Sabtu, 27 April 24

OJK Ingin Perbankan Garap Sektor Maritim

OJK Ingin Perbankan Garap Sektor Maritim

Jakarta, Obsessionnews – Untuk memicu pertumbuhan kredit di sektor maritim hingga 50 persen, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan revisi terhadap Rencana Bisnis Bank (RBB) 2015.

Menurut Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK Irwan Lubis kepada wartawan di Jakarta, Selasa (10/2/2015). Perubahan tersebut dilakukan karena selama ini pembiayaan perbankan untuk sektor maritim masih kecil.

Melalui RBB tersebut, lanjut dia, OJK berharap dapat mengarahkan 22 bank bermodal besar agar dapat mendorong pertumbuhan kredit sebesar 50 persen ke sektor maritim.

“Kami memang belum akan melakukan lompatan yang besar, tetapi pertumbuhan 50 persen ke sektor maritim itu sudah jauh lebih tinggi dari target secara industri yang 16 persen,” ujar dia.

Ia mengaku, selama ini sektor maritim memang belum banyak tersentuh industri jasa keuangan lantaran kurang menarik. Hingga November tahun lalu saja, realisasi pembiayaan bank ke sektor maritim hanya tercatat sebesar Rp85 triliun dari total kredit perbankan yang mencapai Rp3.600 triliun.

“Di sektor perbankan dan pembiayaan ini masih kecil sekali penyalurannya ke sektor maritim, itu mungkin hanya 2,36 persen dari total pembiayaan bank yang sebesar Rp3.600 triliun,” ujar dia.

Padahal, lanjut dia, sebenarnya bagi negara kepulauan seperti Indonesia sektor maritim itu bukanlah hal yang baru dalam dunia bisnis. “Makannya perbankan harus lebih aktif meningkatkan pembiayaan di sektor kemaritiman,” ujar dia.

Untuk itu OJK merasa perlu untuk mengarahkan perbankan guna mendukung fokus Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Pangsa ini memang kecil bagi bank untuk masuk, tetapi kami akan mengarahkan bank – bank itu untuk fokus ke UKM (Usaha Kecil Menengah) di sektor maritim,” tambah Irwan.

Selain itu, dia mengatakan perlu adanya perubahan sudut pandang agar tidak hanya melihat bisnis disektor tersebut dari segi pembiayaan yang membutuhkan diskresi, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Menurut dia, cara pandang lama tersebut tidak cocok dengan potensi bisnis di sektor kemaritiman Indonesia yang luas dan memiliki potensi besar jika dilihat secara menyeluruh dari sisi hulu hingga hilir.

“Pendekatan ini tidak match dengan sektor maritim yang sangat luas, luas laut kita itu 5,8 juta kilometer, sedangkan luas daratan kita hanya 1,9 juta kilometer. Ini menandakan sektor kemaritiman kita punya potensi bisnis yang tinggi,” kata dia. (Kukuh Budiman)

Related posts