Sabtu, 27 April 24

Pasangan Anies dan Imin Bubarkan Koalisi dan Porakporandakan Formasi Politik?

Pasangan Anies dan Imin Bubarkan Koalisi dan Porakporandakan Formasi Politik?
* Anies Baswedan. (Foto: Twitter @aniesbaswedan)

Obsessionnews.com – Kamis (31/8/2023), petang ini beredar screenshoot surat yang dibubuhi watermark  tulisan : PARTAI DEMOKRAT isinya cukup mengejutkan karena di surat itu diungkapkan bahwa Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan akan dipasangkan dengan Muhaimin Iskandar  sebagai Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) dalam Pemilihan Presiden RI (Pilpres) 2024. Partai Demokrat dan PKS menyebut mereka tak diajak bicara ihwal tersebut. Dalam surat yang ditandatangani Sekjen Partai Demokrat Teuku Rifky Harsya  itu tersirat rasa kecewa Partai Demokrat.

 

Baca juga: Anies Baswedan Setuju Muhaimin Iskandar sebagai Bacawapresnya

 

 

Muncul berbagai analisis atas manuver politik Anies dan Nasdem ini. Salah satunya adalah kemungkinan bubarnya Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri dari Partai Nasdem, Partai Demokrat dan PKS yang mengusung Anies Baswedan. Namun belum ada pernyataan resmi dari Partai Demokrat maupun PKS terkait sikap tersebut.

Analis politik dari  Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting lebih melihat bahwa keputusan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh memasangkan Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar itu jelas memporakporandakan formasi politik menjelang pelaksanaan Pilpres)2024.

“Pasangan Anies dan Imin (Muhaimin) merupakan kejutan politik yang porakporandakan skema formasi koalisi politik. Nasdem dan PKB sudah cukup memenuhi persyaratan 20 persen ambang batas untuk mengikuti kontestasi Pilpres,” kata Ginting di Jakarta, Kamis (31/8) malam.

Menurutnya, dengan skema formasi Anies berpasangan dengan Muhaimin, maka otomatis PKB akan keluar dari poros pendukung Prabowo Subianto. Di sisi lain akan terjadi gejolak politik yang besar di Koalisi Perubahan dan Persatuan.

“Bagaimana nasib Partai Demokrat dan Partai Keadilan dan Sejahtera (PKS)? Apakah akan tetap berada dalam koalisi mendukung Anies Baswedan atau berpindah haluan? Kita tunggu saja bagaimana keputusan Majelis Tinggi Demokrat dan Majelis Syuro PKS,” ujar dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unas itu.

Posisi Lemah

Ginting mengemukakan, pertarungan politik di dalam Koalisi Perubahan memang cukup keras, terutama antara Nasdem dengan Demokrat. Nasdem sejak awal lebih menginginkan bakal cawapres Anies berasal dari kubu Nadhdliyin. Di sisi lain Demokrat menginginkan Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai bakal cawapresnya.

“Sejak awal Anies memang disokong dan dideklarasikan Nasdem. Setelah itu Demokrat dan PKS ikut mendukung dan mendeklarasikan Anies sebagai bakal capres. Karena itulah Demokrat berharap posisi bakal cawapres adalah AHY. Sementara PKS sudah bersedia untuk tidak menempatkan kadernya sebagai bakal cawapres,” ungkap Ginting.

Menurutnya, jika Demokrat maupun PKS tidak setuju dengan keputusan sepihak Nasdem, kedua partai politik itu dalam posisi tawar yang lemah. Demokrat dan PKS tidak cukup untuk bisa berkoalisi mengusung capres dan cawapres. Mereka harus bergabung dengan koalisi yang ada, mendukung Poros Anies, Poros Ganjar atau Poros Prabowo.

“Dengan telah diumumkannya pasangan Anies dan Muhaimin, maka inilah pasangan pertama yang bisa maju dalam pilpres,” kata Ginting.

Ia mengemukakan, sejak awal PKB berpotensi keluar dari poros pendukung Prabowo Subianto dan masuk ke poros pendukung bakal capres Anies Baswedan.

“PKB sudah merasa tidak nyaman, karena merasa tidak akan diberikan posisi sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) mendampingi bakal calon presiden (capres) Prabowo,” kata Ginting.

Bahkan, lanjutnya, Muhaimin sudah pada fase frustrasi politik. Muhaimin merasa sudah tidak bisa lagi melakukan penetrasi politiknya di poros Prabowo. Terutama setelah Prabowo mengganti nama poros dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM). Hal ini setelah masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golongan Karya (Golkar) masuk dalam poros Prabowo. (Rud)

Related posts