 100 Persen”. Perlu dicatat! Hoaks dan misinformasi terlihat sepele dan tanpa konsekuensi. Tetapi sesungguhnya mereka tak boleh diacuhkan. Mereka dapat menyebabkan kebingungan, kecemasan, dan bahkan kematian. Sejumlah negara melaporkan kasus-kasus orang minum bahan berbahaya yang disangka bisa melindungi diri dari virus corona. Mereka malah jatuh sakit dan beberapa orang meninggal. Hampir setiap negara di dunia berjuang menghadapi informasi palsu yang disebut sebagai infodemic. Covid-19 menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat. Sementara pengetahuan ilmiah tentangnya tertinggal. Di saat para ahli masih terus mempelajari, orang-orang amoral memanfaatkan celah untuk menyebarkan hoaks. Halaman selanjutnyaMotif Menyebarkan Hoaks Beragam Di mana pun di dunia setiap kali ada krisis, hoaks dan misinformasi bermunculan. Karena penyakit baru, topik Covid-19 menjadi lahan yang subur untuk tumbuhnya informasi palsu. Orang-orang amoral menyasar rasa takut dan emosi masyarakat. Motif menyebarkan informasi palsu beragam, mulai dari motivasi politis, promosi diri, bahkan promosi usaha. Namun, tak semua yang menyebarkan hoaks memiliki motif tersembunyi. Ada sebagian orang dengan maksud baik, tanpa sadar ikut menyebar informasi palsu. Mereka mengira berita itu akan membantu teman dan kerabat. Sifat dasar manusia mudah mempercayai berita yang berasal dari sumber yang absah. Tetapi dengan teknologi siapa pun bisa dengan mudah membuat informasi seperti berita asli dengan memanipulasi foto, membuat dokumen yang terlihat resmi, mengedit video atau mengubah berita asli. Berbagi tidak selalu berarti peduli Medsos atau aplikasi seperti WhatsApp Group memudahkan penyebaran hoaks dan misinformasi. Semua orang dapat menerima berita secara instan dan membaginya dalam hitungan satu dua detik. Padahal, seperti dikemukakan para ahli, bila hoaks dan misinformasi diulang-ulang dan diperbesar, termasuk oleh orang-orang berpengaruh, kebenaran sesungguhnya akan tertutup. Pesan-pesan tentang Covid-19 atau saran-saran bagaimana melindungi diri selama adaptasi kebiasaan baru bermanfaat untuk dibagi ke teman dan saudara. Tapi membagi informasi yang salah dapat mengakibatkan dampak serius dalam kehidupan seseorang. Halaman selanjutnyaTips untuk berbagi
  • Cek asal berita dan pastikan berita berasal dari sumber terpercaya. Ingat, meski suatu pesan sering dibagikan, belum tentu pesan itu benar.
  • Hati-hati dengan pesan yang diteruskan. Bila anda tidak yakin siapa yang menulis pesan aslinya, cek dua kali fakta-faktanya. Periksa secara daring fakta-fakta yang ditampilkan. Periksa situs berita dan situs pemerintah yang terpercaya untuk memastikan.
  • Pastikan anggota keluarga menyadari adanya hoaks dan ingatkan mereka tidak membaginya: beberapa orang masih tidak tahu foto bisa diedit, video bisa di-dubbing ulang, dan seterusnya. Jangan biarkan keluarga tercinta menjadi korban.
  • Bila suatu pesan menimbulkan emosi negatif, seperti ketakutan, rasa marah, kebingungan, dll., berhenti membacanya! Itu adalah tanda-tanda hoaks, yang didesain membuat orang bereaksi cepat tanpa berpikir. Lawan dan cek dulu.
  • Bila tidak meyakinkan, jangan dibagi ke orang lain. Membagi hoaks bukan berarti peduli tapi justru mencelakai orang lain.
(covid19.go.id/arh)