Jumat, 26 April 24

Berkomentar

Berkomentar

Oleh: Budi Rahardjo, Dosen Teknik Elektro ITB

Sejalan dengan makin diterimanya sistem elektronik (blog, media sosial, dan sejenisnya) dalam berdialog, berkomentar atau mengomentari komentar-komentar lainnya (apa sih ini … hi hi hi) sudah menjadi kebiasaan. Nah, sebelum menjadi kebiasaan yang buruk, mari kita belajar untuk membuatnya menjadi yang baik.

Satu hal yang sering mengganggu bagi saya adalah adanya orang yang asal berkomentar tanpa memperhatikan yang dia komentari. (Mumet?) Contohnya begini, ada sebuah diskusi tentang teori relativitas dan kemudian ada komentar dari Einstein. (Iya, Einstein sudah tiada. Ini kan hanya contoh. Contoooohhhh ya.) Setelah itu ada orang yang komentar ngasal. Yang lebih “mengerikan” (lucu?) adalah sang komentator ini kemudian menyarankan Einstein untuk belajar Fisika dulu. “Makanya, belajar Fisika dulu bro“. Pakai “bro” pula. ha ha ha. Dia tidak tahu dan TIDAK MAU MENCARI TAHU bahwa lawan bicaranya adalah Einstein.

Di zaman internet saat ini, untuk mencari tahu tentang seseorang itu sangat mudah sekali. Ada Google (dan kawan-kawannya). Klik sedikit maka kita tahu bahwa Einstein itu paham soal Fisika. Masalahnya adalah mau atau tidak maunya.

Oh ya, saya pun beberapa kali pernah di-masbro-kan seperti contoh Einstein di atas (untuk bidang yang berbeda). Ha ha ha. (Bidang apa? Ya tinggal dicari sebagaimana dicontohkan tadi.)

Inti yang ingin saya sampaikan adalah ketika kita akan memberikan komentar maka ketahui dahulu lawan bicara kita. Itu saja.

Sumber: rahard.wordpress.com

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.