Sabtu, 27 April 24

Bangun Kerjasama, DPR RI Berkunjung ke Bulgaria

Bangun Kerjasama, DPR RI Berkunjung ke Bulgaria

Bulgaria, Obsessionnews.com – Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR RI berkunjung ke Bulgaria, dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral dengan negara tersebut. Kunjungan yang berlangsung 12-18 Juli 2016 ini dibentuk oleh parlemen Indonesia DPR RI bersama dengan parlemen dari 49 negara sahabat, termasuk dengan parlemen Bulgaria.

Menurut Ir H M Ridwan Hisjam selaku Ketua GKSB DPR RI -Bulgaria, kunjungan kerja ini mempunyai nilai positif karena bisa dijadikan moment untuk mempromosikan Indonesia kepada pemerintah Bulgaria. Diharapkan kerjasama antara dua negara ini terus terjalin.

“Kita harap kunjungan bisa memberikan berkontribusi dalam mempromosikan hubungan bilateral Indonesia-Bulgaria, baik itu Government to Government, Parliament to Parliament, Business to Business, dalam bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, maupun bidang lainnya,” ujar Ridwan yang juga anggota Komisi X DPR RI.

Dalam kunjungannya ke Bulgaria, GKSB bertemu dengan sejumlah pihak antara lain Parlemen Bulgaria, Menteri Luar Negeri Bulgaria, Menteri Pariwisata Bulgaria, Bulgarian Small and Medium Enterprise Promotion Agency (BSMEPA), dan Duta Besar Indonesia untuk Bulgaria. Juga mengunjungi 2 Pabrik Senjata BM3 dan Arsenal yang lokasinya +/- 180 km dari Kota Sofia.

Adapun anggota GKSB lainnya yang turut serta dalam rombongan ini, yaitu Ir Sumail Abdullah (Komisi XI/ Fraksi Partai Gerindra), H Yulian Gunhar SH MH (Komisi VII/Fraksi PDIP), H Dadang S Muchtar (Komisi II/ Fraksi Partai Golkar), H Andika Hazrumy (Komisi III/ Fraksi Partai Golkar), H Agung Budi Santoso (Komisi V/ Fraksi Partai Demokrat), H Jon Erizal (Komisi XI/ Fraksi Partai Amanat Nasional), dan H Mohd Iqbal Romzy (Komisi VIII/ Fraksi PKS), Mukhtar Tompo S (Komisi VII/ Fraksi Partai Hanura).

RH di Bulgaria 2

Mukhtar Tompo,‎ mengatakan, dalam kunjungan ini, pihaknya banyak masukan untuk pembangunan Indonesia, khususnya di sektor Pariwisata dan pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah. Indonesia juga mendapatkan beberapa apresiasi dan pengakuan dari Pemerintah Bulgaria, salah satunya berkaitan dengan demokrasi Indonesia.

“Menurut mereka, meski Indonesia mayotitas beragama Islam, namun mereka mampu berdemokrasi dengan mengayomi keragaman agama dan kultur. Bulgaria sangat ingin belajar sistem demokrasi Indonesia. Mereka melihat, Islam di Indonesia tidak seperti di Timur Tengah,” ujar legislator asal Daerah Pemilihan SulSel I‎ ini.

Terdapat delapan Partai Politik yang duduk di parlemen Bulgaria. Mereka menamakannya “Persatuan Kekuatan Bulgaria”. Jumlah anggota parlemen disana sebanyak 240 orang. Uniknya, parlemen Bulgaria bukan hanya memiliki kewenangan memilih Perdana Menteri, melainkan juga menteri-menteri yang duduk di kabinet.

Bulgaria juga dikenal dengan keberhasilannya mengelola dan menata sektor pariwisata. Bulgaria memiliki 12 Obyek Wisata terkemuka. Salah satunya merupakan obyek wisata terbaik di Eropa saat musim dingin. Bahkan pada momen tertentu, jumlah wisatawan bisa jauh lebih banyak dari jumlah penduduknya. Jumlah penduduk Bulgaria hanya sekitar 8 juta jiwa.

“Bahkan salah satu komoditas yang mereka jual adalah tempat pembuatan film. Sudah banyak film Holywood maupun Bolywood yang diproduksi di Bulgaria. Kementerian Pariwisata Bulgaria juga banyak memproduksi film pendek tentang negaranya. Bagi orang Bulgaria, gambar berbicara lebih banyak daripada kata-kata. Oleh karenanya promosi wisata akan jauh lebih efektif, dibanding sekadar melakukan sosialiasi tatap muka semata,” ulas Mukhtar.

“Selain itu, 60% turis yang datang karena menyukai bangunan peninggalan kuno yang dirawat dengan baik. Mereka memiliki Badan Nasional Standarisasi Perawatan Gedung, untuk menjaga kelestarian bangunan,” sambungnya.

