Jumat, 26 April 24

HMI Jangan Cuma Pinter Ngeritik, Gak Mampu Cari Solusi!

HMI Jangan Cuma Pinter Ngeritik, Gak Mampu Cari Solusi!
* Silaturahmi bersama ketua Badko HMI se-Indonesia

Pekanbaru, Obsessionnews – Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) demisioner, Muhammad Arief Rosyid Hasan, kesulitan kader HMI sebenarnya adalah mental block, yaitu tendensi budaya kader/organisasi yang menitikberatkan pada permasalahan, dan bukan solusi atas permasalahan.

“Budaya ini dapat menjerumuskan kita pada suatu permasalahan ke permasalahan secara makin dalam, tanpa kita mampu keluar darinya, apalagi menciptakan kondisi yang lebih baik,” tegas Arief dalam Surat Ketua Umum PB HMI Kepada Keluarga Besar HMI yang diterima Obsessionnews, Jumat (27/11/2015).

Dalam suratnya yang bertitel ‘Kongres Sebagai Forum Puncak Kaderisasi’ tersebut, Arief juga menuturkan, arah pengelolaan organisasi memang harus dibangun dari visi jangka panjang, namun juga harus diikuti dengan langkah-langkah jangka pendek yang terukur dan berdampak secara fundamental.

“Perubahan merupakan keniscayaan bagi organisasi, namun arah perubahan harus dikelola secara cermat, agar terjamin pencapaian dan keberlanjutannya,” tandas Ketua Umum PB HMI demisioner.

Kemudian, lanjutnya, upaya mengembalikan marwah intelektual HMI dengan menghidupkan lembaga riset Balitbang HMI dan lembaga-lembaga profesi HMI harus dilanjutkan dan diperluas. “Selain itu, gerakan sukarelawan dan pengabdian masyarakat juga perlu diperdalam dan digalakkan di tingkatan komisariat dan cabang,” paparnya.

Ia pun menambahkan, platform gerakan HMI Untuk Rakyat adalah kemestian untuk terus dilanjutkan ke seluruh level organisasi. “Jika kita menaruh percaya pada sistem pemerintahan yang demokratis, maka penyelamatan demokrasi paling ampuh adalah dengan melakukan pendampingan komunitas. Karena subyek di akar rumput inilah yang akan menentukan siapa yang akan mereka pilih untuk memimpin mereka!” serunya.

Arief berharap, segala pencapaian organisasi yang diperoleh pada periode kepengurusan HMI, agar dilanjutkan kebaikannya, dan disempurnakan jika ada yang keliru di dalamnya. Perbaikan dan penataan organisasi se-raksasa HMI tak bisa dilakukan hanya oleh satu kepengurusan.

“Perbaikan ini harus dilanjutkan di masa berikutnya oleh kawan-kawan yang memiliki integritas, tidak gemar berbuat cela, dan bersedia memegang amanah untuk menjaga organisasi,” imbaunya.

Menurut Arief, Kongres yang kini sedang berlangsung adalah cermin paling pas untuk mengukur wajah HMI. “Baik/buruknya proses dan hasil kongres akan menunjukkan kelayakan HMI untuk menyandang status sebagai organisasi elit dan memiliki pengaruh. Kepada saudara semua yang terlibat dalam Kongres ke-29 HMI di Pekanbaru sekarang, nasib organisasi ini sedang diserahkan,” terangnya.

“Dengan komitmen besar bertajuk HMI Untuk Rakyat, kami di kepengurusan PB HMI periode ini coba menerjemahkannya melalui berbagai aktifitas dan program. Kami tebalkan tekad untuk membangun suatu jembatan bagi kondisi HMI masa depan yang sedikit-banyak memiliki perbedaan dengan kondisi organisasi di masa yang sebelumnya,” jelas Arief.

“Cita-cita kita bersama untuk menata sistem perkaderan, pendanaan organisasi yang lebih mandiri, e-organization, diversifikasi wilayah pengabdian kader ke arah profesionalisme, kepemimpinan yang mengakar dan berwawasan, serta keseimbangan model gerakan HMI antara negara dan masyarakat, adalah gambaran masa depan postur HMI yang harus kita bangun,” tambahnya. (Saufi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.