Sabtu, 27 April 24

ARTOTEL Thamrin Gelar Pameran Soal Konsep Ruang

ARTOTEL Thamrin Gelar Pameran Soal Konsep Ruang
* Konsep ruang. (Foto: Dok ARTOTEL Thamrin-Jakarta)

Jakarta, Obsessionnews.comARTOTEL Thamrin-Jakarta menggelar pameran seni arsitektural dengan tema “Interplay” di ARTSPACE, lantai Mezanine, pada 22 Agustus – 6 Oktober 2019.

Pameran hasil karya biro arsitek dua studio dan Jessica Auditama ini menampilkan berbagai karya arsitek muda yang memiliki konsep lewat proses, gagasan, ide berkarakter dalam satu tampilan arsitektur yang sederhana dan minimal serta mengangkat ketertarikan pada masalah pengalaman spasial.

“Konsep ruang yang diangkat adalah ruang fisik dimana kita berada atau ruang imajinasi yang kita miliki,” ujar General Manager ARTOTEL Thamrin – Jakarta Dicky Panjaitan dalam keterangan tertulisnya yang diterima obsessionnews.com, Rabu (28/8/2019).

Interkoneksi ini ditunjukkan dalam pameran dengan niat untuk mengundang publik masuk ke ruang masing-masing oleh para pembuat ruang tersebut. “Ruang pameran inilah yang akan bertindak sebagai tempat pertemuan dimana individu memiliki beragam cara untuk menghargai pengalaman spasial dan temporal,” katanya.

Seperti diketahui, ruang pameran merupakan suatu arena tempat bertemunya berbagai sikap apresiasi dan pengalaman ruang dan waktu yang berbeda-beda dari setiap orang. Penataan karya-karya yang disajikan pada pameran ini ingin mengundang interaksi dan pengalaman personal setiap orang secara lebih maksimal.

Berangkat dari konsep saling keterkaitan ini, karya Interplay ini akan disiapkan dalam sebuah ruang pamer yang dimaksudkan sebagai undangan publik untuk masuk dan terlibat didalamnya secara bersamaan.

Dua Studio, Dimas Satria & Ardy Hartono mencoba memulai langkah kecil mereka dalam praktik arsitektur pada tahun 2015. Mereka mulai untuk menciptakan ruang yang kaya, berkarakter kuat dan bermain dengan skala dan material untuk mengugah reaksi pengunjung terhadap karyanya.

Bentuk balon adalah bentuk ruang yang dipilih pada karyanya kali ini, dengan alasan bobotnya yang ringan namun memiliki efek visual yang luar biasa ketika disajikan dalam dimensi yang tidak biasa. Balon identik dengan benda yang playful, dalam pameran ini pun kesan ingin bermain dimunculkan hingga pengunjung dapat bermain dengan karyanya.

Dicky menyampaikan, dalam setiap karyanya mereka menyampaikan bahwa ketertarikan mereka pada pengalaman ruang ini berasal ketika mereka berjalan di sebuah gang, di tengah-tengah ladang bunga, dan ketika mereka berada di dalam koridor gelap yang mengarah ke cahaya terang.

Tak hanya itu, Jessica Auditama juga memiliki ketertarikan dalam pengalaman ruang dalam bentuk imajinasi. Subconscious mind adalah karya arsitek yang dipilih dengan menciptakan karya interaktif dimana sifatnya mengajak publik untuk melepaskan sejenak ruang fisik yang terlihat, menyatu dalam ruang yang disiapkan oleh karya yang dipamerkan.

“Jessica mengungkapkan bahwa tak semua orang langsung mengenali dan sadar tentang makna keadaan suatu ruang,” tutur Dicky.

“Ibarat ruang adalah sebuah kehidupan, mungkin saja sebagian orang menjalankannya dengan menempati aneka jenis ruang yang disuguhkan. Sebagian lagi mereka mampu mengenal ruang di tempat mereka berada atau masuki hingga mampu memberikan tanggapan yang bermakna,” tambahnya.

Dicky menuturkan, susunan dari pameran seni Arsitektural ini di maksudkan untuk menghasilkan interaksi pengalaman pribadi sepenuhnya dan ini adalah komitmennya untuk terus mendukung perkembangan seniman di Indonesia, terutama untuk seniman muda lokal yang berbakat.

“Kami harapkan melalui pameran seni & ‘Interplay’ dapat memberikan inspirasi untuk seniman muda lainnya untuk terus menciptakan karya-karyanya,” pungkasnya. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.