Surabaya, Obsessionnews – Sekitar 500 orang warga Madura yang menolak keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya, Senin (3/8/2015) berakhir ricuh. Pasalnya, aparat kepolisian telah menghadang para demonstran di akses pintu keluar Tol Suramadu sisi Surabaya.
Kericuhan bermula saat aparat kepolisian yang melakukan pengamanan atas demo tersebut dilempari massa dengan botol air mineral. Sempat dilakukan negosiasi oleh tim Polwan Polres Pelabuhan Tanjung Perak, namun tak membuahkan hasil.
Tak puas melempari polisi, massa pun membakar ban bekas sebagai luapan kekecewaan kepada KPU Surabaya. Akhirnya tim pengendalian masyarakat atau Dalmas Inti dengan unit satwa K9 diterjunkan, setelah jalan demo dianggap sudah tak dapat dikendalikan.
Dalam bentrokan tersebut, 4 demonstran yang tetap berlaku beringas, dengan melakukan penyanderaan terhadap masyarakat yang melintas disela aksi unjuk rasa, petugas terpaksa melumpuhkan dengan tembakan gas air mata dan air bertekanan tinggi kearah kerumunan massa.
Semuanya yang tergambar dalam ringkasan diatas, merupakan jalannya simulasi pengamanan pilwali yang digelar oleh pasukan gabungan dan Polres Pelabuhan Tanjung Perak.
“Ini merupakan simulasi sistem pengamanan kota atau sispamkota untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk adanya pengerahan massa dari luar wilayah Surabaya,” kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Arnapi kepada wartawan, Senin (3/8/2015).
Mengenai adanya simulasi penculikan terhadap masyarakat dan dilakukan penjarahan, Arnapi mengaku hal tersebut sebagai antisipasi, jika para demonstran sudah kelewat batas dengan meresahkan masyarakat.
“Semua kemungkinanbisa terjadi. Makanya lebih baik kami bersiap, daripada saat benar terjadi kami kelabakan,” tegasnya.
Simulasi tersebut sempat memacetkan jalan di seputaran Jalan Kedung Cowek Surabaya, lantaran banyak warga maupun pengguna jalan yang ingin menonton jalannya rangkaian simulasi tersebut. (GA Semeru)