Jumat, 19 April 24

Wamenag: Teknologi Tidak Dapat Gantikan Peran Pendidik

Wamenag: Teknologi Tidak Dapat Gantikan Peran Pendidik
* Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi menyampaikan keynote speaker pada Konferensi Internasional ke-7 tentang Pendidikan dalam Masyarakat Muslim yang digelar secara virtual oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Rabu (6/10/2021). (Foto: Humas Kemenag)

Jakarta, obsessionnews.com – Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi menilai perkembangan teknologi telah memberikan banyak kemudahan dalam menjalani kehidupan, tidak terkecuali di dunia pendidikan. Manfaat teknologi makin terasa saat dunia tengah didera oandemi Covid-19 seiring berkembangnya kenormalan baru atau new normal. Namun demikian, Wamenag mengingatkan teknologi tetap tak dapat menggantikan peran pendidik.

Baca juga:

Wamenag Minta PTKI Berkontribusi Rumuskan Beragam Solusi atas Persoalan Bangsa

Wamenag Pimpin Pembacaan Deklarasi Agama-agama untuk Indonesia yang Adil dan Damai

Pesan ini disampaikan Wamenag saat menyampaikan keynote speaker pada Konferensi Internasional ke-7 tentang Pendidikan dalam Masyarakat Muslim yang digelar secara virtual oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Rabu (6/10/2021).

Konferensi ini diikuti Rektor UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta Amany Lubis, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta, narasumber dari Indonesia dan sejumlah negara, serta para peserta.

“Pandemi Covid-19 telah memberikan gambaran atas kelangsungan dunia pendidikan di masa depan melalui bantuan teknologi. Namun, teknologi tetap tidak dapat menggantikan peran pendidik, guru maupun dosen, serta interaksi pembelajaran antara pelajar dan pengajar,” tegasnya.

Sebab, tambahnya, edukasi bukan hanya sekadar memperoleh pengetahuan, tetapi juga tentang nilai, kerja sama, dan kompetensi.

Wamenag melihat konferensi pendidikan ini sangat penting dan strategis untuk mendiskusikan sekaligus merumuskan eksistensi pendidikan. Menurutnya, paradigma berpikir tentang pendidikan dan pembelajaran, kurikulum, nilai dan tradisi yang melekat pada budaya bangsa jangan sampai terabaikan.

“Produk pendidikan harus mampu untuk menjawab kebutuhan masa depan kemanusiaan. Termasuk saya kira tentang pendidikan Islam yang tidak semata-mata melakukan transfer of knowledge tetapi juga transfer of value,” ujarnya..

“Cara kita berinteraksi dalam pendidikan, desain kurikulum dan pembelajaran sampai pada bagaimana kita mengoptimalkan teknologi sebagai piranti penting mengembangkan pendidikan harus mengalami penyesuaian,” lanjutnya.

Wamenag menegaskan, setiap individu dituntut mengembangkan kreativitas dan inovasinya dalam menggunakan teknologi bagi pengembangan dunia pendidikan. Karena pendidikan, bukan hanya transmisi pengetahuan, tetapi juga bagaimana memastikan pembelajaran tetap tersampaikan dengan baik.

“Tantangan ini juga menjadi kesempatan bagi komunitas pendidikan, bagaimana penggunaan teknologi dapat membantu membawa mahasiswa dan pelajar menjadi kompeten di abad ke-21. Keterampilan yang paling penting pada abad ke-21 adalah self-directed learning atau pembelajar mandiri sebagai outcome dari ikhtiar Pendidikan,” terangnya.

Situasi ini, tuturnya lagi, bukan hanya menjadi tantangan bagi mahasiswa, namun juga para dosen dalam menyampaikan edukasi, di mana para dosen perlu memastikan bahwa mahasiswa memahami materi pembelajaran dengan baik. (arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.