Majeed menyebut Israel sebagai “negara Zionis”. Meskipun sebelumnya dia pernah menggambarkan Israel sebagai mercusuar demokrasi di Timur Tengah pada bulan Februari selama kunjungan dengan delegasi media.
Dia juga mengakui bahwa orang Israel memiliki hak untuk hidup dalam damai, tanpa perang melawan orang Palestina. Selama kunjungan delegasi, Majeed bertemu dengan juru bicara tentara Israel, Avichay Adraee yang keduanya tinggal di Tel Aviv.
“Saya mendorong Anda semua untuk tidak mempercayai Israel atau pejabat Israel, tidak peduli betapa manis kata-katanya, karena mereka hanya peduli dengan ambisi mereka. Patuhilah Islam dan jauhkan diri dari kesesatan mereka,” tulis Majeed.
Majeed tak hanya secara terang-terangan mengkritik Israel. Pada 24 Agustus 2018, dia men-tweet bahwa mantan presiden Mohamed Morsi dan pemimpin MB Khairat al-Shater, Mohamed al-Beltagy, serta ulama Salafi Hazem Salah Abu Ismail disiksa oleh badan intelijen Israel Mossad di kedutaan Israel di Kairo sebelum pemindahan mereka ke penjara Mesir.
“Yang bertanggung jawab atas investigasi adalah Ethan Noam, seorang perwira Mossad, dan dia saat ini seorang diplomat di Austria,” katanya di twitter. (Vina)