RH di Bulgaria 3

Untuk promosi wisata Pemerintah Bulgaria hanya mengeluarkan anggaran sebesar 100 Miliar Rupiah. Investasi itu membuat sektor pariwisata Bulgaria menyumbangan PDB hingga 42% pada tahun 2015, sehingga berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan Indonesia sampai mengeluarkan anggaran 4,2 Triliun. Namun sektor Pariwisata belum memberikan kontribusi maksimal dalam pertumbuhan ekonomi.

GKSB DPR RI juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Bulgaria Daniel Mitov. ia menegaskan bahwa Indoensia adalah negara prioritas utama mereka dalam menjalin hubungan diplomatik di Asia Tenggara. Bulgaria mendukung sepenuhnya komitmen Pemerintah Indonesia dalam pemberantasan terorisme. Meski demikian, Menlu Bulgaria juga menyatakan bahwa terorisme tak memiliki keterkaitan dengan agama manapun.

Diharapkan Pelabuhan Bulgaria dapat dipakai sebagai pintu masuk barang2 produksi Indonesia ke Eropah maupun Rusia.

Bulgaria merupakan mitra terbesar kesembilan bagi perdagangan Indonesia dengan Wilayah Eropa Timur dan Eropa Tengah. Dari segi angka, angkanya masih sangat sedikit, dan masih terdapat potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Bulgarian Small And Medium Enterprise Promotion Agency (BSMEPA) adalah lembaga khusus yang ditugasi Pemerintah Bulgaria untuk melakukan pembinaan terhadap UMKM.

Tugas BSMEPA adalah memfasilitasi para enterpreneur untuk mengembangkan potensi ekonomi Bulgaria. BSMEPA memiliki misi untuk melakukan internasionalisasi potensi Bulgaria. 99,8% perusahaan atau 241.000 perusahaan di Bulgaria adalah UMKM. Dan 75% usia produktif berkerja disektor ini. Mereka menyumbangkan 64% dari PDB Bulgaria.

“Tugas BSMEPA lainnya adalah membuat peta bisnis Bulgaria. Data potensi tersebut senantiasa ter-update. Data penting dimiliki, agar tepat sasaran dalam mengambil kebijakan. BSMEPA menolong warga bulgaria yang ingin mengembangkan usaha. Mulai dari membantu perizinan, hingga memfasilitasi permodalan dari pihak perbankan. Lembaga ini memang diberi kewenangan oleh Bank untuk memutuskan pengusaha mana yang berhak mendapatkan kredit. BSMEPA juga memfasilitasi pameran produk UMKM,” terangnya.

RH di Bulgaria 4

Ridwan menambahkan, dalam sektor perdagangan, hubungan Indonesia-Bulgaria masih punya peluang besar untuk terus dikembangkan, bahkan Bulgaria bisa menjadi pintu masuk perdagangan untuk seluruh Eropa Timur.

Ia mencatat, pada periode 2010-2015, volume perdagangan bilateral RI-Bulgaria berkisar antara USD 76-123 juta. Selain itu, Indonesia juga dapat mengembangkan kerjasama dengan Bulgaria dalam pengembangan Industri Farmasi, Infrastruktur jalan, kereta api, eksplorasi gas bumi, dan lain-lain.

“Selain bertemu dengan pihak Bulgaria, GKSB DPR-RI juga bertemu dengan Duta Besar Indonesia untuk Bulgaria, Sri Astari Rasjid. Kami berdiskusi tentang peluang besar kerjasama Indonesia-Bulgaria dalam bidang perdagangan dan pariwisata,” tambahnya.

Meski dengan keterbatasan anggaran, Dubes Sri Astari Rasjid mencoba menutupi kekurangan tersebut dengan menjalin kerjasama dengan kementerian terkait, khususnya dalam melakukan sinkronisasi program.

“Bayangkan, APBN hanya menganggarkan 19 miliar, itupun biaya program hanya 1,9 miliar, selebihnya untuk membiayai biaya rutin dan operasional kedutaan. Bahkan untuk biaya sewa Rumah Jabatan Dubes, dibutuhkan sekitar 18 ribu Euro/bulan, atau setara dengan 260 juta Rupiah/bulan,” terang Mukhtar Tompo.

Anggota DPR RI Mukhtar Tompo Berbincang Bersama Dubes Indonesia untuk Bulgaria. “Hal yang lebih memprihatinkan dalam pengamatan saya adalah fasilitas kendaraan yang minim. Kendaraan dinas Ibu Dubes sudah tidak representatif. Mobil jenis Mercy yang sudah berusia 12 tahun. Ongkos perawatannya besar, sehingga tidak efisien. Apalagi Sang Dubes membawahi tiga negara (Bulgaria, Albania, dan Macedonia), yang lebih efisien ditempuh melalui perjalanan darat. Oleh karena itu, mobil dinas yang representatif sangat dibutuhkan,”‎ tutupnya. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.