Jumat, 3 Mei 24

UNESCO akan Tetapkan Jamu dari Indonesia Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

UNESCO akan Tetapkan Jamu dari Indonesia Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
* Ilustrasi Jamu Kunyit Asam. (Foto: Element.Envato.com)

Obsessionnews.com – Kabar gembira datang dari Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid, yang menjelaskan bahwa ramuan Tanah Air yakni jamu, akan segera ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

“Ini bocoran sedikit ya, jamu akan ditetapkan tahun ini sebagai Warisan Budaya Tak Benda atau Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh UNESCO,” kata dia kepada ANTARA ditemui di Jakarta, Kamis (16/11/2023) malam.

Setelah penantian yang cukup lama, akhirnya jamu berhasil meraih gelar WBTB sejak pertama kali didaftarkan pada 7 April 2022 lalu, bersamaan dengan enam nominasi lainnya.

Meski belum ada tanggal tepat kapan resmi pengumuman perolehan titel baru tersebut, Hilmar bisa memastikan hal itu akan dilaksanakan tahun ini, yang mana tersisa satu setengah bulan lagi.

Sementara itu, Hilmar menjelaskan, bahwa yang dianggap sebagai Warisan Budaya Tak Benda bukan jamu dari suatu daerah tertentu, melainkan jamu secara keseluruhan, terutama tentang kemampuan masyarakat untuk menciptakan jamu itu sendiri.

Seperti halnya budaya Indonesia yang lain, Hilmar mengatakan jamu adalah warisan budaya yang harus dijaga kelestariannya. Jamu terbukti secara historis sebagai pengetahuan asli bangsa Indonesia yang telah digunakan selama ribuan tahun dari generasi ke generasi.

Budaya Sehat jamu adalah suatu praktik menjaga kesehatan yang bersifat preventif sekaligus promotif. Jamu adalah buah perjalanan sejarah peradaban masyarakat yang tidak dapat dilepaskan dari tali-temali kebudayaan Nusantara.

“Yang ditetapkan sebagai warisan itu adalah kemampuan masyarakat untuk menciptakan itu, jadi bukan produknya atau bendanya, tapi keahlian orang meracik, meramu, dan itu tentu ada berbagai teknik yang digunakan, itu yang didaftarkan, pengetahuannya yang didaftarkan bukan produknya,” tambahnya.

Lebih lanjut, Hilmar menyebut tenun Indonesia juga akan segera didaftarkan sebagai WBTB, yang nantinya akan menyandang titel yang sama seperti Batik, yang telah lebih dulu meraih predikat WBTB dari UNESCO sejak 2009. (Antara/Arfi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.