Jumat, 19 April 24

Herianto, Dosen UGM Pelopor Printer 3D di Indonesia

Herianto, Dosen UGM Pelopor Printer 3D di Indonesia
* Herianto, dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dan pelopor mesin cetak tiga dimensi atau yang dikenal dengan printer 3D di Indonesia. (Foto: Humas UGM)

Yogyakarta, Obsessionnews.com – Hadirnya Revolusi Industri (RI) 4.0 membawa perubahan signifikan terhadap perkembangan teknologi dunia. Salah satunya adalah perkembangan mesin cetak tiga dimensi atau yang dikenal dengan printer 3D. Produk ini menjadi salah satu kunci zaman modern sekarang ini terutama dalam aspek physical layer, selain Advanced Robotic dan Augmented/Virtual Reality.

Berdasarkan Scopus, topik mengenai Printer 3D mulai muncul pada 1972 melalui sebuah dokumen berjudul 3d printing of the Bolsho? Medical Encyclopedia yang ditulis oleh I.P. Lidov dan A.M. Stochik. Empat puluh enam tahun kemudian topik mengenai Printer 3D menjadi perbincangan hangat. Scopus mencatat peningkatan drastis publikasi topik ini, yakni 1.376 publikasi terindeks pada 2018. Padahal pada 2010 hanya terindeks sebanyak sepuluh publikasi saja.

Printer 3 dimensi (3D).  (Foto: Humas UGM)

Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, mengembangkan riset mengenai Printer 3D sejak 2014 dengan inisiasi dari salah seorang dosennya, yakni Dr. Eng. Herianto, S.T., M.Eng. Heri, panggilan akrabnya,  berkolaborasi dengan para mahasiswa serta alumni UGM kala itu untuk mengembangkan Printer 3D sebagai salah satu pionir riset UGM.

“Jika berbicara mengenai robotika atau mobil listrik, kita mungkin sudah didahului kampus lain. Oleh karenanya untuk Printer 3D saya ingin UGM menjadi pelopornya,” tegas dosen Teknik Mesin dan Industri UGM ini, Selasa (26/2/2019).

 

Baca juga:

Mahasiswa UGM Kembangkan Lampu Darurat Hemat Energi

Harumkan UGM, Patriasia Sabet Gelar ‘Best Presenter’ di Malaysia

Wow…Keren! Sepatu Buatan Mahasiswa UGM Sabet Penghargaan di Seoul

Guru SMK se-Indonesia Ikuti Pelatihan 3D Printing di UGM

 

Awalnya Membeli Printer 3D Secara Impor

Dikutip Obsessionnews.com dari keterangan tertulis Humas UGM, Heri mengaku awalnya memulai dengan membeli produk Printer 3D secara impor. Dari barang itu ia bersama timnya membongkar untuk kemudian diteliti dan dipelajari tiap komponennya.

“Hasilnya dalam satu tahun kami berhasil membuat satu prototype awal Printer 3D karya kami sendiri,” ujarnya.

Beberapa tipe yang dikembangkan di antaranya jenis kartesian, delta dan scara.

“Ketiganya berbeda pada konstrusi mekanik dan kinematikanya. Tipe kartesian sendiri terdiri dari beberapa turunan seperti corexy, dan h-bot. Kami coba kembangkan apa pun yang dibutuhkan,” tuturnya.

Sementara itu saat ini riset tersebut sudah mencapai tahap produksi. Printer 3D karya Heri bersama timnya tersebut kini sudah dipakai oleh beberapa universitas, akademi, politeknik, SMK, serta beberapa UMKM.

“Sekarang sedang mengejar agar bisa membuat 1.000 mesin pertahun,” sebutnya.

Menurut Heri, target selanjutnya adalah agar produk ini bisa dipakai di rumah-rumah. Ia memperkenalkan proyek yang disebutnya dengan HALTech (Home As Laboratory Technology). Melalui proyek ini ia ingin membawa produk-produk dari RI 4.0 yang dikembangkannya ke rumah-rumah.

“Konsep HALTech adalah membuat adanya laboratorium di setiap rumah. Intinya rumah bisa menjadi tempat sumber inspirasi teknologi dan ilmu pengetahuan. Saat ini fokusnya adalah Printer 3D terlebih dahulu,” ungkapnya.

Heri berharap risetnya ini mendapat dukungan dari pemerintah. Pada 2018 lalu ia sudah diminta oleh Direktorat Pembinaan SMK untuk membina 50 SMK di Indonesia. Kali ini ia berharap untuk mendapat dukungan dari Kementerian Perekonomian, Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Tenaga Kerja agar produknya ini bisa menembus pasar.

“Melalui Printer 3D ini kami ingin menunjukkan bahwa ini adalah murni karya anak bangsa dan nantinya dimanfaatkan untuk kepentingan dan kemajuan Indonesia sendiri. Dengan demikian hal itu akan membuat UGM diakui sebagai nomor satu untuk Printer 3D di Indonesia. Syukur lagi jika bisa mencapai tingkat dunia,” pungkasnya. (ugm/red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.