Kamis, 2 Mei 24

Tujuh Biksu Buddha Ditangkap karena Gelapkan $12 Juta dari Kuil Thailand

Tujuh Biksu Buddha Ditangkap karena Gelapkan $12 Juta dari Kuil Thailand
* Penggerebekan yang dilakukan oleh polisi di kuil temukan aset tersembunyi senilai 100 juta baht. (Facebook)

Sembilan orang, termasuk tujuh biksu Buddha, telah ditangkap oleh otoritas Thailand karena diduga menggelapkan sekitar 300 juta baht (S$11,89 juta) sumbangan untuk sebuah kuil di timur laut Thailand.

Dilansir The Straits Times, Sabtu (13/5/2023), Pengadilan Kriminal Thailand untuk Kasus Korupsi dan Pelanggaran mengatakan tindakan para biang keladi “sangat merusak agama Buddha”.

Penangkapan pertama terjadi Jumat lalu ketika polisi menahan seorang biarawan, Kom Kongkaew, saudara perempuannya dan kepala biara Wat Pa Thammakhiri.

Kom dan kepala biara, Wutthima Thaomor, diduga mencuri lebih dari 180 juta baht uang kuil. Kuil ini terletak di provinsi Nakhon Ratchasima.

Polisi mengatakan, Kom dan kepala biara menarik uang dari rekening kuil dan memberikannya kepada saudari Kom untuk disimpan ke rekeningnya sendiri.

Polisi mengatakan saudari itu memiliki 130 juta baht di rekeningnya, sementara uang tunai 51 juta baht ditemukan di rumahnya.

Menurut polisi, kepala biara mengatakan Kom menyarankan para biarawan untuk menggunakan sebagian dana yang dicuri untuk membeli perhiasan.

Setelah Kom ditangkap, dia diduga menyuruh enam orang lainnya untuk menyembunyikan barang berharga tersebut.

Namun, penggerebekan yang dilakukan polisi di kuil pada Selasa pagi menemukan aset senilai 100 juta baht, termasuk uang tunai dan perhiasan, beberapa di antaranya terkubur di bawah tanah dan di tempat pribadi para biksu.

Selama penggerebekan, lima biksu dan seorang pengemudi juga ditangkap.

The Nation melaporkan bahwa Kom populer karena “gaya khotbah retorisnya”, yang menarik banyak peminat.

Menurut penduduk desa setempat, candi tersebut menarik banyak umat kaya, yang biasanya datang dengan mobil mewah.

Semua tersangka saat ini ditahan tanpa jaminan karena pengadilan menganggap mereka berisiko melarikan diri yang mungkin merusak barang bukti. (Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.