Jumat, 26 April 24

Mahfud MD Prihatin Kubu Jokowi dan Prabowo Diadu Domba

Mahfud MD Prihatin Kubu Jokowi dan Prabowo Diadu Domba
* Jokowi dan Prabowo naik kuda bareng di rumah Prabowo.

Jakarta, Obsessionnews.com – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD meluapkan kesedihannya melihat kondisi bangsa Indonesia jelang Pemilu 2019 mendatang. Meski waktunya masih satu tahun lagi aroma Pilpres sekarang sudah sangat terasa. Orang yang tak bertanggung mencoba memanfaatkan situasi seperti ini untuk kembali mengadu domba pendukung Jokowi dengan Prabowo Subianto.

“Sahabat2, Sy prihatin melihat perang di medsos menyongsong Pilpres 2019 yg umumnya spt memperhadapkan kubu Jokowi dan kubu Prabowo sbg musuh. Di antara para pendukung sudah saling serang secara tdk sehat dan tidak baik bagi masa depan NKRI. Anda diadu domba, Kawan,” ujar Mahfud MD dalam akun Twitternya, @mohmahfudmd, Senin (27/3/2018).

Mahfud menegaskan, Prabowo dan Jokowi sebenernya bukan musuh, keduanya juga tidak pernah musuhan “Pak Prabowo dan Pak Jokowi itu bkn musuh, mereka hanya berkompetisi scr politik. Pak Prabowo itu sdh saling berkunjung dengan Pak Jokowi. Banyak pertemuan mereka yang diberitakan, banyak yang tak diketahui publik. Masa, Anda kalap pd-hal mereka rukun. Ayolah, jaga NKRI, ” tuturnya.

Sejak Pilpres 2014 lalu, Prabowo dan Jokowi sudah selesai dan saling menerima dan memahami kekalahan dan kemenangan masing-masing. Keduanya juga sudah sering ketemu.

” Pak Prabowo dan Pak Jokowi itu sudah jauh move on, saling beropelukan, saling tertawa, dan naik. Belum lagi pertemuan mereka yg tidak diberitakan dan berbicara yang substantif. Belum lagi pertemuan antar Tim inti mereka. Masa Anda msh mau saling bermusuhan. Jagalah NKRI,” jelasnya.

Memang jelang Pilpres 2019 banyak juga juga isu bersliweran. Termasuk munculnya nama-nama cawapres dari kelompok Islam yang dianggap cocok mendampingi Jokowi. Menurut Mahfud masyarakat tidak perlu terjebak pada sosok yang dianggap sebagai bagian dari kelompok Islam.

“Kawan, Anda juga jangan terjebak pada isu pengajuan tokoh sebagai calon kelompok Islam, padahal ybs tidak punya basis sosial Islam, tak paham Islam, dan tdk lbh Islami daripada yg hendak dilawankan. Islam itu rahmat bagi alam, damai, bersahabat, terbuka thd perbedaan, ”
jelasnya

” Maksud sy, kalau mendukung orng ya dukunglah krn konsep dan integritasnya. Tapi kalau mau mendukung krn agama, ya, dukunglah yg memang betul2 mengerti agama, bkn yg hny menjadikan agama, ulama, dan umat sbg tunggangan dan berbau radikal. Pd-hal, misalnya, salat sj “tdk”.”

Menurutnya ketidakharmonisan masyarakat di media sosial lebih disebabkan karena orang belum mampu memahami persoalan ini dengan utuh, sehingga terpancing oleh permainan buzzer.

” Kawan, hati2 jugalah thd pengadu domba yg mengorganiasir diri dlm kelompok buzzer. Mereka berbagi peran, yg separuh pura2 mendukung dan memuja si A, yg separuhnya pura2 mendukung dan memuja B. Lalu memancing emosi kita utk ikut dan saling bertengkar. Tertawalah mereka, ” terangnya.

” Akhirnya, Kawan. Pilpres itu hanya untuk memilih pemimpin kita selama lima tahun, rugi kalau hanya karena itu kita bermusuhan untuk selamanya. Rugi NKRI ini jika kita tak dewasa-dewasa juga. Tabik, “tandasnya. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.