Sabtu, 27 April 24

Wiranto-FPI, Teman di Persimpangan Jalan

Wiranto-FPI, Teman di Persimpangan Jalan
* Menko Polhukam Wiranto mengadakan pertemuan dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab dan para ulama di rumah dinasnya, Jalan Denpasar, Jakarta Selatan, Kamis (9/2/2017).

Jakarta, Obsessionnews.com – Sejumlah organisasi Islam menyatakan akan kembali melakukan aksi pada Sabtu (11/2/2017) atau 112 mendatang untuk meneruskan semangat aksi 411, 212 dan mengajak warga Jakarta memilih gubernur muslim. Massa akan menggelar aksi long march dimulai dari Monas dan berlanjut dengan jalan kaki hingga Bundaran Hotel Indonesia.

Dua hari sebelum aksi itu digelar, Menko Polhukam Wiranto mengadakan pertemuan dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab dan tokoh Islam lainnya, seperti dari pengurus Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) di rumah dinasnya, Jalan Denpasar, Jakarta Selatan, Kamis (9/2/2017).

Wiranto menyebut pertemuan berlangsung hangat karena ia dan Rizieq sudah berkawan lama. Pertemuan Wiranto dan para tokoh Islam termasuk Ketua GNPF-MUI Bachtiar Nasir disebut Wiranto sebagai silaturahmi untuk mempererat hubungan. Dalam pertemuan dibahas mengenai kondisi bangsa serta peran ormas Islam untuk kemajuan.

Wiranto menyebut soal sumbatan komunikasi antara para ulama juga tokoh ormas. Karena itu, pertemuan itu diharapkan dapat menjembatan komunikasi untuk kepentingan bersama. Sementara itu Habib Rizieq mengapresiasi pertemuan bersama Wiranto. Pertemuan dapat mencairkan ketegangan yang mungkin muncul karena tersumbatnya komunikasi.

Dalam pertemuan itu, juga Rizieq Shihab menyampaikan pembatalan aksi long march. Namun mereka memutuskan untuk memindahkan kegiatan ke Masjid Istiqlal, dengan acara dzikir dan tausyiah. Belum jelas berapa orang yang akan bergabung dalam massa. Namun diperkirakan akan di bawah massa aksi 212 dan 411, yang mencapai jutaan orang.

Aksi ini berlangsung di hari terakhir kampanye, atau satu hari sebelum masa tenang pilkada dimulai. Karena itu, perubahan aksi ini, ujar Rizieq, juga disebabkan kegiatan kampanye dari peserta Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.

Pertemuan Wiranto dengan Rizieq  seolah mengenang kembali romantisme kawan lama. Hubungan antar Wiranto dengan FPI sudah terjalin baik sejak masa transisi 1998.

FPI dekat sekali dengan petinggi militer dan kepolisian. Ini tak terlepas dari proses pembentukan Pam Swakarsa (cikal bakal FPI), massa pendukung Sidang Istimewa MPR 1998. Di masa itu Wiranto menjabat sebagai Panglima ABRI.

FPI dideklarasikan pada 17 Agustus 1998 di Pesantren Al Um Ciputat, dihadiri oleh para petinggi militer dan Polri, termasuk Kapolda Jakarta Nugroho Djayoesman. Menurut Gus Dur, ada empat jenderal pembentuk FPI yaitu Wiranto, Noegroho Djajusman, Sutanto, dan Djadja Suparman.

Pam Swakarsa atau Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa adalah sebutan untuk kelompok sipil bersenjata tajam yang dibentuk oleh TNI untuk membendung aksi mahasiswa sekaligus mendukung SI MPR tahun 1998, yang berakhir dengan Tragedi Semanggi.

Hubungan Wiranto dan petinggi militer lain sebagai bidan kelahiran FPI diakui oleh Kivlan Zen, mantan Kaskostrad. Kivlan Zen mengatakan bahwa Presiden BJ Habibie berdasarkan pengakuannya telah memberikan sejumlah dana untuk Pam Swakarsa, November 1998, melalui Wiranto.

Tanggal 4 November 1998, Kivlan mengaku dipanggil Wiranto di Mabes ABRI Jalan Merdeka Barat sekitar pukul 15.30. Ketika itu Wiranto meminta untuk mengerahkan massa pendukung Sidang Istimewa sambil mengatakan bahwa itu juga merupakan perintah Presiden BJ Habibie.

Pam Swakarsa sudah bubar dengan sendirinya, kini yang masih eksis adalah FPI. FPI telah berkembang menjadi sebuah organisasi massa Indonesia. Mengusung pandangan Islamisme konservatif, FPI memiliki basis massa yang signifikan dan menjadi motor di balik beberapa aksi pergerakan Islam di Indonesia.

Apabila sejarah reformasi 1998, menunjukan bahwa hubungan antara FPI dan Wiranto ibarat teman yang tak terpisahkan. 29 tahun berlalu kini mereka harus berada di persimpangan jalan. Wiranto tetap berada di kubu penguasa, sedangkan FPI berada di pihak yang berseberangan.

Tapi hubungan kedekatan Wiranto dengan organisasi ini masih begitu dekat, ha itu bisa terlihat dari suasana keakraban saat pertemuan bersama di rumah Wiranto. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.