Sabtu, 27 April 24

Fridtjof Nansen, Ilmuwan Pertama Penakluk Kutub Utara

Fridtjof Nansen, Ilmuwan Pertama Penakluk Kutub Utara
* Fridtjof Nansen.

Obsessionnews.com – Mesin pencarian Google hari ini membuat doodle khusus untuk merayakan ulang tahun ke-156 Fridtjof Nansen. Lalu siapa sebenarnya Fridtjof Nansen, pria Norwegia kelahiran 10 Oktober 1861, diketahui seorang ilmuwan yang gemar melakukan petualangan ke tempat-tempat ekstrem.

Pada penghujung abad ke-19, eksplorasi Kutub Utara yang belum terjamah menarik banyak pihak. Ialu berani memimpin ekspedisi untuk menjadi orang pertama yang berhasil mencapai Kutub Utara. Perjalanan untuk sampai kutub membutuhkan waktu lebih dari enam bulan, dengan bantuan anjing pelacak

Selanjutnya, pengalaman dan inovasi perlengkapan Nansen jadi acuan generasi-generasi berikutnya yang berniat mencapai Kutub Utara atau Selatan. Peraih gelar doktor bidang zoologi dari Royal Frederick University di Oslo ini sudah ahli main ski semenjak muda. Kemampuan tersebut banyak membantunya dalam eksplorasi kutub di kemudian hari.

“Dia belajar ski cross-country hingga sejauh 50 mil (80 km) dalam sehari dengan bekal minim, kadang hanya ditemani anjingnya,” tulis Google dalam laman penjelasan mengenai Google Doodle ulang tahun ke-156 dari Nansen, sebagaimana dirangkum KompasTekno, Selasa (10/10/2017).

Eksplorasi Fridtjof Nansen terhenti saat Perang Dunia pertama pecah pada 1914. Pada dekade kedua abad ke-20, setelah perang usai, ketertarikannya bergeser ke politik internasional dan isu-isu humanitarian.

Dia iba melihat nasib tawanan dan para pengungsi perang, lalu berinisiatif mengadakan konferensi internasional di Jenewa untuk membuat sebuah dokumen perjalanan bagi pengungsi yang tidak punya kewarganegaraan (stateless) agar bisa diterima di negara lain.

Dokumen tersebut lantas dikenal dengan nama Nansen Passport. Kesahihannya diakui oleh 52 negara.

Sebanyak 450.000 Nansen Passport dibagikan ke pengungsi. Awalnya ke para ekspatriat Rusia yang kewarganegaraannya dicabut Vladimir Lenin menyusul perang saudara di negeri tersebut, lalu kemudian melebar dan dibagikan pula untuk pengungsi dari Armenia dan Turki.

Nansen Passport kini sudah tidak dikeluarkan lagi. Namun, lembaga nasional dan supernasional seperti PBB tetap memberikan dokumen perjalanan kepada pengungsi dan orang tanpa kewarganegaraan, termasuk sertifikat identitas.

Usaha Fridtjof Nansen membantu orang-orang yang mencari rumah baru setelah perang ini membuatnya diganjar hadiah Nobel Perdamaian pada 1922. Fridtjof Nansen, sang ilmuwan petualang, diplomat, sekaligus humanis, tutup usia pada 13 Mei 1930.

Berita tentang sepak terjang Fridtjof Nansen menjadi tranding topik di mesin pencari Google. Berdasarkan penelusuran Obsessionnews.com, berita tersebut sudah dicari lebih dari 10.000 kali pada pukul 09.00 WIB. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.