Jumat, 26 April 24

Gagasan Bung Karno Dikaji di Bandung

Gagasan Bung Karno Dikaji di Bandung

Bandung, Obsessionnews– Berlokasi di tapak heritage Rumah Bersejarah Inggit Garnasih Jl. Ciateul No 8 Bandung, Jumat malam,(30/9/2016) berlangsung peringatan yang digagas Khatulistiwa Muda.

Tajuknya, Tribute To Sukarno. Hadir dalam acara yang nuansanya menjejak pemikiran dan implementasi tokoh Proklamator RI Sukarno (Bung Karno), seperti Eka Santosa, Ketua DPRD Jabar 1999 – 2004 yang kini sebagai Ketua Umum Gerakan Hejo, Ren Muhamad, Khatulistiwa Muda, Tito, Cucu Inggit Garnasih, Bonnie Triyana Pimred Majalah Historia, Wisnu Nugroho, Pimred kompas.com, “Sukarnois” Candra Malik, Roso Daras sebagai Sukarnois, dan puluhan tokoh lainnya.

Ren yang akrab disapa Reno sebagai penggagas kegiatan ini menyatakan Saatnya generasi muda tak sekedar memajang gambar Sukarno tanpa makna mlainkan harus diselami dan diimplementasikan pikiran besarnya dalam hidup bernegara dan berbangsa.

“Sosok Sukarno begitu dihormati dunia internasional. Keterlaluan generasi muda, bila hanya tahu itu nama bandara,” katanya.

Sementara Eka Santosa (57) yang pada era 1970-an kala masih SMA di kota Banjar, Jawa Barat, pernah ditangkap aparat CPM setempat dan ditahan selama 20 hari gara-gara memakai kaos Sukarno, juga mendirikan Gerakan Marhaen.

Menurutnya, bila kini Walikota Bandung, Ridwan Kamil, memajang secara atraktif poster Sukarno di seputar alun-alun Bandung dan Gedung Merdeka Bandung,

”Disayangan bila pemasangannya tanpa makna. Justru sari pati pikiran besar Sukarno harus diwujudkan dalam kemadirian ekonomi, musyawarah mufakat dalam berdemokrasi, nilai-nilai kebangsaan, serta kebijakannya yang berorientasi kerakyatan. Jangan malah kebarat-baratan. Mana patung Ibu Inggit Garnasih, atau patung Mohamad Toha? Yang ada justru patung super hero, dinosaurus, dan patung sosok lelaki tak jelas di Jalan Dr. Cipto yang membingungkan, ” tandas Eka.

kaji-gagasan-bk

Dalam diskusi yang diselingi aneka pentas seni dari berbagai alianansi dan forum kemasyaraatan, Tito sempat mengungkapan keprihatinan.

”De Sukarnoisasi masih ada setelah di jaman Orba, walaupun bentuknya beda. Nah, soal gedung heritage Inggit Garnasih yang kni disokong Disparbud Jabar, inginnya ada penambahan lahan ke belakang. Itu dulu jaman Pak Karno tinggal di sini adalah kebun, sekarang dijadikan rumah orang. Kalau bisa dibebaskan untuk generasi muda masa datang, ” ucap Tito.

Terkait isyu de Sukarnoisasi, menurut Eka Santosa paling mudah bisa kita lihat soal misteri Super Semar, sampai sekarang masih belum jelas.

“Sepertinya, puluhan tahun ke depan soal ini masih penuh tanda-tanya. Masalahnya, naskah aslinya tak ditemukan. Ini mengherkan,” paparnya.

Ingin Mirip Sukarno
Menarik disimak pada gelaran diskusi sore itu, hadir Wisnu Nugroho yang disusul Candra Malik,  katanya person yang terakhir ini amat cinta terhadap gagasan besar Sukarno.

Tuturan Wisnu Nugroho di akhir diskusi ini, tampaknya amat diminati puluhan kalangan muda. Ia berkisah beberapa tahun menjalani tugas jusnalistik di istana negara.

“Hampir semua presiden ingin tampak seperti Sukarno. Mematut diri mulai cara berfoto, berbicara, juga pemilihan kata dalam pidato, sayang semua itu hanya  di permukaan saja. Gagasan besar Sukarno, hanya dicuplik kulit-kulitnya saja, ” cetusnya.

Lebih jauh menurut Wisnu Nugroho, fenomena memirip-miripkan Sukarno bisa kita amati hingga Pilkada Gubernur DKI saat ini.

“Lagi-lagi, itu hanya dipermukaan saja. Setelahnya, kita mengalami kekecewaan. Tetapi, sudahlah itulah fenomena Sukarno. Ia telah menjadi salah satu patokan berperilaku pemimpin, walaupun terbatas dalam konteks yang sempit. Inginnya tak seperti itu,” ujwrnya.

Alhasil, forum ini menurut budayawan Toto Amsar yang hadir pada sore itu.

“Mengagumkan, anak muda dari pelosok Nusantara hadir memperingati pada tanggal 30 Septemper. Pilihan tanggal ini pun sangat unik. Kita tahulah apa makna tanggal 30 September di negeri ini. Sedikitnya, semoga bisa melawan de Sukarnoisasi itu,” tandasnya.  (Dudy Supriyadi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.