Solo, Obsessionnews – Suasana sekitar tempat peristirahatan terakhir Muhammad Soeharto dan Fatimah Siti Hartinah atau Tien Soeharto nampak ramai pada Jum’at (25/9/2015) kemarin. Dua ratusan orang tumpah ruah memadati pelataran Astana Giribangun. Lantunan ayat suci Al Qur’an bersahutan menambah syahdu kawasan di tepi kota Surakarta, Jawa Tengah.
Mereka kebanyakan adalah anggota Majelis Rintihan Doa Ismul A’dzom Cianjur, Sukabumi, Jawa Barat. Para jamaah datang dari jauh demi haul meninggalnya Ibu Tien yang jatuh berdekatan dengan tanggal kelahiran mendiang.
Pimpinan majelis, Abah Syaefuddin, guru spiritual putra bungsu presiden kedua Indonesia mengatakan, kegiatan tahunan keluarga cendana ini sebagai bentuk penghormatan sekaligus mendoakan agar kedua suami-istri itu diterima disisi-Nya. Ia mendapat mandat langsung dari Tommy Soeharto selaku bakti anak kepada orang tua.
“Dengan tujuan mendoakan mendiang, semoga beliau menempati surga Allah yang abadi,” ujar dia ketika disambangi obsessionnews.com.
Menurutnya, Tien Soeharto merupakan sosok Ibu bagi bangsa Indonesia yang patut diteladani. Kepatuhan, kesetiaan terhadap sang suami menjadi contoh bagaimana jati diri seorang wanita. “Misalnya saat pembangunan masjid, taman mini, beliau selalu mendukung pak Soeharto, ” terangnya.
Sifat lain yang patut dilihat ialah bakti Tien Soeharto kepada Soeharto. Dalam Islam, orang yang patuh terhadap suami haram dihisab oleh neraka. “Ibu Tien ini khusnul khatimah. Termasuk ahli surga pak,” imbuh Syaefuddin.
Sementara Sekretaris Jendral Himpunan Masyarakat Peduli Indonesia (HMPI), Tri Joko Susilo menilai ritual ke 20 kali ini mengingatkan akan perjuangan seorang Tien Soeharto saat menjadi Ibu Negara. Ibu Tien sebagai soko guru wanita Indonesia dianggap representasi tindak tanduk istri dan ibu yang baik.
Kedatangan Tri pun tak sekedar haul, namun juga meminta restu mengawal putranya, Tommy Soeharto yang sedang turun ke lapangan, sehingga mampu merubah kondisi bangsa ini.
“Tentunya ini bukan kerja mudah. Pak Tommy orang besar, saya siapa. Perlu adanya kekuatan. Bukan berarti lewat makam ini. Tapi dengan saya ada berdoa, kita percaya Habluminallah Habluminannas, semoga HMPI ini bisa sesuai keinginan masyarakat,” jelas Tri tersenyum.
Baginya, Tien Soeharto tak hanya sosok seorang Ibu, tapi lebih pada sebuah benteng pelindung kearifan lokal nusantara. “Kearifan lokalnya apa? Beliau kemana-mana mencontohkan wanita dengan pakaian yang sopan,” imbuh dia.
Tak hanya itu, program-program buatan Tien layak diacungi jempol. Seperti pembuatan Taman Mini Indonesia Indah, Keluarga Berencana dan masih banyak lainnya.
Acara berlangsung sejak pukul satu siang hingga sore hari. Meski begitu para peserta telah berdatangan sejak pagi. Mereka semua berharap doa yang dipanjatkan dapat dikabulkan oleh Allah SWT. (Yusuf IH)