Sabtu, 27 April 24

Air Terjun Benang Kelambu Tempat Bidadari Mandi

Air Terjun Benang Kelambu Tempat Bidadari Mandi
* Lokasi Air Terjun Benang Kelambu di Kaki Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). (Foto: Dok Kemenparekraf)

Jakarta, Obsessionnews.comIndonesia terdapat banyak sekali destinasi wisata alam, dari laut, darat, juga pegunungan. Jika Anda ingin merasakan suasana pegunungan, sempatkan waktu Anda mengunjungi Air Terjun Benang Kelambu di Kaki Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Di sana Anda bisa merasakan sejuknya air dan segarnya udara di kaki gunung tersebut.

Air Terjun Benang Kelambu merupakan salah satu wisata andalan di Lombok. Tebing tinggi dengan rerimbunan daun hijau yang menjalar, lalu deras air berjatuhan seperti tirai yang terurai di badan tebing menjadikan Air Terjun Benang Kelambu memiliki daya tarik tersendiri.

Aliran airnya jatuh dari ketinggian tebing namun tidak langsung jatuh ke bawah melainkan mengalir melalui celah-celah tanaman yang merambat dan tumbuh lebat di bagian tebing.

Air Terjun ini bersumber langsung dari Gunung Rinjani yang di gunung tersebut terdapat sebuah danau yaitu Danau Segara Anak.

 

Tingkat yang paling atas berasal langsung dari mata air, dan memiliki ketinggian sekitar 30 Meter. Tingkat yang kedua merupakan lanjutan dari tingkat pertama, dengan ketinggian sekitar 10 Meter. Tingkat yang ketiga memiliki ketinggian hanya 5 Meter.

Tidak jauh dari air terjun ada kolam buatan yang bisa dijadikan tempat berendam atau sekadar bermain air yang bersumber dari mata air terjun tersebut.

Kabarnya, sosok reinkarnasi bidadari bernama Dewi Anjani yang juga ibu Hanoman itu biasa mandi di sana. Bahkan konon, air terjun yang keluar lewat celah-celah batu dan membentuk tingkatan ini merupakan tempat mandi Dewi Anjani.

Dari keterangan tertulis Kemenparekraf yang diterima obsessionnews.com pada Kamis (7/11/2019) menyebutkan, tempat wisata itu terletak di Lombok Tengah. Untuk sampai ke sana, pengunjung dapat menjangkau objek wisata ini dengan menggunakan kendaraan, baik motor maupun mobil hingga ke gerbang masuk. Namun dari gerbang, pengunjung harus memutuskan apakah ingin berjalan kaki atau menggunakan jasa ojek.

Karena keterbatasan waktu, rombongan Fam Trip Kemenparekraf yang terdiri dari perwakilan Konsulat jenderal Republik Indonesia (KJRI) Mumbai serta para travel writer, youtuber, dan jurnalis India memutuskan untuk menggunakan jasa ojek yang ternyata sebagian pengemudinya adalah perempuan.

Para pengemudi ojek perempuan tersebut mengantarkan rombongan pengunjung ke Air Terjun Benang Kelambu dengan menggunakan sepeda motor. Meski hanya berjarak 1 km, trek yang dihadapi cukup menantang dengan jalanan yang terjal dan hanya sebagian beraspal.

Sepanjang perjalanan, pengunjung bisa menyaksikan perkebunan yang dikelola masyarakat setempat. Tera, perempuan berusia 25 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai pengendara ojek di kawasan Wisata Air Terjun itu menjelaskan, sebagian warga desa masih aktif berkebun pisang, kopi, dan durian. Sisanya bekerja di objek wisata baik menjadi pemandu, pengelola, atau pengemudi ojek.

“Sehari-hari kalau lagi sepi saya bisa dapat Rp100 ribu, kalau ramai bisa Rp250 ribuan,” jelas Tera.

Tarif ojek untuk trek pulang pergi yaitu Rp35.000, sementara jika pengunjung membutuhkan pemandu tarifnya Rp50.000 per-rombongan yang terdiri dari maksimal 7 orang.

Biaya masuk objek wisata ini juga sangat terjangkau yaitu Rp10.000 perorang. Selain Air Terjung Benang Kelambu, ada empat air terjun lainnya yang bisa dikunjungi yaitu Benang Stokel, Pengkelep Udang, Sesera, dan Kliwun.

Sebelum air terjun ini terkenal sebagai objek wisata, tidak sedikit penduduk desa yang menjadi buruh migran di luar negeri. Tera salah satunya, ia sempat bekerja di Malaysia selama beberapa bulan. “Untungnya sekarang ada objek wisata ini, saya jadi bisa mencari nafkah di desa sendiri,” ujar Tera.

Hal serupa juga dikemukakan oleh Lia (26). Sebagai ibu satu anak, ia mengandalkan pemasukan dari pekerjaannya sebagai pengemudi ojek, sementara suaminya bekerja sebagai buruh migran di Malaysia.

“Objek wisata ini sangat membantu kami warga desa, harapannya jalanan diperbaiki dan nemuin cara ngurangin sampah,” ujar Lia.

Menurutnya masih banyak wisatawan yang belum memiliki kesadaran akan sampah. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.