Sabtu, 27 April 24

LaNyalla Sesalkan Polisi Tembaki Para Suporter di Stadion Kanjuruhan dengan Gas Air Mata

LaNyalla Sesalkan Polisi Tembaki Para Suporter di Stadion Kanjuruhan dengan Gas Air Mata
* Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti (berbaju batik). (Foto: lanyallacenter.id)

Obsessionnews.com –  Arema FC selaku tuan rumah gagal memetik kemenangan saat menjamu Persebaya dalam laga lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (1/10/2022). Dalam pertandingan sepak bola ini Arema kalah 2-3.

Baca juga:

Tragedi Stadion Kanjuruhan, YLBHI: Negara Harus Bertanggung Jawab atas Jatuhnya Korban Jiwa

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Kapolda Jatim: 127 Orang Meninggal Dunia

Setelah pertandingan kemudian terjadi kericuhan. Ribuan Aremania mengamuk di dalam dan di luar stadion karena tim kesayangan mereka takluk dari Persebaya.

Peristiwa ini dikabarkan menyebabkan lebih dari orang meninggal dunia.

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyesalkan pola penanganan terhadap para suporter yang turun ke stadion oleh polisi dengan menghajar dan menembaki gas air mata, sehingga terimbas kepada penonton yang ada di tribun.

Akibat kepanikan massal dan dampak dari gas air mata, ratusan orang berdesakan yang ingin keluar dari tribun menjadi korban.

“Larangan penggunaan gas air mata itu telah diatur FIFA dan tertuang pada Bab III tentang Stewards, pasal 19 soal Steward di pinggir lapangan. Jelas ditulis; Dilarang membawa atau menggunakan senjata api atau gas pengendali massa,” kata LaNyalla yang sedang kunjungan kerja di Jawa Timur dalam keterangan tertulisnya, Minggu (2/10/2022).

Mantan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) ini juga menilai hal itu membuktikan lemahnya koordinasi. Padahal sebelum match, pasti ada rapat koordinasi pengamanan antara Panpel dengan Kepolisian.

“Entah apa alasan yang membuat polisi menembakkan gas air mata ke tribun, sehingga membuat kepanikan massal,” tandas LaNyalla.

Menurutnya, strategi evakuasi yang utama adalah mengamankan pemain, dan itu sudah dilakukan.

“Selanjutnya tinggal mencegah penonton melakukan perusakan atau saling serang antara dua kubu. Sambil semua pintu keluar dan jalur evakuasi dibuka untuk pengosongan stadion,” katanya.

Senator asal Jawa Timur itu menambahkan, pengosongan tribun dengan menembakkan gas air mata, jelas menyalahi aturan FIFA.

Dunia sepak bola tanah air berduka. Ratusan pendukung Arema meninggal setelah terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang. Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menyebut peristiwa ini menjadi catatan kelam sepak bola nasional.

LaNyalla yang turut berdukacita atas peristiwa tersebut, meminta semua stakeholder sepak bola nasional melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kerusuhan sepak bola memang pernah terjadi. Tapi kejadian di Kanjuruhan ini sangat luar biasa, karena jumlah korban sangat besar. Sebuah catatan kelam bagi persepakbolaan nasional, bahkan dunia. Saya prihatin dan menyesalkan kenapa hal itu harus terjadi,” ujarnya.

Sebelumnya Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta mengatakan kerusuhan pecah usai pertandingan Derby Jawa Timur yang mempertemukan Arema Malang dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Kerusuhan dipicu kekalahan tim tuan rumah Arema Malang.

Peristiwa ini dikabarkan membuat 129 orang meninggal dunia, di antaranya 2 anggota polisi. Diketahui 34 orang meninggal di stadion dan lainnya meninggal rumah sakit. (red/arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.