Rabu, 24 April 24

Berkapasitas 28 Juta M3, Bendungan Lau Simeme Dukung Ketersediaan Air Baku di Sumut

Berkapasitas 28 Juta M3, Bendungan Lau Simeme Dukung Ketersediaan Air Baku di Sumut
* Dalam upaya mendukung pengembangan sektor pertanian dan pemenuhan kebutuhan air baku di Sumatera Utara (Sumut), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun Bendungan Lau Simeme di Kabupaten Deli Serdang. (Foto: Kementerian PUPR)

Jakarta, Obsessionnews.com –  Dalam upaya mendukung pengembangan sektor pertanian dan pemenuhan kebutuhan air baku di Sumatera Utara (Sumut), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun Bendungan Lau Simeme di Kabupaten Deli Serdang. Pembangunan bendungan ini berkapasitas tampung 28 juta m3 ini merupakan bagian dari upaya mendukung pengembangan sektor pertanian dan pemenuhan kebutuhan air baku di Sumut.

 

Baca juga:

Kejagung Tangkap Buronan Korupsi Pembangunan Bendungan Sarmi

Bendungan Gondang Siap Mengairi Lahan Pertanian di Karanganyar dan Sragen

Pembangunan Tiga Bendungan di Jatim Ditargetkan Selesai Tahun Ini

 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. Di samping itu kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal.

“Pembangunan bendungan akan diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat segera dimanfaatkan karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” tutur Basuki dalam keterangan tertulis, Senin (9/3/2020).

Sebagai salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bendungan Lau Simeme mulai dikerjakan pada tahun 2017 untuk mendukung ketahanan pangan dan air nasional. Bendungan ini juga merupakan bagian dari program pembangunan 65 bendungan oleh Kementerian PUPR.

Konstruksi Bendungan Lau Simeme dibangun secara bertahap dalam dua paket dengan biaya sebesar Rp 1,3 triliun melalui skema kontrak tahun jamak 2017-2022. Paket pertama mulai dari persiapan, pembangunan jalan masuk, bendungan utama, dan pekerjaan pendukung lainnya. Paket kedua meliputi pekerjaan jalan relokasi, bangunan pengelak, bangunan pelimpah, bangunan pengambilan, hidromekanikal, dan bangunan fasilitas. Hingga 29 Februari 2020 progres konstruksinya mencapai 11%, akibat proses pengadaan tanah yang tersendat di awal. Namun dalam waktu dekat akan banyak jumlah bidang tanah yang dapat dibebaskan.

Halaman selanjutnya

Pages: 1 2

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.