Jumat, 3 Mei 24

Dewa Hubal, Kaum Musyrik, dan Ahlul Kitab

Dewa Hubal, Kaum Musyrik, dan Ahlul Kitab
* Para Jemaah haji mengelilingi Kabah. (Sumber foto: kemenag.go.id)

Nabi Isa AS adalah keturunan Ibrahim dari silsilah Siti Sarah, sedangkan Nabi Muhammad SAW  adalah keturunan Ibrahim dari silsilah Siti Hajar. Kita semua bersaudara dalam nilai-nilai langit. Persamaan nilai inilah yang membuat Muhammad tak segan-segan mengirim para sahabatnya hijrah ke Habasyah  dua kali, dengan pertaruhan sangat mungkin di antara sahabat-sahabatnya yang baru sedikit mengenal ajaran baru itu masuk Kristen. Benar saja, salah satu sahabat yang ikut hijrah bernama Ubaidullah bin Jahsyi, suami Ummu Habibah, kemudian masuk Kristen di Habasyah sampai akhir hayatnya. Sejarawan Mesir Muhammad Haekal berpendapat, Muhammad bukan tidak mempertimbangkan kemungkinan ada sahabatnya yang masuk Kristen saat hijrah ke Habasyah. Tapi, jika pun konversi itu terjadi, itu masih lebih baik dibanding mereka menyembah berhala.

Pertanyaannya, benarkah semua ahlul kitab saat Muhammad baru diangkat jadi nabi mengajarkan trinitas? Jawabannya tidak. Mari cermati dua catatan historis ini:

Pertama, di Makkah saat itu ada ahlul kitab yang mengakui kenabian Muhammad dan bertauhid murni pada Allah, yakni Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay Al-Quraisyi. Dia adalah penganut Nashrani, seorang imam Nestorian, sekaligus paman Khadijah, istri nabi. Waraqah mengakui kerasulan Muhammad saat Khadijah memberitahu pamannya soal wahyu pertama yang diterima suaminya itu.

Kedua, ketika umat Islam generasi pertama ditekan oleh Quraisy, Muhammad memerintahkan mereka dua kali hijrah ke Habasyah pimpinan Raja Najasyi. Raja Kristen ini menganut paham tauhid, mengakui bahwa Isa atau Yesus hanyalah seorang nabi, sekaligus melindungi kaum Muslim dari tekanan elit Quraisy. Bahkan, saking Najasyi berpegang pada ajaran tauhid yang diajarkan Nabi Isa AS, Allah SWT sampai memerintahkan Muhammad SAW melakukan salat gaib saat sang raja wafat. Jadi, salat gaib pertama dalam sejarah Islam justru dilakukan atas penganut Kristen.

Dari fakta di atas dapat disimpulkan bahwa ahlul kitab, baik Yahudi maupun Nashrani, di zaman Nabi terbagi dalam dua kelompok: Kelompok pertama bertauhid murni, kelompok kedua mengajarkan trinitas.  Menghadapi kenyataan itu, dengan sangat arif dan bijaksana Muhammad SAW tidak serta merta main pukul rata mengatakan semua ahlul kitab pasti kafir. Jika semua ahlul kitab sudah pasti kafir, berarti ketika hijrah ke Madinah, nabi berhijrah dari Makkah yang penuh orang kafir menuju Madinah yang juga penuh orang kafir.

Pages: 1 2 3 4 5 6 7

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.