Kamis, 2 Mei 24

Baper Politik

Baper Politik

Oleh: Ustadz Felix Siauw, Pengemban Dakwah

 

Suatu waktu di sebuah kantor, ada karyawan yang mengadu pada direkturnya, karena kawan kerjanya yang dipukuli oleh satpam gedung. Begini ceritanya:

“Pak, Ya Allah, pak, tolong kami, pak, ini ada kawan saya, juga karyawan dan bawahan bapak, dipukuli oleh satpam gedung, padahal kawan saya nggak salah.

Tiba-tiba satpam gedung memukuli kawan saya itu. Katanya, satpam itu pokoknya nggak suka lihat warna kulit dan bentuk rambut kawan saya itu. Tolong, pak.”

Tak hanya satu karyawan, menyusul pula karyawan-karyawan yang lain yang juga menyaksikan pemukulan tersebut, datang meminta agar sang direktur memberi solusi.

“Kami tidak tahu mau ke mana lagi, pak. Bapak yang kami rasa bijak dan baik dalam menyelesaikan masalah ini, dan satpam itu pasti akan menaati bapak.”

Alilh-alih karyawan yang dipukuli itu dibantu, direkturnya malah bilang,”Bubar kalian! Kalian ini pasti hanya mencari-cari cara untuk bisa menjatuhkan saya!”

Direkturnya marah besar. “Kalian pasti membuat semua orang di sini merasa saya nggak becus, saya lemah, makanya kalian mengadukan semua ini kan?!”

Ini sketsa kejadian di negeri antah barantah, persis sama. Saat terjadi kejahatan kemanusiaan, rakyat mengadu termasuk pada penguasa, malah dicurigai makar.

Orang mengadu pada kita, artinya kita masih dipercaya. Kita masih diharapkan, kita masih diperlukan dan diandalkan. Bila berpikir positif, harusnya malah bangga.

Bila pucuk pimpinan tertinggi saja sedikit-sedikit khawatir akan dirampas kekuasaanya, apalagi kita yang tak punya kekuasaan apapun, tak punya bawahan kapolri?

Harapan memang hanya pada Allah, tapi kita juga berharap punya pimpinan yang taat pada Allah. Yang membela maksimal saat hamba Allah di satu tempat terzalimi.

Jujur saya sedih sekali, saat Muslim Indonesia ingin berkumpul menyuarakan solidaritas pada Muslim Rohingya yang dibantai, malah dicurigai berbuat makar.

Dunia tak melulu soal kekuasaan, pak, tak harus selalu tentang kepentingan. Ada hati nurani, ada soal kemanusiaan, dan yang terpenting, soal akidah, dunia akhirat.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.