Sabtu, 27 April 24

Paus Potong Gaji Para Kardinal Pasca Pandemi, Vatikan Defisit

Paus Potong Gaji Para Kardinal Pasca Pandemi, Vatikan Defisit
* Paus Fransiskus. (Foto: Getty)

Pemimpin Katolik dunia Paus Fransiskus potong gaji para kardinal setelah pandemi Covid-19 bikin Vatikan defisit.

Paus Fransiskus telah memerintahkan pemotongan gaji bagi para kardinal dan rohaniawan lainnya ketika Vatikan berupaya menyeimbangkan pembukuannya selama pandemi.

Para kardinal akan mendapati gaji mereka berkurang 10% mulai April, kata Vatikan.

Mereka diyakini menerima gaji hingga $5.900 atau sekitar Rp85 juta setiap bulan dan sering mendapat akomodasi bersubsidi.

Vatikan memperkirakan mengalami defisit €50 juta (lebih dari Rp 853 miliar) tahun ini. Pemasukan mereka terpukul parah akibat penutupan museum dan tempat wisata lainnya selama pandemi.

Paus sebelumnya mengatakan bahwa dia tidak ingin memecat orang di masa ekonomi yang sulit.

Dalam surat apostolik pada Rabu, Vatikan mengatakan bahwa Paus Fransiskus telah mengeluarkan dekrit yang berisi pemberitahuan adanya pemotongan gaji secara proporsional mulai 1 April.

Para pastor dan rohaniawan lainnya akan mendapati gaji mereka dipotong antara 3% dan 8% dan rencana kenaikan gaji akan ditangguhkan hingga Maret 2023.

“Masa depan ekonomi berkelanjutan saat ini membutuhkan, selain keputusan lainnya, adalah penerapan langkah-langkah tentang gaji para staf,” demikian isi surat itu.

Langkah pemotongan gaji itu sudah diputusan “menyusul keadaan darurat kesehatan akibat penyebaran Covid-19 yang berdampak negatif pada semua sumber pendapatan Takhta Suci dan Vatikan”.

Takhta Suci adalah badan pimpinan Gereja Katolik Roma.

Surat itu menambahkan pemotongan gaji dilakukan “dengan tujuan melindungi berbagai pekerjaan yang sedang berlangsung saat ini”.

Para wartawan mengatakan keputusan itu dilakukan Paus untuk melindungi nasib para pekerja biasa.

Banyak kardinal yang berbasis di Vatikan menetap di sana atau di apartemen di Roma dengan harga sewa di bawah harga pasar.

Tidak sedikit pastor dan suster yang bekerja di Vatikan tinggal di dalam komunitas religius yang memberi mereka perlindungan lebih besar dari kemerosotan ekonomi.

Di sisi lain, pegawai biasa Vatikan seperti polisi, petugas kebersihan dan bagian pemeliharaan, tinggal di Roma dan menghadapi biaya hidup yang lebih tinggi.

Juru bicara Vatikan, yang dikutip kantor berita Reuters mengatakan, sebagian besar karyawan awam tidak akan terpengaruh kebijakan pemotongan gaji.

Tempat tujuan wisata populer Basilika Santo Petrus dan Museum Vatikan ditutup atau hanya sebagian dibuka pada tahun lalu lantaran pandemi.

Vatikan berharap dapat membuka kembali museum pada bulan ini, tetapi kebijakan lockdown di seluruh Italia berarti mereka harus tetap tutup.

Awal bulan ini, pejabat tinggi ekonomi Vatikan memperingatkan bahwa Takhta Suci kemungkinan harus menggunakan € 40 juta sebagai cadangan untuk tahun kedua berturut-turut sebagai akibat dari pandemi.

Pendapatan tahun ini diperkirakan turun 30% dari tahun 2020.

Tahun lalu, Paus mengeluarkan undang-undang baru yang dirancang untuk meningkatkan transparansi terkait keuangan Vatikan.

Hal ini dilakukan menyusul serangkaian skandal di bank Vatikan dan adanya klaim salah urus. (Red)

Sumber: BBC News

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.