Kebakaran Depo Pertamina Tewaskan 17 Orang, Rumah yang Hangus Digeledah

Kebakaran Depo Pertamina Plumpang disoroti media asing. The Straits Tines, AFP dan lainnya. Warga menggeledah sisa-sisa rumah mereka yang hangus pada Sabtu (4/3/2023), setelah kebakaran depot penyimpanan bahan bakar tersebut yang menewaskan sedikitnya 17 orang, termasuk dua anak. Dilansir The Straits Times, tiga orang masih hilang setelah kebakaran Jumat (3/3/2023) malam di depot Perusahaan Energi Negara Pertamina Plumpang di Jakarta Utara. Pejabat Indonesia pada hari Sabtu menyerukan audit "semua fasilitas dan infrastruktur bahan bakar" di negara ini, laporan The Straits Times. [caption id="attachment_396654" align="alignnone" width="640"]
Seorang anak laki-laki berdiri di reruntuhan rumah yang terbakar di kawasan perumahan di dekat Depo Plumpang. (AFP,/TST)[/caption] Penduduk Indonesia menggeledah rumah yang hangus setelah kebakaran depot bahan bakar menewaskan 17 orang Enam puluh orang terluka, banyak yang luka bakar parah, sementara ratusan lainnya yang tinggal di daerah pemukiman dekat depot harus dievakuasi. “Itu dimulai dengan bau yang sangat kuat. Itu sangat kuat sehingga kami hampir tidak bisa bernapas,” kata Swastono Aji. “Kemudian kami meninggalkan daerah ini ketika tiba-tiba kami mendengar ledakan yang sangat keras.” Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengunjungi tempat kejadian pada hari Sabtu dan mengkonfirmasi bahwa 17 orang tewas dan 60 lainnya luka-luka. Dia menyarankan agar depo tersebut dipindahkan jauh dari lingkungan pemukiman. "Saya harap depo ini bisa direlokasi… jadi lebih aman dan kawasan ini ditata ulang sehingga memenuhi persyaratan lingkungan yang layak di ibu kota,” katanya kepada wartawan. Kapolri Listyo Sigit, yang juga ditemui di lokasi, mengatakan sedikitnya tiga orang masih hilang. Pejabat tinggi telah menyerukan penyelidikan atas penyebab kebakaran dan audit fasilitas energi negara setelah beberapa kebakaran baru-baru ini. "Setelah kami mengalami banyak kebakaran ... jelas bahwa kami harus mengaudit semua fasilitas dan infrastruktur bahan bakar, terutama tangki dan kilang," kata Sugeng Suparwoto, Ketua Komisi Energi DPR, kepada penyiar lokal Metro TV, Sabtu. Pada tahun 2021, kebakaran besar terjadi di kilang Balongan di Jawa Barat, yang juga dimiliki oleh Pertamina dan salah satu fasilitas terbesar di Indonesia. Depot yang sama mengalami kebakaran pada tahun 2009 dan lagi pada tahun 2014 – ketika api menyebar ke 40 rumah di dekatnya. Tidak ada korban yang dilaporkan dalam kedua kasus tersebut. “Saya menginstruksikan Pertamina untuk segera mengusut kasus ini dan sekarang fokus membantu masyarakat. Harus ada evaluasi operasional ke depan,” kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam postingan Instagramnya, Jumat malam. Pagi hari setelah kobaran api, rumah-rumah yang bertumpuk di pagar kawat berduri fasilitas Pertamina ludes dan menghitam, dengan deretan mobil yang terbakar. Seorang anak berdiri di tengah puing-puing, mengamati lokasi yang hangus saat petugas darurat mengevakuasi salah satu korban tewas dalam kantong mayat. “Itu seperti bom;itu seperti kiamat mini. Itu tidak terbayangkan, ”kata Jamilul Asror, 45, seorang saksi, meminta pihak berwenang untuk memindahkan penduduk lebih jauh. “Pertamina gegabah. Depot ini terlalu dekat.” Benar-benar hancur Rekaman yang disiarkan pada Jumat malam menunjukkan orang-orang berteriak dan melarikan diri melalui jalan sempit dengan api menyala di langit di belakang mereka. Sebuah bola api terlihat melintasi cakrawala Jakarta utara dengan sirene meraung di latar belakang. Pihak TNI dan Pertamina mengatakan sedang menyelidiki penyebab tragedi tersebut. Kepala pemadam kebakaran dan penyelamatan Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan petugas pemadam kebakaran awalnya menerima laporan bahwa sebuah pipa meledak di depo. Kepala eksekutif perusahaan minyak dan gas, Mr Nicke Widyawati, mengatakan pasokan bahan bakar negara tidak terganggu. Penjabat Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan pemerintah akan membiayai pengobatan korban luka, banyak dari mereka masih dirawat di rumah sakit pada Sabtu. Palang Merah Jakarta Utara mengatakan 342 orang telah dievakuasi dan empat tenda didirikan untuk para pengungsi. Ms Linda, seorang ibu dari satu, mengatakan dia telah kehilangan segalanya setelah melarikan diri hanya dengan pakaian di punggungnya dan keluarganya. “Saya tidak bisa pulang karena sudah hancur total,” katanya kepada Metro TV. "Aku bahkan tidak tahu di negara bagian mana, dan aku tidak tahu ke mana harus pergi sekarang." (AFP/Red)
