Kamis, 25 April 24

Dirut PLN yang Baru Harus Paham Manajerial dan Energi

Dirut PLN yang Baru Harus Paham Manajerial dan Energi
* Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani. (Foto: Kementerian BUMN)

Jakarta, Obsessionnews.com – Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmi Radhi menilai padamnya listrik pada Minggu kemarin bukan disebabkan karena alam, melainkan karena sistem manajerial PLN yang tidak baik. Sebab, perusahaan sebesar PLN, kata dia, harus punya sistem manajerial yang komprehensif.

 

Baca juga:

Fahira Desak Komunikasi Krisis PLN Harus Diperbaiki

Pengamat: Dirut PLN Harus Paham Masalah Listrik

Potong Gaji Karyawan PLN untuk Pemberian Kompensasi Bisakah Dilakukan?

 

Hal itu terlihat dengan tidak kompetennya pemerintah dalam hal ini Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dalam mengurus PLN. Ia mempertanyakan mengapa sejak Direktur Utama PLN Sofyan Basir ditetapkan sebagai tersangka, Menteri Rini tidak segera menetapkan direktur difinitif, yang ada hanyalah Plt, yakni Sripeni Inten Cahyani.

“Jadi sudah ada tiga kali dirut Plt digonta ganti, terakhir ini belum ada seminggu. Ini kaya semacam arisan,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (8/8/2019).

Menurutnya tidak ada jalan lain untuk menyelesaikan persoalan ini agar tidak berkelanjutan, Menteri Rini harus segera menetapkan direktur difinitif. Orang dipilih kata dia, adalah orang yang paham manajerial, dan paham mengenai persoalan energi.

“Saya melihat jajaran direksi PLN ini sudah tidak sehat, maka perlu segera ditetapkan direktur difinitif. Pengambilan keputusan itu butuh waktu yang tepat. Dan Plt itu punya banyak keterbatasan,” jelasnya.

Diakui untuk mengelola energi listrik seluruh nusantara ini memang berat karena cakupannya sangat luas. Sementara sampai saat ini, persoalan listrik hanya diurus PLN. Adanya monopoli jaringan listrik di PLN ini, maka ia mengusulkan agar pasokan energi listrik ini tidak hanya diurus PLN, tapi juga oleh BUMN lain.

“Sektor strategis seperti listrik ini memang harus dikuasai negara karena ini amanat UU. Tapi mungkin perlu juga diamamatkan kepada BUMN lain, sehingga tidak terlalu berat. Selama ini kan listrik dimonopoli PLN,” jelasnya.

Namun, kata dia hal itu bisa dipikirkan nanti. Yang terpenting saat ini kata dia, adalah PLN bisa memperbaiki direksinya. Sehingga persoalan jaringan listrik ini bisa teratasi. Sebab, persoalan ini tidak bisa diatasi tanpa ada kebijakan strategis yang diputuskan oleh direktur difinitif. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.