Jakarta, Obsessionnews.com – Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDI-P) Eriko Sotarduga membantah, tudingan hubungan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) renggang. Kedua pemimpin negara ini tetap harmonis dalam menjalankan tugasnya.
“Kami sebagai bagian dari pemerintah, Beliau berdua (Jokowi-JK) sangat harmonis, saling berbagi,” kata Eriko di Gedung DPR, Jakarta, Senin, (24/10/2016).
Menurutnya, ketidakhadiran Wapres JK dalam acara seremonial seperti pelantikan pejabat baik menteri maupun pejabat negara yang lain bukan berarti hubungan Jokowi dan JK renggang. Sebab, tolak ukur kinerja bukan diliat hanya sebatas seremonial.
“Tetap Pak Wapres berjalan melaksanakan tugas mewakili Presiden. Tapi kalau selalu mau melihat dari sudut pandang negatif, ini kan berasal dari pelantikan kemarin Pak JK tak hadir. Justru Pak JK menjalankan tugas yang diminta mewakili Presiden,” kata Eriko.
Menurut Eriko, justru apabila Jokowi dan JK hadir bersamaan untuk hal seremonial maka akan ada pekerjaan yang tak dijalankan. Padahal kata dia, di luar itu banyak tugas-tugas negara yang harus diselesaikan. Justru ini menjadi pembagian peran masing-masing.
“Pelantikan hal biasa saja. Bisa siang, malam, selesai dilantik bisa langsung bekerja. Yang paling penting kerjanya, bukan seremonialnya,” kata Eriko.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR, Fadli Zon menilai peran Wakil Presiden Jusuf Kalla seharusnya bisa difungsikan maksimal oleh Jokowi dalam menjalankan pemerintahannya.
“Dengan segala pengalamannya Pak JK dalam beberapa pemerintahan pernah berkali-kali menteri juga, mestinya JK harus diperankan lebih maksimal. Sehingga bukanone man show,” kata Fadli.
Anggapan kerenggangan hubungan Jokowi dan JK diindikasikan dengan Wakil Presiden JK yang tidak menghadiri pelantikan Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Wakilnya Arcandra Tahar di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 14 Oktober 2016. (Albar)
