Jumat, 26 April 24

Peneliti Universiti Sains Malaysia Berbagi Pengalaman Riset Biologi di Antartika

Peneliti Universiti Sains Malaysia Berbagi Pengalaman Riset Biologi di Antartika
* Peneliti dari Universiti Sains Malaysia, Dr. Japareng Lalung. (Foto: Humas UGM)

Yogyakarta –  Antartika dikenal sebagai wilayah terpencil yang ada di bumi. Benua ini menjadi wilayah terdingin dengan sebagian besar permukaanya ditutupi dengan es tebal.

Banyak misteri tentang bumi yang belum terkuak tersimpan rapi di benua ini dan menarik banyak ilmuwan melakukan penelitian. Salah satunya peneliti dari Universiti Sains Malaysia, Dr. Japareng Lalung, yang berkesempatan melakukan studi biologi di Antartika pada akhir 2015 hingga awal 2016 silam.

“Waktu itu summer dan matahari terus bersinar 24 jam dengan kelembaban yang rendah,”ungkap Japareng, di Auditorium Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, (Kamis (2/8/2018)

Pakar mikrobiologi lingkungan ini menceritakan pengalaman saat mengikuti ekspedisi penelitian di Antartika di hadapan mahasiswa, dosen, dan peneliti Fakultas Biologi UGM. Kala itu dia terpilih sebagai salah satu peneliti yang berkesempatan melakukan riset di Antartika yang diadakan Yayasan Penyelidikan Antartika Sultan Mizan (YPASM).

Japareng menuturkan melalui ekspedisi tersebut dia mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman tentang Antartika baik terkait organisme maupun eksosistem yang ada. Namun begitu, melakukan penelitian di benua ini tidaklah mudah karena dihadapkan pada suhu dingin yang sangat ekstrim hingga minus 40 derajat celcius.

“Sebagian besar daratannya terselimuti es tebal dan semuanya terlihat sama,” ujarnya.

Kondisi itu menjadi hambatan bagi para peneliti yang ingin mengambil sampel di Antartika.

Meskipun lokasi pengambilan sampel telah ditentukan sebelumnya, namun dengan daratan yang dipenuhi dengan es tebal mempersulit peneliti menemukan lokasi tersebut.

“Walaupun sudah memakai GPS, tetapi tetap susah untuk menemukan sampel point yang telah ditentukan. Jadi, kami harus menggunakan cara manual, yakni mencocokan dengan peta,” paparnya.

Namun, berbagai kendala yang ada terbayarkan saat mereka berhasil menemukan dan mengambil sampel penelitian. Dalam kesempatan itu Japareng menunjukkan sejumlah sampel yang berhasil dia koleksi, salah satunya adalah dari jenis tumbuhan alga.

Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi S. Daryono, M.Agr., menyampaikan melalui paparan yang disampaikan Japareng membuka wawasan baru bagi sivitas akademika Fakultas Biologi UGM terkait pengalaman studi biologi di Antartika. Dia berharap di masa mendatang mahasiswa, peneliti, dosen, maupun alumnus Fakultas Biologi bisa mendapatkan kesempatan untuk melakukan studi di Antartika. (Ika/Humas UGM

 

Baca juga:

Capai Puncak Antartika, Srikandi Indonesia Raih 100 Juta dari BRI

Bendera BRI dan Indonesia Berkibar di Gunung Tertinggi Benua Antartika ‎

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.