Sabtu, 27 April 24

Ilmuwan Perempuan Masih Terbilang Minim

Ilmuwan Perempuan Masih Terbilang Minim
* Yosi Agustina Hidayat.

Bandung, Obsessionnews – llmuwan merupakan salah satu profesi yang sering dikaitkan dengan pekerjaan pria.

Padahal, perempuan juga memiliki kemampuan yang sama, bahkan lebih baik. Sayangnya, jumlah wanita yang menempuh pendidikan tinggi hingga program doktoral sangatlah sedikit.

Keprihatinan atas fenomena ini menjadi alasan L’Oréal Indonesia meluncurkan tiga buah program untuk mendukung regenerasi peneliti perempuan di Indonesia, yang disosialisasikan pada Selasa (12/04/2016) di Auditorium IPTEKS Campus Center (CC) Timur Institut Teknologi Bandung, mulai pukul 10.30 – 12.30.

Acara yang difasilitasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) ITB ini merupakan kerja sama antara L’Oréal Indonesia dan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Acara yang bertajuk “Regenerasi Perempuan Peneliti untuk Indonesia yang Lebih Baik” ini sekaligus menandai dimulainya kegiatan dari L’Oréal Science Projects, fellowship program untuk peneliti perempuan yang sudah diadakan sejak tahun 2004 yaitu; L’Oréal-UNESCO for Women in Science (FWIS), sebuah program untuk perempuan peneliti muda yang mendedikasikan karir untuk mengembangkan inovasi ilmiah dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dari Indonesia; L’Oréal Sorority in Science (SIS), sebuah program yang menargetkan mahasiswa yang membutuhkan dana untuk belajar atau memilih sains sebagai karir masa depan; dan L’Oréal For Girls in Science (LGIS), sebuah program yang menargetkan siswi SMA agar tertarik untuk memilih sains sebagai jurusan dan karir di masa depan.

Untuk memberikan gambaran lebih detil bagi puluhan wanita yang menghadiri acara ini, acara dilanjutkan dengan bincang-bincang yang menghadirkan Dr. Fenny M. Dwivany, Ph.D (L’Oréal FWIS 2006 Fellow), Dr. Eng. Yosi Agustina Hidayat S.T., M.T. (L’Oréal FWIS 2013 Fellow), dan Dr.rer.nat. Aluicia Anita Artarini (L’Oréal FWIS 2015 Fellow).

FWIS menerima puluhan proposal bertemakan life sciences dan material sciences setiap tahunnya, karya dari para peneliti dan ilmuwan wanita yang berusia di bawah 40 tahun dan sudah mengenyam jenjang doktoral, atau sedang menempuh jenjang doktoral.

Namun, tema ini tidak membatasi para ilmuwan dan peneliti yang menekuni bidang lain, seperti Yosi contohnya. Wanita yang merupakan dosen Program Studi Teknik Industri ITB ini mengajukan proposal mengenai aplikasi rantai Markov pada kasus diabetes mellitus di Indonesia, yang berfokus pada bidang management science. Singkatnya, proposal dari berbagai latar belakang ilmu dapat menjadi pemenang, asalkan berkaitan dengan life sciences maupun material sciences. (Dudy Supriyadi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.