Jumat, 26 April 24

Anjloknya Harga Minyak Dunia dan Ongkos Perang Kikis Cadev Arab Saudi

Anjloknya Harga Minyak Dunia dan Ongkos Perang Kikis Cadev Arab Saudi

Jakarta, Obsessionnews – International Monetary Fund (IMF) mewanti-wanti Arab Saudi, bahwa merosotnya harga minyak dunia dapat dengan cepat menggerus cadangan devisanya. Kecuali, kalau negeri tersebut mau mengadopsi sejumlah reformasi ekonomi yang menyakitkan.

Reformasi tersebut meliputi efisiensi energi yang komprehensif serta perubahan harga, memperluas pendapatan dari sektor nonmigas, meninjau ulang modal dan pengeluaran saat ini hingga mengurangi tagihan upah pemerintah.

Seperti dilansir AFP, anjloknya harga minyak membuat defisit fiskal yang meningkat tajam dan kemungkinan bakal tetap tinggi pada jangka menengah. Bahkan, defisit ini akan cepat mengikis penyangga fiskal Arab Saudi yang sudah dibangun selama satu decade terakhir.

“Kerajaan harus melakukan penyesuaian fiskal multi-tahun besar untuk menyeimbangkan anggaran,” tulis laporan IMF.

IMF juga memproyeksikan defisit anggaran Saudi bakal mencapai 19,5% dari produk domestik bruto (PDB) atau setara 130 miliar dolar AS pada tahun 20125 ini. sementara pada tahun 2016, defisit diperkirakan lebih rendah namun tetap tinggi dalam jangka menengah dengan menyentuh angka 9,5% dari PDB atau sekitar 80 miliar dolar AS.

Tahun ini saja, IMF juga sudah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Arab Saudi menjadi 2,8% untuk tahun ini dan 2,4 % untuk tahun 2016.

IMF telah memangkas proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi Arab Saudi menjadi 2,8 persen tahun ini dan 2,4 persen pada 2016.

Pasca disarankan melakukan reformasi ekonomi, Kerajaan pun mempertimbangkan harga energi bagi pengguna komersial serta industri. Sebab biaya subsidi menyumbangkan 8,0% dari total PDB tahun lalu atau setara 60 miliar dolar AS.

IMF juga menyebutkan, kalau peningkatan pesat pengeluaran pemerintah pada beberapa tahun terakhir, didukung pendapatan dari sektor minyak yang juga tinggi. Pada 2010, harga minyak dunia berada pada angka 69 dolar As perbarel. Kemudian pada 2015, angkanya menjadi 106 dolar AS.

Saat harga minyak dunia anjlok lebih dari setengahnya menjadi di bawah 50 dolar As perbarel, Arab Saudi pun kudu menghadapi krisis anggaran yang tak pernah dihadapi sebelumnya. Maklum saja, sumber pendapatan utama negeri ini berasal dari penjualan minyak dan gas.

Selain penurunan harga minyak dunia,ongkos perang di Yaman yang terbilang mahal juga membuat perekonomian Saudi keok hingga harus merasakan defisit anggaran sebesar 17,5 miliar dolar AS. Bahkan, pada akhir Juli lalu pemerintah sudah menarik 82 miliar dolar AS dari cadangan devisa serta mengurangi asset kontijensi menjadi 650 miliar dolar AS. Cadangan pun, diperkirakan bakal terus turun menjadi 629 miliar dolar AS pada akhir tahun ini. (Mahbub Junaidi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.