Jumat, 17 Mei 24

Muslim Cina Tak Seberuntung di Indonesia

Muslim Cina Tak Seberuntung di Indonesia
* Festival minum bir saat bulan Ramadhan di Xinjiang, China.

Beijing, Obsessionnews – Beruntunglah kaum muslim yang berada di Indonesia. Setidaknya di bumi pertiwi, umat Islam dapat melaksanakan ibadah puasa tanpa ada tekanan dari pemerintah. Tidak seperti dialami muslim yang berdomisili di negeri Cina, dimana mereka harus berhadapan dengan penguasa.

Sebagaimana dilansir dari reuters.com, Di awal Ramadan lalu, pemerintah Cina mengadakan festival bir di sebuah desa, daerah Niya, selatan Xinjiang. Padahal mayoritas penduduk adalah muslim Uyghur yang telah mendiami wilayah tersebut selama berabad-abad.

Partai Komunis di Negeri Tiongkok terkenal sangat getol mempengaruhi warganya terhadap ajaran Islam. Situs pemerintahan Niya memperlihatkan Festival Bir dibuka pada tanggal 15 Juni 2015 yang dihadiri oleh lebih dari 60 petani muda dan penggembala.

Selain itu, dapat dilihat pula wanita menari di atas panggung dan para pria berusaha menghabiskan bir kurang dari satu menit. Pemerintah Niya juga menjanjikan hadiah berupa uang sebesar US$161, atau sekitar Rp2,1 juta, bagi para pemenang kompetisi bir ini.

“Tujuannya adalah menggunakan budaya modern untuk mencerahkan kehidupan budaya desa, mengisi ruang bagi promosi agama yang ilegal dan menjamin desa ini agar terus stabil dan harmonis,” bunyi situs resmi pemerintahan Niya.

Dilxat Raxit, juru bicara kelompok Uyghur Congress, menyayangkan adanya acara tersebut. “Ini adalah provokasi langsung kepada agama Islam,” ujarnya dalam email yang diterima reuters.com.

Masih di wilayah Xinjiang, dianulir dari pri.org, tepatnya Urumqi, pemerintah daerah setempat meluncurkan video pendek berisi propaganda pada bulan ini dengan tema “Melawan Ekstremis”. Satu dari 10 film berjudul “Puasa” (www.hongshannet.cn), menceritakan tentang seorang gadis muslim yang diperintahkan ayahnya untuk berpuasa setelah merayakan ulang tahunnya yang ke sepuluh. Si gadis itu pingsan ketika berada di sekolag dan harus masuk kerumah sakit karena kekurangan nutrisi. Film berdurasi enam menit itu berakhir dengan adegan sang ayah meminta maaf dan memberi makanan kepada anaknya.

Partai Komunis Cina menyatakan semua hal diatas dilakukan untuk melindungi kepercayaan dan agama. Namun realitanya, pengekangan kegiatan agama masih sering terjadi di negeri pimpinan Xi Jinping itu. Sebanyak 20 juta warga Cina adalah muslim. Hanya sebagian kecil dari jumlah tersebut termasuk dalam kelompok Uyghur. (Yusuf IH)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.