Sabtu, 27 Juli 24

Sambutan Presiden Jokowi pada Pembukaan Jambore Nasional Dai Desa Madani Parmusi 2023 di TNGGP Cibodas  

Sambutan Presiden Jokowi pada Pembukaan Jambore Nasional Dai Desa Madani Parmusi 2023 di TNGGP Cibodas   
* Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan pada pembukaan Jambore Nasional Dai Desa Madani Parmusi (Persaudaraan Muslimin Indonesia) 2023 di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Cibodas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). (Foto: Edwin B/ Obsessionnews.com)  

Obsessionnews.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri dan secara resmi membuka Jambore Nasional Dai Desa Madani PARMUSI (Persaudaraan Muslimin Indonesia) 2023 di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Cibodas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). Berikut ini sambutan Presiden Jokowi pada acara ini.

 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillahi, alhamdulillahi, Asyhadu alla ilaaha Illallah wahdahulaa syarikalah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu warasuluh, alladzi la nabiyah ba’da ama ba’du.

 

Yang saya hormati Menko PMK, Kapolri, Gubernur Jawa Barat, Bupati Cianjur;
Yang saya hormati Romo Kiai Haji Abah Roudh Bahar Bakry beserta para ulama dan mubaligh Majelis Syariah Pusat dan Daerah;
Yang saya hormati Ketua Umum PP Parmusi Bapak Kiai Haji Drs. Usamah Hisyam beserta jajaran pengurus PP Parmusi;
Yang saya hormati para Dai dan Daiyah pelaksana Desa Madani Parmusi;
Bapak-Ibu hadirin dan undangan yang berbahagia.

 

Kemarin saat Bapak Ketua Umum datang ke Istana, beliau menyampaikan, “Pak, mohon hadir di acara Jambore Nasional Desa Madani yang diselenggarakan oleh Parmusi.” Saya tanya, “Jauh enggak, Pak Ketua, jauh enggak?” “Ndak, Pak. Dekat, Pak, kira-kira satu jam”. Ternyata tadi 2,5 jam. Tapi untuk Parmusi, 2,5 jam buat saya tidak ada masalah.

 

Dan saya sangat mengapresiasi, sangat menghargai atas terselenggaranya Jambore Nasional Dai Desa Madani yang diikuti oleh ribuan dai dan daiyah, yang telah bekerja konkret ke desa-desa.

 

Dan saya senang dengan program Desa Madani ini. Karena kalau kita ingat dulu ada ABRI masuk desa, sekarang dai masuk desa, yang siap dan siaga membangun dan menjaga desa. Ini Alhamdulillah. Karena pembangunan desa itu sangat penting, sejalan dengan program pemerintah yang membangun dari pinggiran. Banyak orang menyampaikan, “Pak, yang dibangun itu hanya jalan tol, hanya airport, hanya pelabuhan?”

 

 

(Ki-Ka) Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Ketua Umum PARMUSI Usamah Hisyam, Presiden Jokowi, dan Menko PMK Muhadjir Effendy saat acara pembukaan Jambore Nasional (Jamnas) Dai Desa Madani PARMUSI 2023 di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Cibodas, Cianjur, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). (Foto: Edwin B/Obsessionnews.com)

 

Banyak yang lupa bahwa pemerintah itu telah memberikan Dana Desa sampai tahun ini sebesar Rp539 triliun kepada 74.800 desa di seluruh tanah air, Rp539 triliun. Dan, dari total itu, dari sejak 2015 sampai 2023, telah selesai, kalau jalan tol itu hanya, sudah sembilan tahun ini selesai 2.040 kilometer. Tapi kalau jalan desa, sembilan tahun ini telah selesai 326.000 kilometer jalan desa. Ini enggak pernah ada yang ngitung. “Pak, kok panjang sekali, Pak?” Ya, panjang. Tapi itu setiap desa hanya berapa? Hanya 5 kilo [meter], karena kita punya desa 74.800. Kalau selesai 326 [ribu kilometer jalan desa] dibagi, hanya kira-kira 4 sampai 5 kilo [meter] per desa. Masih sangat pendek sekali.

 

Kemudian jadi embung, 6.400 embung desa. Coba nanti Bapak-Ibu sekalian yang ada di desa, para dai itu coba cek bener enggak angka-angka ini yang saya sampaikan. Ada jalan desa baru, ndak? Ada embung, ndak? Ada irigasi baru, ndak? Kalau ndak, berarti banyak yang korup di situ. Akan saya turunkan BPK, BPKP, cek kalau enggak ada. Karena hampir setiap tahun itu kurang lebih Rp1 [miliar]-Rp2 miliar dikirimkan ke desa-desa. Jadi kalau enggak jadi barang, kepala desanya yang diciduk.

 

Desa itu juga dibangun yang namanya pasar desa, sudah jadi 14 ribu pasar desa. Bapak-Ibu coba lihat, cek. Ada enggak barangnya yang namanya pasar desa? Kalau enggak ada, hati-hati kepala desanya.

