Sabtu, 27 April 24

Pengungsi Mengaku Dipukuli Saat Minta Makan

Pengungsi Mengaku Dipukuli Saat Minta Makan
* Pengungsi dan migran mendapat pertolongan medis setelah didaratkan di Aceh Timur. (bbc.co.uk)

Aceh – Lima belas dari 677 warga Rohingya dari Myanmar dan migran dari Bangladesh, yang tiba di Aceh Timur hari ini (15/05), menjalani perawatan di rumah sakit Langka karena dehidrasi berat. Banyak dari mereka kelaparan dan kelelahan.

Sejauh ini proses pencatatan terhadap gelombang kedua migran terus dilakukan. Mereka diketahui terdiri dari 256 orang Rohingya, termasuk perempuan dan anak-anak, dan 421 orang Bangladesh, semuanya laki-laki. Seperti dilaporkan BBC, mereka kini ditampung di sebuah gudang di Pelabuhan Langsa, Aceh Timur.

Para pengungsi yang diselamatkan oleh nelayan menyatakan mereka berasal dari kapal yang sempat dihalau oleh TNI AL Indonesia dan Angkatan Laut Malaysia beberapa hari sebelumnya.

Ditembak
Mohamad Rofiq, pengungsi Rohingya dari Myanmar, mengatakan kepada BBC Indonesia kedua angkatan laut tersebut memberikan makanan dan minuman tetapi tidak mengizinkan mereka untuk mendarat.

“Kami berada di tengah laut, tanpa kapten kapal sampai kemudian diselamatkan oleh nelayan Indonesia pada pagi tadi, ” jelas Rofiq.

Para pendatang mengatakan mereka dipukuli awak kapal ketika meminta tambahan makanan. (bbc.co.uk)
Para pendatang mengatakan mereka dipukuli awak kapal ketika meminta tambahan makanan. (bbc.co.uk)

Dia mengatakan pergi dari Myanmar sejak dua bulan lalu dengan tujuan ke Thailand lalu ke Malaysia, selama itu pula dia berada di laut. “Kami selalu di laut lalu dipindahkan ke kapal di Thailand, sedikit makanan yang ada diutamakan untuk bayi,” jelas Rofiq.

Selama perjalanan di laut, Rofiq mengaku menyaksikan ratusan orang ditembak dan jasad dibuang ke laut. Dia mengatakan membayar 2.000 ringgit Malaysia untuk perjalanan tersebut.

Sementara Mohamad Ali, pengungsi dari Bangladesh mengaku pergi dari Bangladesh 2,5 bulan yang lalu dan membayar 12.000 ringgit kepada kapten kapal. “Selama itu dua bulan lebih di kapal kami hanya diberi makan sedikit dan dipukuli jika meminta makan,” jelas Ali.

Migran dari Myanmar dan Bangladesh mendarat di Kuala Langsa, Aceh dengan bantuan nelayan. (bbc.co.uk)
Migran dari Myanmar dan Bangladesh mendarat di Kuala Langsa, Aceh dengan bantuan nelayan. (bbc.co.uk)

Seruan PBB
PBB menyerukan kepada Indonesia, Malaysia dan Thailand untuk tidak mengusir kapal-kapal pembawa migran dan seharusnya menyelamatkan mereka.

Komisioner HAM PBB, Zeid Ra’ad Al Hussein, mengatakan perhatian harus diberikan untuk menyelamatkan nyawa sekitar 6.000 migran yang diperkirakan masih berada di laut. Dikatakan mereka berasal dari suku Rohingya di Myanmar dan migran dari Bangladesh.

“Saya terkejut dengan adanya laporan-laporan bahwa Thailand, Indonesia dan Malaysia mengembalikan kapal-kapal penuh dengan migran ke laut, yang pada akhirnya akan menyebabkan banyak dari mereka meninggal dunia,” kata Zeid Ra’ad Al Hussein, Jumat (15/5).

“Fokus seharusnya diberikan untuk menyelamatkan jiwa, bukan lebih lanjut membahayakan keselamatan mereka.”

 

Migran yang baru tiba di Kuala Langsa ditempatkan di sebuah gudang, Jumat (15/5). (bbc.co.uk)
Migran yang baru tiba di Kuala Langsa ditempatkan di sebuah gudang, Jumat (15/5). (bbc.co.uk)

Pada satu sisi Komisioner HAM PBB Zeid Ra’ad Al Hussein juga memuji Indonesia yang telah menerima ratusan migran dan Malaysia yang telah menampung 1.080 orang selama beberapa hari terakhir.

Menurut PBB, kebijakan Myanmar terhadap etnik Rohingya menjadi pangkal persoalan. Dinafikkan kewarganegaraan dan dipaksa tinggal di kamp-kamp padat, mereka oleh PBB disebut sebagai korban diskriminasi yang melembaga dan sampai persoalan itu ditangani, migrasi akan terus terjadi. (BBC Indonesia)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.