Senin, 6 Mei 24

Bingung! Kawinkan Paksa Prabowo dan Ganjar, Hadapi Anies-Imin

Bingung! Kawinkan Paksa Prabowo dan Ganjar, Hadapi Anies-Imin
* Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. (Sumber foto: FB Prabowo dan Ganjar)

Ada wacana mau duetkan pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden (capres – cawapres) Prabowo Subianto – Ganjar Pranowo atau dibalik: Ganjar Pranowo – Prabowo Subianto. Jika benar bahwa dua capres bergabung menjadi satu pasangan maka Pilpres 2024 hanya akan diikuti dua pasangan, bukan tiga pasangan capres – cawapres. Apakah mereka bermaksud ingin menghadapi pasangan capres – cawapres Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (Cak Imin) atau disingkat AMIN?

Menurut survei PRC terjadi fenomena eksodus suara di Jawa Timur kepada Anies setelah berpasangan dengan Cak Imin. Tingkat keterpilihan atau elektabilitas Anies meningkat signifikan di September 2023. Dibandingkan posisi April 2023 yang 14 persen, per September 2023 elektabilitas Anies di Jawa Timur naik 4,3 persen menjadi 18,3 persen.

Yang jelas ada indikasi kuat pasangan AMIN pasangan yang paling ditakuti. Apalagi respons rakyat saat ketiga calon presiden (Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo) berkunjung ke daerah, ternyata yang paling sangat banyak adalah massa AMIN. Karena itu, isu bersatunya poros Prabowo dengan poros Ganjar bisa jadi dalam upaya mengantisipasi besarnya gelombang rakyat yang menghendaki pasangan AMIN memimpin Indonesia 5 tahun ke depan.

Menurut kolumnis Tarmidzi Yusuf, skenario ‘kawin paksa’ Ganjar (bakal capres PDIP) dengan Prabowo (bakal capres Koalisi Indonesia Maju) adalah pertanda kedua poros tak yakin menang. Koalisi besar alias gemuk melawan koalisi Anies-Imin yang kecil lagi kurus tapi berpotensi besar menang. Sejarah telah membuktikan koalisi besar bukan jaminan menang. Contohnya, pasangan SBY-JK pada Pilpres 2004 yang diusung koalisi ‘kurus’ terbukti menang. Saat itu, pasangan SBY-JK diusung oleh Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Saat itu SBY-JK hanya didukung gabungan partai dengan total suara 11 persen tetapi malah menangnya 60 persen.

Demikian pula dengan Jokowi-JK di Pilpres 2014. Jokowi-JK hanya didukung oleh tiga partai parlemen yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH), yaitu PDIP, PKB dan Hanura. Total kursi yang dimiliki KIH 139 kursi DPR atau 22,74 persen. Padahal, Jokowi-JK melawan Prabowo-Hatta selisih dukungan partai sangat jauh. Prabowo Hatta didukung Koalisi Merah Putih (KMP) dengan 60,76 persen. Menguasai mayoritas kursi DPR.

Senada pula akademisi dari Cross Culture Ali Syarief mengungkapkan hal yang bisa dibaca dari wacana duet Ganjar dan Prabowo. karena takut pasangan AMIN bakal menang melawan Prabowo dan Ganjar di Pilpres 2024. “Membacanya begini, karena bila 3 pasangan diadukan masih tetap akan kalah. Lalu diwacanakan dua kubu lawan Anies, bersatu,” ungkapnya di akun X pribadinya, Jumat (22/9).

Jadi, bila benar rencana koalisi besar jadi terbentuk dengan ‘mengawinkan’ Prabowo dan Ganjar di Pilpres 2024 tentu saja tidak membuat gentar relawan AMIN. Pasalnya, selain modal sejarah tentang takluknya koalisi besar oleh koalisi kecil, Capres dan cawapres yang diusung koalisi ‘kurus’ seperti SBY-JK di 2004 dan Jokowi-JK di 2014 telah menjadi penyemangat relawan Anies-Imin.

AMIN dikeroyok dua poros besar dengan dukungan dana seambrek dan cawe-cawe Presiden Jokowi tak menyurutkan semangat juang relawan AMIN untuk menang. Dengan bersatunya poros Prabowo dan Ganjar justru membangkitkan soliditas dan kerja-kerja electoral relawan AMIN, partai Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama rakyat sebagai gerakan bersama.

Bisa saja koalisi besar terwujud bila skenario Ganjar berduet dengan Prabowo disepakati. Entah Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo. Namun, bagaimana dengan Airlangga Hartarto yang telah ditetapkan sebagai calon presiden dari Partai Golkar. Akankah Golkar membuat kejutan politik menjelang masa pendaftaran capres dan cawapres Diprediksi kemungkinan besar Partai Golkar di Pilpres 2024 mengusung capres maupun cawapres bukan dari kader Partai Golkar.

Bagaimana pula nasib trah Soekarno di PDIP? Bila skenario Ganjar-Prabowo diperkirakan ada deal-deal tertentu antara Megawati, Jokowi dan Ganjar. Misalnya saja baik Jokowi maupun Ganjar tak akan mengganggu trah Soekarno di PDIP misalnya. Sebab ada isu Jokowi mengincar posisi Ketua Umum PDIP pasca lengser dari kursi kepresidenan.

Agak berbeda bila duet Prabowo-Ganjar. Tentu Megawati dan PDIP tak terlalu khawatir keberlangsungan trah Soekarno di PDIP. Duet ini juga sebagai ganti paket Prabowo-Puan yang sempat menjadi percakapan pasca Prabowo masuk kabinet Jokowi-Ma’ruf. Namun, kita tunggu bagaimana langkah politik kubu Prabowo dan Ganjar menghadapi rencana bersatunya Prabowo dan Ganjar dalam satu paket atau Ganjar justru akan berhadapan dengan Prabowo dan AMIN di Pilpres 2024?

