Sabtu, 27 April 24

Jokowi: Indonesia Takan Maju Jika Rakyat Tak Nikmati Listrik

Jokowi: Indonesia Takan Maju Jika Rakyat Tak Nikmati Listrik
* Presiden Jokowi menyampaikan pidato pada Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI, di kompleks parlemen, Jakarta.

Jakarta, Obsessionnews.com – Presiden Jokowi menegaskan, masih banyak pekerjaan yang harus dituntaskan. Masih banyak janji kemerdekaan yang harus ditunaikan. Ia mengajak untuk jujur mengakui bahwa tidak mungkin bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, kalau rumah-rumah rakyat di seluruh pelosok Nusantara tidak menikmati aliran listrik.

“Tidak mungkin kita menjadi negara yang kompetitif ketika biaya logistik mahal. Tidak mungkin kita menjadi Poros Maritim Dunia, kalau tidak mempunyai pelabuhan-pelabuhan yang menjadi tempat bersandar kapal-kapal besar yang mengangkut produk-produk kita,” tegas Presiden Jokowi pada Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI, di Gedung Nusantara, MPR/DPR/DPD, Jakarta, Rabu (16/8/2017).

Ditambahkan Presiden, kita juga menghadapi tantangan untuk terbebas dari jebakan sumber daya alam. Ia menyebutkan, setelah selesainya booming migas di tahun 1970an, selesainya booming kayu di tahun 1990an, era booming mineral juga telah berakhir. Bahkan beberapa komoditas lainnya merosot tajam. Karena itu kita harus berubah.

“Kita harus menyelesaikan semua masalah secara cepat. Itu artinya kita juga harus membuat garis tegas. Kita tidak boleh ragu menjaga kedaulatan kita, menjaga laut kita, menjaga perbatasan kita, menjaga sumber daya alam kita” tegas Presiden Jokowi.

Kepala Negara menegaskan, kita harus berani melawan pencurian sumber daya laut kita, berani menenggelamkan kapal ilegal untuk melindungi nelayan, dan harus berani menjaga setiap jengkal bumi pertiwi untuk kemakmuran rakyat.

“Kita berani bubarkan Petral. Kita berani alihkan subsidi untuk hal-hal yang produktif. Kita tegas menyatakan perang pada bandar-bandar Narkoba yang merusak masa depan generasi muda kita. Kita harus tegas menghadapi infiltrasi ideologi seperti ekstrimisme, radikalisme, terorisme yang merusak sendi-sendi negara kita,” kata Presiden Jokowi.

Menurut Kepala Negara, tidak ada halangan bagi Indonesia untuk menarik garis tegas karena kita berpegang teguh pada Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Kita berani bersikap tegas karena kita memiliki Pancasila sebagai dasar negara, ideologi bangsa dan jiwa kita semua.

“Pancasila adalah pemersatu kita semua, yang harus dihayati, diamalkan, dan harus menjadi ideologi yang bekerja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Kepala Negara.

Untuk itu, lanjut Presiden Jokowi, Pemerintah mengambil inisiatif membentuk Unit Kerja Presiden untuk Pembinaan Ideologi Pancasila atau UKP-PIP, yang mendapatkan tugas melakukan pembinaan ideologi kepada seluruh elemen rakyat, termasuk generasi muda, penerus masa depan bangsa. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.