Rabu, 8 Mei 24

Apa yang Sebenarnya Terjadi di Italia?

Apa yang Sebenarnya Terjadi di Italia?

Oleh: Mutawakkil Abu Ramadhan, Alumni Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir 

Italia adalah negara yang indah, kaya dan bersih, terkenal sebagai pusat perkembangan mode, ekonomi dan teknologi. Sebut saja kata kata “wah” seperti pizza, Vespa, Ferrari, Lamborghini, Gucci, Armani,Valentino, Juventus,Napoli,AC Milan dan masih banyak kata kata emas lainnya yang berasal dari negeri ini.

Mendadak dalam waktu yang singkat (hanya 3 bulan), negeri pewaris peradaban Romawi ini menjadi salahsatu tempat yang paling menakutkan dimuka bumi, dimana hampir 15 ribu penduduknya tewas didera oleh wabah COVID-19, dengan rata rata kematian perhari mencapai 1000 orang!

Sudah 120 ribu penduduk negeri ini terinfeksi COVID-19. Meski pemerintah Italia sudah menerapkan lockdown seluruh kota, ternyata angka infeksi dan kematian terus meroket.

Truk truk militer dikerahkan ke kota kota pusat wabah di negara bagian Lombardi untuk membawa ribuan jenazah yang sudah kehabisan jatah tempat kuburan, sebagian besar dibakar untuk menghentikan penyebaran virus.

Dokter dokter disana sudah harus menjalani protokol prioritas yg untuk pasien pasien yang lebih besar harapan hidupnya, sementara yang lebih kecil harapan hidupnya terpaksa dibiarkan sampai mati sendiri.

Italia bukanlah negara seperti Indonesia yang banyak masalah,minim infrastruktur, minim SDM dan minim finansial.). Italia memiliki 1000 rumah sakit, setiap 1000 dari penduduknya ada 5 tempat tidur rumah sakit yang tersedia.

Tingkat pendidikannya mayoritas sudah menyelesaikan studi di perguruan tinggi, mereka rata rata menguasai 1 sampai 2 bahasa asing. Coba bandingkan dengan Indonesia yang masih didominasi oleh penduduknya yang tamat SD. Italia adalah negara maju yang masuk klub G7 yaitu 7 negara industri terkuat dimuka bumi ini.

Kita akan pasti bertanya ; Kok tragedi kehancuran sistem kesehatan dinegara maju seperti Italia bisa terjadi? Berikut ini point point penting yang menurut ahli virologi Italia asal Arab DR. Hussain Jallus yang memimpin skuad anti COVID-19 di negeri bagian Lombardi :

1. Italia adalah negara pariwisata ; Di Eropa ada 4 negara pariwisata terbesar ; Perancis,Spanyol,Italia dan Turki, keempat negara ini dikunjungii puluhan juta turis pertahunnya. Saat wabah COVID-19 memuncak di Wuhan pemerintah Spanyol dan Italia tidak melakukan tindakan pencegahan yang cepat seperti Perancis dan Turki, DR. Hussain mengatakan awal masuknya virus ini melalui dua turis China di Milano, dari sinilah virus itu menyebar luas di Italia.

2. Sejarah Italia adalah gabungan dari negara negara kota, sehingga hingga kini negara negara itu memiliki kebijakan kebijakan yang berbeda. Negara negara bagian di Utara Italia adalah negara negara yang paling intens melakukan hubungan dagang dan bisnis dengan China. Kini, negara bagian Lombardia adalah wilayah utara Italia yang paling horror di Eropa dalam musibah wabah COVID-19 ini.

3. Tingginya kualitas kesehatan di Italia membuat negara ini memiliki jumlah yang sangat besar dari lanjut usia, hanya Jepang yang mengalahkan Italia dalam jumlah manula yang masih hidup. Para manula di Italia terkenal sangat aktif keluar rumah,sehingga para manula ini banyak terinfeksi COVID-19. Para manula Italia menempati peringkat teratas dari jumlah korban meninggal akibat virus COVID-19.

4. Tradisi kekeluargaan ; Italia memiliki kemiripan dengan budaya sosial kita sebagai orang Indonesia, yaitu tradisi kekeluargaan yang tinggi. Mereka suka berkumpul dengan keluarga besar, mereka memiliki tradisi pergaulan yang tinggi ; tradisi memeluk,mencium dahi,pipi dan tangan. Saat wabah mulai masuk, tradisi kekeluargaan ini ikut mempercepat penularan. Ingat kata kata mafia? Mafia pada aslinya adalah keluarga,namun menjadi stigma karena banyak yang berbisnis illegal dan bergerak didunia hitam.

5. Watak orang Italia yang sulit diatur ; Lalu lintas Italia adalah termasuk yang paling kacau di Eropa, dari saling menyalip, melanggar lampu lalu lintas, kecelakaan ringan dan berat. Saat wabah ini masuk dan sudah diingatkan pemerintah Italia,orang Italia tidak menggubrisnya sama sekali, hingga mereka sendiri melihat orang sekelilingnya banyak yang mati mereka baru mau mentaati seruan pemerintah seperti social distancing, memakai masker dsb dsb. Hal ini juga dicontohkan oleh Paus Fransiskus yang tetap saja memeluk dan mencium jemaatnya mengabaikan seruan pemerintah Italia.

6. Lockdown yang sangat terlambat ; Para politisi Italia melewati masa masa ketegangan politik yang luar biasa lantaran urusan debat apakah perlu lockdown atau tidak. Yang berdalih tidak perlu lockdown beralasan ; bahwa Italia bukanlah China, jumlah infeksi masih terlalu rendah untuk lockdown, dan lockdown akan mematikan ekonomi. Kebetulan yang memenangkan debat wacana publik ini adalah pihak yang anti lockdown. Saat orang mati sudah bermunculan dimana mana, maka pemerintah terpaksa melakukan lockdown, Namun semua itu sudah sangat terlambat, akhirnya sampai detik ini angka kematian akibat wabah COVID-19 adalah yang paling tinggi didunia.

7. Virus Corona di Italia ternyata sudah bermutasi ; ahli virologi PBB DR. Hakim Jaballah menemukan bahwa pola penularan dan proses kematian korban manusia di Italia lebih cepat dari China. Menurutnya, virus yang datang dari China ternyata ditemukan peneliti sudah bermutasi secara cepat. Dan ini mengapa korban korban wabah COVID-19 di Italia banyak yang tidak terselamatkan meski sistem kesehatan di Italia cukup kuat dan mapan, dan ini adalah kabar buruk bagi umat manusia bahwa virus ini bisa bermutasi dengan sangat cepat.

Semoga ini bisa menjadi pelajaran untuk bangsa kita agar apa yang terjadi di Italia tidak terjadi di negara kita. (***)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.