Jumat, 26 April 24

Ikhtiar Kiai Ma’ruf Demi Stop Konflik dan Wujudkan Perdamaian

Ikhtiar Kiai Ma’ruf Demi Stop Konflik dan Wujudkan Perdamaian
* Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 KH Ma’ruf Amin saat wawancara dengan awak media di Tasikmalaya. (Foto: Timses).

Tasikmalaya, Obsessionnews.com – Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 KH Ma’ruf Amin menyatakan bahwa ikhtiarnya menjadi pendamping Jokowi pada Pemilu 2019 bukan karena ambisi mengejar kekuasaan. 

Ma’ruf menegaskan, keputusannya menjadi cawapres dilandasi keinginannya berperan dalam menghentikan berbagai konflik sekaligus membangun perdamaian.

Menurut Ma’ruf, salah satu tokoh dunia yang menginspirasinya adalah John F Kennedy. Presiden ke-35 Amerika Serikat yang kondang dengan inisial JFK itu dikenal sebagai salah satu pelopor perdamaian dunia.

“Itu kan orang yang ingin membangun perdamaian, menghentikan konflik. Nah saya tertarik orang seperti itu. Karena saya juga ingin seperti itu,” ujarnya dalam wawancara dengan awak media di Tasikmalaya, Minggu (21/10/2018) malam. 

Kiai yang akrab disapa dengan panggilan Abah itu mengunjungi Tasikmalaya untuk menghadiri peringatan Hari Santri 2018 dab Halaqah Alim-Ulama dan Silaturahmi Pengasuh Pondok Pesantren se-Jawa Barat, Senin (22/10). 

Sedangkan malam ini ketua umum nonaktif Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu bersilaturahmi dengan pengasuh dan santri Pondok Pesantren Mistahul Huda Tasikmalaya. Dalam kesempatan itu, Maruf memagikan 5.000 kitab Safinatun Najah ke santri Ponpes Miftahul Huda.

Ma’ruf juga menceritakan ketertarikannya pada film tentang perdamaian. “Bagaimana perjuangan, bagaimana menyelesaikan konflik, itu yang menjadi perhatian saya,” tuturnya. 

Selain itu, Ma’ruf juga mengaku terinspirasi tokoh-tokoh pendiri Nahdatul Ulama (NU). Di antaranya adalah KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahab Hasbullah.

Di luar itu, Ma’ruf juga masih membaca hadis fikih dan kitab-kitab tafsir. Menurutnya, fikih bisa memberi solusi atas berbagai persoalan. 

“Solusi fikih sering bisa menyelesaikan persoalan konflik yang terjadi. Selain itu tentu buku-buku politik, ekonomi,” tuturnya.

Sedangkan untuk kitab tafsir ada banyak yang menjadi referensi Ma’ruf. Antara lain Tafsir al-Jalalain karya Jalaluddin as-Suyuthi, kitab tafsir karya Syekh Nawawi al-Bantani yang juga leluhur Ma’ruf. “Banyak sekali,” sebutnya. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.