 

Oleh sebab itu sekali lagi saya sangat menghargai apa yang disampaikan tadi oleh Bapak Ketua Umum mengenai dai masuk desa. Karena pembangunan fisik yang tadi saya sampaikan; jalan desa, jembatan desa, embung di desa, pasar di desa, itu tidak ada artinya kalau kita melupakan pembangunan sumber daya manusia yang ada di sana, khususnya yang berkaitan dengan karakter, khususnya yang berkaitan dengan budi pekerti, khususnya yang berkaitan dengan akhlak. Kalau ndak ada ini, uang itu hilang, hilang. Karena kita ini jauh sekali, mengontrolnya akan sangat jauh, rentang dari Jakarta sampai desa di pelosok-pelosok itu enggak, mengeceknya akan sangat sulit sekali. Sehingga, sekali lagi, apa yang sudah kita kirimkan ke desa ini dapat bermanfaat optimal bagi umat dan di sinilah peran para Dai dan Daiyah dalam rangka memperkuat pembangunan sumber daya manusia, utamanya yang berkaitan dengan karakter, budi pekerti, dan akhlak rakyat yang ada di desa-desa.

 

Kemudian ini sudah masuk dan menjelang tahun politik. Saya titip, karena suasana sudah mulai hangat. Meskipun itu biasa dalam pesta demokrasi, entah itu pilpres, entah itu pemilu, hangat itu biasa. Tapi yang harus diantisipasi sedini mungkin agar tidak terjadi pembelahan dan perpecahan, agar terus terjaga suasana yang damai, agar juga pembangunan di desa juga terus bisa berjalan, tidak terganggu karena urusan politik. Mohon diberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa perbedaan pilihan itu wajar. Mau memilih Pak Prabowo silakan. Mau memilih Pak Anies, silakan. Mau memilih, mau memilih Pak Ganjar, silakan Perbedaan pilihan itu wajar, enggak perlu diributkan. Menang dan kalah, menang dan kalah dalam pemilu, dalam pilpres, dalam pilkada itu juga wajar, biasa. Loh, calonnya tiga, masa minta menang semua.

 

Jadi, Pak. Bapak siapa tadi? Pak Irwansyah? Pak Irwansyah, nanti kalau nyalonin wali kota di Batam, bisa menang tapi juga bisa kalah, hati-hati. Jangan mintanya menang terus. Yang paling penting dan paling utama itu menjaga persatuan dan kesatuan kita. Dan, itu dimulai dari unit yang terkecil, yaitu desa.

 

Saya kemarin baru saja dari benua Afrika, datang ke beberapa negara. Sedih kita, saudara-saudara kita yang ada di sana. Hampir separuh dari negara yang ada di Afrika itu konflik, sehingga pemerintahan tidak bisa berjalan dengan baik. Akhirnya apa? rakyatnya tidak terurus dengan baik. Isinya tiap hari hanya perang, perang.

 

Saat saya ke Afganistan juga sama. Inilah yang harus kita jaga, persatuan dan kesatuan. Karena kita memiliki banyak sekali etnis, 714 etnis yang ada di negara kita Indonesia, dengan bahasa daerah 1.300 macamnya. Padahal di sana mungkin 1/10-nya dari yang kita miliki tidak ada, tapi begitu konflik yang berkaitan dengan suku, etnis, menyelesaikannya yang sangat sulit sekali. Inilah pemahaman-pemahaman yang harus diberikan kepada masyarakat bahwa yang namanya persatuan dan kesatuan itu sangat-sangat penting sekali. Jangan sampai nanti tiga calon ini sudah terpilih satu, sudah ngopi-ngopi bareng, makan-makan bersama bareng, yang di bawah ribut, masih. Jangan. Karena setiap lima tahun pasti ada terus proses demokrasi ini.

 

Marilah kita terus merawat kerukunan kita, merawat toleransi kita, memperkokoh ukhuwah islamiyah kita, memperkokoh ukhuwah wathaniyah, kita memperkokoh ukhuwah insaniyah kita, agar bangsa ini dapat menjadi bangsa yang bersatu, bangsa yang maju, bangsa yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur.

 

Tadi mengenai apa yang disampaikan oleh Bapak Ketua Umum mengenai lahan, tadi saya sudah bisik-bisik, “Kita urus lagi, Pak.” Saya kan tidak mengikuti. Mestinya kalau sudah perintah itu mestinya sudah beres itu, kan kita enggak mengikuti semua hal. Masa sampai dari Sabang sampai Merauke kita, enggak mungkin bisa tahu semuanya yang namanya presiden kan enggak mungkin. Negara ini negara gede sekali. Saya pernah terbang dari Aceh sampai ke Papua, 9 jam 15 menit. Itu kalau dari London, itu bisa melewati 7-8 negara sampai di Istanbul, Turki, 9 jam 15 menit, ini negara sangat besar sekali dengan keragaman juga yang sangat banyak dan kompleks. Jangan sampai masalah-masalah yang ada, setiap masalah yang ada di daerah. Di daerah itu sudah ada wali kota, sudah otonomi, diberi otonomi, sudah ada gubernur, diberi otonomi. Jangan semuanya ditarik ke pusat. Mestinya dalam bekerja seperti itu. (red/arh)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.