Selasa, 7 Mei 24

Penurunan Signifikan Angka Stunting di Cilacap Berkat Inovasi “Kancing Merah”

Penurunan Signifikan Angka Stunting di Cilacap Berkat Inovasi “Kancing Merah”
* Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Pramesti Griana Dewi. (Foto: Antara)

Obsessionnews.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, berhasil mencatat penurunan yang signifikan dalam angka stunting di wilayah tersebut. Dari 4.494 kasus pada bulan Januari 2023, angka stunting menurun menjadi 2.455 kasus pada Oktober, mencapai penurunan sebesar 45 persen.

Menurut Kepala Dinkes Kabupaten Cilacap Pramesti Griana Dewi, penurunan tersebut adalah hasil dari berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap bersama seluruh pemangku kepentingan.

“Kabupaten Cilacap memang angka stuntingnya cukup tinggi, dan sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo, semua kabupaten/kota diminta untuk melakukan percepatan penurunan stunting,” ujar Pramesti, dikutip obsessionnews.com dari Antara, Selasa (21/11/2023).

Pemerintah Kabupaten Cilacap menindaklanjuti instruksi tersebut dengan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) pada April 2022. Pada November 2022, Penjabat Bupati Cilacap Yunita Dyah Suminar membuat inovasi berupa “Kancing Merah” yang mencakup enam pilar kegiatan.

Inovasi Kancing Merah melibatkan kegiatan seperti mengonsumsi gizi seimbang, memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan, rutin mengunjungi posyandu, menggunakan jamban sehat, mencuci tangan dengan sabun, dan menggunakan air bersih. Keenam pilar ini diimplementasikan untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Cilacap.

“Inovasi Kancing Merah dimulai sejak Januari 2023 dan masih berjalan hingga saat ini. Dengan keenam pilar tersebut, kita berupaya untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Cilacap,” tambah Pramesti.

Dukungan finansial yang cukup signifikan juga menjadi faktor kunci dalam kesuksesan program ini. Anggaran penanganan stunting meningkat dari Rp12,7 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp72,7 miliar pada tahun 2023. Dana ini berasal dari berbagai sumber, termasuk APBD, Dana Desa untuk pemberian makanan tambahan (PMT), program tanggung jawab sosial lingkungan, anggaran stunting reguler di desa, dan bantuan operasional penyelenggaraan (BOP) untuk pengadaan beras fortifikasi.

Pramesti Griana Dewi menekankan bahwa kegiatan penimbangan serentak menjadi kunci identifikasi balita yang berisiko stunting. Melalui intervensi seperti pemberian makanan tambahan lokal, perubahan pola asuh dan pemberian makanan, serta peningkatan edukasi kepada ibu-ibu balita, terlihat hasil evaluasi positif.

“Dari 4.494 balita yang diidentifikasi pada awal kegiatan, kita sudah melihat penurunan signifikan pada Triwulan IV atau bulan Oktober 2023, dengan angka stunting turun menjadi 2.455 kasus,” jelasnya.

Pihak Dinkes Kabupaten Cilacap berkomitmen untuk terus berupaya menurunkan angka stunting hingga mencapai target prevalensi sebesar 14 persen pada tahun 2024. Hasil survei terbaru mencatat angka prevalensi stunting di Cilacap sebesar 17,6 persen, berada di bawah angka nasional dan Jawa Tengah. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.