Sabtu, 27 April 24

Biadab! KKSB Sekap dan Perkosa Guru di Papua

Biadab! KKSB Sekap dan Perkosa Guru di Papua
* Kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB)

Papua, Obsessionnews.com – Biadab! Terjadi penyekapan terhadap para guru dan tenaga medis yang bertugas di Mapenduma oleh kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kogeya sejak 3 Oktober hingga 17 Oktober 2018. Demikian laporan yang diterima Kapendam XVII/Cend Kolonel Inf Muhammad Aidi dari jajarannya.

“Salah seorang korban berinisial MT (perempuan) memberikan keterangan kepada kami terkait Kejadian penyekapan dan pemerkosaan terhadap Tenaga Guru dan Tenaga Kesehatan di distrik Mapenduma Kabupaten Nduga, Papua,” kata Kapendam saat dikonfirmasi media, Senin (22/10/2018).

Sebagaimana dilaporkan MT, mereka adalah rombongan pertama yang masuk ke Distrik Mapenduma pada Rabu (3/10), bersama-sama dengan 3 rekan lainya: EL (guru SD) suku Flores, LY (guru SMP) suku Toraja dan FN (guru SMP) suku Paniai. Mereka ditugaskan oleh Dinas Pendidikan Kab. Nduga untuk memberikan pelayanan pendidikan di Distrik Mapenduma.

Pada saat mereka tiba di Bandara Mapenduma. MT bersama 3 rekannya disambut dan dikepung oleh Pok KKSB lengkap dengan senjata api berbagai jenis. Setelah pesawat jenis Caravan yang ditumpangi MT dan rekan-rekanya meninggalkan Bandara Mapenduma, Pimpinan dari KKSB mengambil alih pasukan.

Kemudian, Pok KKSB tersebut mengumpulkan dan melakukan pemeriksaan dan penggeledahan terhadap MT dkk. “Mereka menyita HP dan KTP. Kami tidak tahu persis berapa jumlah mereka tapi kami perkirakan di atas 20 orang,” kisah MT.

Setelah dikumpulkan dan dilakukan pemeriksaan MT bersama rekannya diarahkan oleh Kepala Sekolah untuk tinggal di perumahan guru. MT pun menempati sebuah rumah bersama 2 orang temannya. Pimpinan KKSB menyampaikan bahwa tenaga guru dan tenaga kesehatan tidak boleh keluar rumah sebelum acara KKSB di distrik Mapenduma selesai. Tidak diketahui acara apa yang dimaksud.

MT menyampaikan bahwa Sekitar 1 minggu (lupa hari dan tanggalnya) semenjak mereka disekap. Suatu malam sekitar pukul 00.30 wit telah datang ke tempat tinggal sdri MT anggota KKSB sebanyak 7 orang yang tidak dikenal dengan cara mencongkel jendela belakang rumah dan masuk ke dalam rumah yang ditempati sdri MT dan 2 orang temannya.

Anggota KKSB berjumlah 7 orang masuk ke rumah, mereka langsung memadamkan listrik rumah dan pada saat itu dalam kondisi hujan deras, MT dan teman-temannya sudah berupaya berteriak dan meminta pertolongan karena merasa takut, namun tidak ada yang mendengar.

“Kami diancam dengan todongan senjata dan diperkosa secara bergilir oleh 5 orang dari 7 anggota KKSB tersebut,” kisahnya pula.

Sekitar Pukul 03.30 WIT Anggota KKSB baru meninggalkan rumah. Pada pagi harinya MT melaporkan kepada kepala sekolah apa yang telah dialami semalam bersama temanya di rumah guru tempat mereka disekap.

Setelah kejadian tersebut para guru dan tenaga kesehatan dikumpulkan dan diungsikan ke perumahan Puskesmas Distrik Mapenduma. Dimana di tempat tersebut sudah ada yang lain dengan rincian Guru SMP sejumlah 6 orang, Guru SD sejumlah 3 orang, dan Tenaga Kesehatan perempuan sejumlah 4 orang, sedangkan Saya bertiga dengan teman. “Jadi, jumlah seluruhnya 16 orang,” lanjut MT.

Setelah berselang 1 minggu tepatnya pada Kamis (18/10), para tenaga guru dan tenaga kesehatan dipulangkan menuju Wamena dengan dikawal oleh KKSB lengkap dengan senjatanya sampai ke Bandara Mapenduma.

Sebelum mereka naik pesawat pimpinan KKSB mengancam akan membunuh semua tenaga guru dan tenaga kesehatan apabila ada yang melapor ke pihak Aparat Keamanan.

“Sesusai dengan data yang kami himpun, pelaku penyekapan adalah KKSB Pimpinan Egianus Kogeya, yang bersangkutan masih hubungan keluarga dengan almahrum Kelly Kwalik pelaku penyanderaan terhadap tim Lorentz tahun 1995/1996 di Mapenduma,” tutur Kapendam.

Kelompok Egianus Kageya juga adalah pelaku penembakan pesawat dan pembantaian terhadap masyarakat sipil termasuk anak kecil di Nduga beberapa waktu lalu.

Ditanya tentang langkah-langkah dilakukan aparat keamanan menyikapi kasus ini, kapendam menyatakan aparat keamanan pasti akan melakukan tindakan, namun mekanismenya tidak perlu disampaikan ke publik.

“Kan Pangdam dan Kapolda sudah membentuk Satgas Penegakkan Hukum (Satgas Gakkum). Hal ini demi menjamin kepastian dan kewibawaan hukum di wilayah kedaulatan NKRI,” jelas Kapendam.

Menurutnya, kelakuan KKSB ini adalah tindakan keji dan biadab yang tidak berprikemanusiaan. Para korban adalah pekerja sosial, yang rela meninggalkan kampung halaman dan keluarga demi untuk mensejahterahkan dan memajukan masyarakat pedalaman Papua. “Tapi justru mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi,” sesalnya. (Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.