Isu liar berkembang bahwa untuk mengalahkan duet AMIN, bersatunya dua capres pesaing Anies di Pilpres 2024 menjadi semakin bergulir. Namun, kabarnya terjadi deadlock akibat kedua poros ngotot. Terkunci akibat digandengnya Cak Imin oleh Anies. Dalam pandangan sebagian elite kedua kubu, bersatunya poros Prabowo dan poris Ganjar menjadi alternatif untuk menghadapi duet AMIN.

Tampaknya pula kubu Prabowo dan kubu Ganjar sedang bersaing untuk memperebutkan posisi bakal capres. Jokowi yang bermain dua kaki, Prabowo dan Ganjar. Prabowo berpotensi di-PHP lagi bila Ganjar yang disepakati sebagai capres dari koalisi bengkak. Bersatunya Koalisi PDIP dan Koalisi Indonesia Maju dianggap sebagai jalan keluar paling realistis bagi kedua poros menghadapi pasangan AMIN di Pilpres 2024.

Sinyal itu terbaca salah satunya dari penamaan Koalisi Indonesia Maju. Tanda-tanda bakal bersatunya kedua calon presiden, Prabowo dan Ganjar. Koalisi Indonesia Maju nama koalisi yang mengusung Jokowi-Ma’ruf Amin dengan motor penggerak utama PDIP.

Adanya desas-desus cekik dan tampar yang diisukan dilakukan bakal calon presiden oleh pendukung Ganjar Pranowo sebagai manuver mengalihkan perhatian publik. Publik mencurigai sebagai tiktok politik kedua kubu.

Apalagi Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDIP yang dituding oleh Relawan Prabowo Mania sebagai aktor intelektual di balik isu cekik dan tampar terhadap Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi oleh bakal capres Prabowo belum dilaporkan ke polisi.

Seperti dikutip dari media online. Relawan Prabowo atau Prabowo Mania berniat melaporkan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto kepada polisi. Sebab, diduga sebagai aktor intelektual di balik isu Prabowo menampar dan mencekik Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi.

Akan tetapi, wacana menduetkan Prabowo dengan Ganjar mengundang reaksi beragam dari berbagai kalangan. Salah satu reaksi yang kurang setuju perkawinan politik tersebut datang dari Ketua Umum Relawan Ganjar Pranowo 2024, Heru Subagia. Ia mengaku terkejut dan kecewa atas munculnya wacana PDIP menggandeng bakal capres Koalisi Indonesia Maju, Prabowo. Menurutnya, jika benar-benar direalisasikan maka hal itu akan mendelegitimasi dan melemahkan martabat Ganjar Pranowo. Sebab, tegas dia, Ganjar sudah dideklarasikan sebagai bakal capres pada Pilpres 2024.

“Relawan sangat kecewa munculnyak wacana duet Prabowo+Ganjar, karena posisi Ganjar sebagai bakal capres dilemahkan oleh partai pengusung,” kata Heru dilansir RMOLJabar, Jumat (22/9).

Heru menegaskan jika PDIP pada akhirnya memposisikan Ganjar sebagai Cawapres akan mengecewakan banyak pihak relawan yang sudah mendukung Ganjar sebagai Capres. “Jika alasan demi bangsa dan negara PDIP menurunkan posisi Ganjar sangat keliru dan menyakitkan bagi para relawan yang sudah berjuang mati-matian mendukung Ganjar sebagai Capres,” ungkapnya.

Secara terpisah Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengatakan, apabila Ganjar menjadi bakal cawapres pendamping Prabowo masih wait and see dan berhitung terkait wacana tersebut. “Ya kita lihat lagi bagaimana dinamikanya selama satu bulan ini, kan semua partai punya kalkulasinya,” kata Puan kepada wartawan, Kamis (21/9).

Pengamat ekonomi dan politik Anthony Budiawan menilai bahwa isu duet Prabowo dengan Ganjar sangat berbahaya bagi Prabowo, karena bisa memperlemah Koalisi Indonesia Maju yang berisi PAN, Golkar, Gerindra, dan kini Demokrat. Menurutnya, Golkar dan Demokrat berpotensi membentuk koalisi keempat jika Prabowo-Ganjar berduet, atau bahkan Golkar beralih ke Koalisi Perubahan mendukung Anies. “Bisa-bisa Golkar dan Demokrat bentuk koalisi sendiri. Atau Golkar malah dukung Koalisi Perubahan, karena merasa tidak dianggap dan direndahkan?” tutur Anthony di akun X, Jumat (22/9).

Kesimpulannya, kubu rival/musuh pasangan AMIN masih bingung dan belum sepakat siapa yang bakal jadi capres dan siapa cawapresnya dalam ‘kawin paksa” kedua bakal capres Prabowo dan Ganjar tersebut. Baik poros pendukung capres Prabowo maupun poros pendukung capres Ganjar sama-sama ingin jagonya yang menjadi capres, bukan cawapres. Sebab, kedua poros sama-sama merasa terdegradasi (penurunan tingkat) jika capres jagoannya hanya ditaruh sebagai cawapres. Gerindra dan sekutunya merasa Prabowo lebih besar dari Ganjar. Sedangkan politikus PDIP Adian Napitupulu Cs tentu menolak berat kalau Prabowo menjadi capres. (Arief Sofiyanto/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.