Jumat, 26 April 24

Jokowi Tepis Isu Anak Singapura

Jokowi Tepis Isu Anak Singapura
* Presiden Jokowi berbincang dengan warga usai meresmikan beroperasinya KA Minangkabau Ekspres, di Bandara Minangkabau, Padang Pariaman, Senin (21/5/2018).

Padang, Obsessionnews.com Presiden Jokowi menjawab isu yang menyebut dirinya sebagai anak Ang Hong Liong, warga negara Singapura keturunan China. Presiden Jokowi mengatakan, dirinya harus menjawab hal ini karena nanti bisa kemana-mana. 

“Bapak saya dari Kabupaten Karanganyar, ibu saya dari kabupaten Boyolali. Orang desa semuanya,” ungkap Presiden Jokowi di sela-sela peresmian beroperasinya Kereta Api (KA) Minangkabau Ekspres, di Padang Pariaman, Sumbar, Senin (21/5/2018).

Tidak hanya itu, Jokowi juga menjawab isu menyangkut dirinya PKI. “Saya lahir tahun 1961, PKI itu dibubarkan 1965. Artinya saya masih balita, masih umur 3,5 tahun. Kan enggak mungkin ada balita PKI. Logikanya enggak masuk,” ujar Presiden.

Orang tuanya, lanjut Presiden, sekarang gampang dicek, sangat mudah. Ia menyebut Muhammadiyah ada cabang di Solo, NU ada cabang di Solo, PERSIS ada cabang di Solo, Al Irsyad  saat ada cabang di Solo, Parmusi ada cabang di Solo. Semua ormas ada cabang di Solo.

“Tanyakan saja di masjid di dekat rumah saya. Siapa orang tua saya, siapa kakek nenek saya, siapa saya gampang banget,” ujarnya Presiden.

Menurut Presiden, kalau isu-isu seperti ini diterus-teruskan, ini jadinya tidak produktif.

Harusnya, lanjut Presiden, kita konsentrasi membangun infrastruktur, bandara, bangun kereta api, jalan tol, hingga membangun SDM.

Tapi, Presiden menilai, energi kita habis untuk menjawab hal-hal seperti ini tapi ya harus saya jawab. Sementara kalau dirinya tidak menjawab nanti kemana mana.

“Mestinya kita ini kita ini husnul tafahum bukan suul tafahum. Kalau suul tafahum itu gampang menduga, gampang berprasangka jelek, gampang berprasangka buruk, melihat sesuatu dengan pikiran negatif,” kata Presiden.

Oleh sebab itu, Presiden Jokowi mengajak semua pihak untuk selalu berpikir positif, bekerja secara produkif, sehingga ketertinggalan bangsa kita ini dari negara tetangga bisa dikejar bersama-sama. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.