Sabtu, 27 April 24

Dengan Tanaman Bonsai, Zudan Pertautkan Birokrasi dan Seni

Dengan Tanaman Bonsai, Zudan Pertautkan Birokrasi dan Seni
* Dirjen Dukcapil Kemendagri Prof Dr Zudan Arif Fakrulloh SH MH menyerahkan bakalan pohon yang sudah dibonsai kepada tamu undangan pada acara Deklarasi Rumah Bonsai Indonesia (RUBI) di kantor Ditjen Dukcapil, Jl Raya Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (5/10). (Foto: Korpri.id)

Jakarta – Bicara birokrasi berarti bertaut dengan seni mengelola sumber daya manusia. Seni dan birokrasi bahkan bisa dikawinkan atau dikolaborasikan.

Inilah tujuan Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, Prof Dr Zudan Arif Fakrulloh SH MH saat menggelar
Deklarasi Rumah Bonsai Indonesia (RUBI) di kantor Ditjen Dukcapil, Jl Raya Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (5/10/2017).

Menurut Zudan, dalam seni dan birokrasi itu ada kesamaannya, yaitu membutuhkan tata kelola atau manajemen.

Pekerjaan membonsai atau mengkerdilkan tanaman membutuh ketelitian, namun dekat dengan keindahan. Bonsai sebagai mahakarya adalah hasil kerja nyata melalui proses tata kelola berupa perawatan yang dilakukan dengan penuh ketekunan, kesabaran dan rasa cinta.

Ketika sudah menjadi mahakarya, nilai bonsai pun menjadi meningkat berkali-kali lipat.
“Inilah juga sebetulnya esensi dari tugas birokrasi. Melahirkan mahakarya pelayanan publik dengan proses tata kelola tadi. Kalau tidak dengan karya nyata mustahil menjadi mahakarya,” papar Zudan di hadapan hadirin yang terdiri para tamu undangan, aparatur sipil negara (ASN) termasuk Sesditjen Dukcapil I Gede Suratha dan para pejabat di lingkungan Ditjen Dukcapil Kemendagri.

Zudan yang juga Ketua Umum RUBI menjelaskan, esensi birokrasi sejatinya adalah “berkarya tanpa batas, berkreasi tanpa henti.”

Kalimat indah yang menjadi tagline RUBI ini sangat cocok bagi rekan pegawai negeri sipil. “Pekerjaan kita di birokrasi sebagai pelayan publik juga harus berkarya tanpa batas, dan berkreasi tanpa henti,” ucap Zudan memberi wejangan.

Zudan juga menyebut Bonsai sebagai seni yang membahagiakan dan mensejahterakan masyarakat. Sebab, merawat bonsai dengan sabar dan tekun juga mendatangkan kebahagiaan.

Dari sisi kesejahteraan jelas menguntungkan lantaran dimulai dari bahan pohon berharga murah, namun seiring dengan waktu harganya akan meningkat seiring dengan keindahan yang tercipta.

Tak heran, RUBI memiliki visi menjadikan Indonesia sebagai poros perbonsaian dunia, membahagiakan dan mensejahterakan anggota serta menciptakan lingkungan yang hijau dan bersahabat dengan alam.

Adapun budaya organisasi RUBI, menurut Zudan, adalah membangun kebebasan berkarya dan berekspresi, menghargai perbedaan, serta saling menghormati sesama anggota dan organisasi sejenis.(Korpri.id)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.