Kamis, 2 Mei 24

2020 Indonesia Bisa Jadi Pusat Fashion Dunia

2020 Indonesia Bisa Jadi Pusat Fashion Dunia

Jakarta, Obsessionnews.com – Indonesia memiliki potensi sebagai salah satu pusat mode dunia, khususnya untuk busana muslim karena memiliki sumber daya kreatif dan warisan budaya melimpah. Karena itu, pemerintah berupaya meningkatkan daya saing melalui berbagai kebijakan.

“Jika pelaku fashion kita mampu mengangkat keunikan dari produknya, Indonesia bisa menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan mode di dunia,” ujar Sekretaris Kemenkop dan UKM Agus Muharram, dalam gathering pra Muslim Fashion Festival (Muffest) Indonesia 2017, di Jakarta Rabu (1/3/2017).

Kemenkop dan UKM mendukung pencapaian Indonesia sebagai pusat fashion busana muslim tingkat Asia pada 2018 dan dunia pada 2020.  Untuk mencapai tujuan itu dibutuhkan gerakan kolektif baik dari pemerintah, dunia usaha khususnya industri fashion dan masyarakat.

Untuk peningkatkan daya saing produk, pemerintah menyediakan program perkuatan modal mulai dari Krddit Usaha Rakyat (KUR), dana bergulir, maupun Kredit UMI (Ultra Mikro). Sementara industri menengah yang berorientasi ekspor, ada pembiayaan dari LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia).

Pemerintah juga sudah meluncurkan skema Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE), dimana pengusaha kecil menengah yang  selama ini mengimpor bahan baru untuk produk ekspor, tidak akan dikenakan bea masuk dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Demikian juga ketika ekspor, produknya juga bebas pajak.

“Dengan demikian  daya saing produk ekspor seperti fashion akan jauh lebih murah,” katanya.

Ekspor produk fashion Indonesia sendiri cukup meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Data Kemendag menunjukkan pada 2011-2015 ekspor produk busana muslim menunjukkan kenaikan sebesar 8,15 persen, dengan nilai ekspor mencapai 4,57 miliar dollar AS.

Per Mei 2016, nilai ekspor fashion mencapai 1,7 miliar dollar AS, dengan negara tujuan ekspor terutama ke AS, Jepang, Jerman, Korsel, Inggris, Australia, Kanada, Uni Emirat Arab (UEA), Belgia dan China.

Guna memperkuat industri fashion, Agus menghimbau masyarakat luas agar mencintai dan menggunakan produk dalam negeri. Ini mengingat besarnya potensi pasar domestik, dimana penduduk muslim di Indonesia mencapai sedikitnya 80 persen.

“Jadi, jangan hanya mencintai saja, namun juga membeli dan memakainya, Ini merupakan suatu keniscayaan bila industri fesyen mau maju. Bila tidak, bangsa ini tidak akan maju karena tanpa cinta buatan dalam negeri dampaknya produk industri kita tidak lagi dapat bersaing di segmen besar ataupun menengah,” tegasnya.

Dengan besarnya jumlah penduduk di Indonesia, semestinya menjadi peluang dan potensi pasar yang besar bagi industri nasional. Agus menegaskan, diperlukan kerjasama dari semua pihak terkait agar dapat menjadikan produk dalam negeri mampu bersaing di pasar global.

“Apabila faktor ini tidak dikelola dengan baik, nantinya menjadi ajang bebasnya barang impor dari berbagai negara di dalam negeri,” ungkap Agus.

Kemenkop dan UKM mengapresiasi Indonesia Fashion Chamber (IFC)  yang menggelar Muffest Indonesia 2017 untuk kedua kalinya, setelah sebelumnya digelar pada 2016. IFC maupun komunitas hijab seperti HijabersMom Community dan Hijabers Community, telah banyak  berkontribusi mengembangkan dan mempromosikan produk-produk asli Indonesia.

“Saya menyambut baik pelaksanaan festival ini,semoga dapat memberikan motivasi dan bekal kepada peserta  untuk menjadi wirausahawan yang tangguh, profesional, kreatif dan inovatif sehingga mendorong angka pertumbuhan, penguatan dan peningkatan daya saing global yang kita cita-citakan,” pungkas dia. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.