Yogyakarta, Obsessionnews.com – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, tak pernah kenal berhenti berinovasi. Kali ini lima mahasiswa Fakultas Teknik (FT) membuat inovasi teknologi alat peringatan dini (EWS) banjir yang bersifat interaktif. Pengembangan alat bertujuan untuk meminimalkan dampak banjir.
Mereka adalah Asri Nur Latifah, Suryo Prakoso Putra, Zufar Amanulah M, Toga Ardian S, dan Shalahuddin Al-Ayubi. Mereka mengembangkan sebuah sistem deteksi dini banjir berbasis Internet of Things (IoT). Sistem IoT ini menghubungkan peralatan EWS dengan aplikasi yang ada pada smartphone bernama iFeel.
“Aplikasi ini terhubung dengan peralatan EWS yang ditempatkan di daerah rawan banjir. Kemudian melalui peralatan tersebut akan mengirimkan informasi secara realtime mengenai kondisi ketinggian air di beberapa titik yang terdapat peralatan iFlee,” kata Suryo seperti dikutip dalam siaran pers Humas UGM, Selasa (14/6/2016).
Apabila ketinggian air mencapai kisaran tertentu pada aplikasi, maka alat akan mengirimkan informasi kepada warga berupa peringatan dini di sekitar alat terpasang. Informasi yang dikirim berupa SMS dan notifikasi pada aplikasi berbentuk animasi.
Peralatan yang dikembangkan berupa perangkat keras yang terdiri atas sensor, mikrokontroler dan juga modul GSM. Sementara untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik mereka menggunakan panel surya yang pada akhirnya energinya akan disimpan ke dalam bentuk power bank.
“Trial project aplikasi iFlee akan diterapkan di Jakarta yang merupakan daerah rawan bencana banjir,” tutur Suryo.
Aplikasi iFlee memiliki fitur-fitur pendukung dalam hal tracking dan mapping yang berfungsi sebagai media pertama dalam usaha tanggap bencana. Sebagai jembatan komunikasi aplikasi iFlee bekerja dengan real time server yang terintegrasi dengan BMKG dan BNPB, sehingga aliran informasi menjadi lebih cepat dan valid. Aplikasi ini juga terdapat menu detail yang berguna untuk melihat kerugian yang ditimbulkan akibat banjir.
“Aplikasi ini tak hanya mendeteksi ketinggian air saja namun juga dapat digunakan untuk mendeteksi ketinggian lahar dingin,” tandasnya. (arh, @arif_rhakim)