Para staf di kantor Google seluruh dunia melakukan serangkaian aksi mogok sebagai protes terkait perlakuan perusahaan tersebut terhadap kaum perempuan. Aksi protes ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Para karyawan menuntut beberapa perubahan tentang cara perusahaan menangani berbagai tuduhan pelanggaran seksual, termasuk diantaranya seruan untuk mengakhiri penengahan paksa.
Kepala eksekutif Google Sundar Pichai mengatakan kepada stafnya bahwa ia mendukung hak mereka untuk melakukan aksi tersebut.
“Saya memahami begitu banyak kemarahan dan kekecewaan yang Anda rasakan,” sebutnya dalam surat elektronik yang ditujukan pada para karyawan.
“Saya merasakannya juga, dan saya sepenuhnya berkomitmen mengambil langkah menangani masalah yang sudah berlangsung terlalu lama di lingkungan kita dan di Google juga.”
Kemarahan di perusahaan itu merebak dalam seminggu terakhir, setelah salah seorang eksekutif menerima uang pesangon senilai US$90 juta atau sekitar Rp1,3 triliun saat ia mengundurkan diri dari perusahaan tersebut.
Meskipun pihak Google menganggap dugaan pelecehan seksual yang diarahkan kepadanya cukup ‘kredibel’, Andy Rubin, yang dikenal sebagai ‘pencipta’ sistem operasi ponsel Android, menyangkal tuduhan tersebut.
Pada hari Selasa (30/10), seorang eksekutif yang bekerja di bagian lab riset dari perusahaan X, juga mengundurkan diri. Richard DeVaul dikatakan melakukan pelecehan terhadap seorang perempuan yang baru-baru ini diwawancarai untuk sebuah jabatan yang nantinya berada di bawah DeVaul.
DeVaul sendiri belum mengomentari hal ini sejak pengunduran dirinya, namun pernah menyebut insiden itu sebagai ‘kekeliruan menilai situasi’.
Pichai mengungkapkan kepada stafnya, setidaknya ada 48 karyawan dipecat dan tidak menerima pesangon karena melakukan pelecehan seksual. Ia mengaku laporan yang dimuat media New York Times ‘sulit dibaca’.
“Saya pikir aksi ini akan mendorong kantor-kantor Google lainnya melakukan tindakan serupa. Karyawan, baik perempuan atau laki-laki, tidak hanya menyaksikan dengan duduk-duduk atau saling berkomentar atau berbagi email, tapi melakukan aksi.”
Tahun lalu, karyawan Google dengan lantang menentang kerjasama perusahaan tersebut dengan Departemen Pertahanan AS, yang berencana menyasar pasar Cina.
Koalisi Pekerja Teknologi, sebuah kelompok advokasi yang berbasis di San Francisco, mengatakan demo yang terjadi hari itu hanyalah satu dari berbagai permasalahan yang harus disampaikan ke perusahaan teknologi itu.
“Kami berdiri dalam solidaritas dengan para pekerja Google,” kata juru bicara kelompok tersebut.
“Sudah jelas para eksekutif tidak akan melakukan ini untuk kami, jadi kami mengambil tindakan sendiri.” (BBC)
Sumber: bbc.com