Jumat, 19 April 24

Rayakan HUT ke-20, SGM Beri Semangat Kerja kepada Karyawannya

Rayakan HUT ke-20, SGM Beri Semangat Kerja kepada Karyawannya
* Acara Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke 20 atau Anniversary 20th yang digelar di Sekolah Global Mandiri, Perumahan Legenda Wisata Cibubur Jl. Alternatif Trans Yogi Km.6 Cibubur, Wanaherang, Kecamatn Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/5/2023). (Foto: Kapoy/obsessionnews.com)

Obsessionnews.com – Sekolah Global Mandiri (SGM) menggelar acara Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke 20 atau Anniversary 20th di Sekolah Global Mandiri, Perumahan Legenda Wisata Cibubur Jl. Alternatif Trans Yogi Km.6 Cibubur, Wanaherang, Kecamatan Gunung. Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/5/2023).

Acara yang dikemas dalam adat Batak ini dihadiri oleh kurang lebih 700 peserta, di antaranya guru, karyawan, alumni dan para stage holder SGM dari berbagai wilayah di Indonesia. Dalam acara ini yang pria berpakaian Suit/Shirt dan Ulos. Sedangkan yang Perempuan berpakaian Kebaya/Dress dan Ulos.

Dalam kesempatan itu, Ketua Perkumpulan Dian Bangsa Dr. H. Suheriyatmono, S.E., M.Ak., M.M ., AK., CA., CRMP., AFA mengatakan, selain memeriahkan acara HUT ke 20 SGM, hari ini juga memeriahkan hari ulang tahun Direktur Sekolah Global Mandiri Rifa Ariani.

“Pada hari ini selain HUT ke 20 SGM, 10 Mei 2023 juga ulang tahun istri saya yang tercinta, yang cantik. Bersyukur saya mempunyai istri yang cantik. Saat ini ibu Rifa berusia 56 tahun, berarti kalau dikurangi usia SGM yang 20, berarti usia dia 36 tahun pada waktu dia merintis, di 2003,” ujar pria yang akrab disapa Heri, yang juga Suami dari Rifa Ariani, dalam sambutannya di atas panggung.

“Terbayang oleh kita di usia 36 merintis usaha yang tentu resikonya cukup besar sekali. Artinya apa, resiko untuk mencerdaskan anak didiknya, mencerdaskan bangsa dan negara itu bukan tugas yang mudah,” tambahnya.

Meski begitu, dia bersyukur dan berterimakasih, di usia SGM yang ke 20 ini atas partisipasi semua pihak, sekolah ini masih berdiri kokoh, bahkan memperluas jaringannya di berbagai wilayah di Indonesia, seperti di Palembang dan Jakarta.

“Alhamdulillah ini yang ke 20 atas partisipasi dan support dari semua pihak. Sekali lagi saya ucapkan terimakasih banyak atas segala daya upaya bapak ibu sekalian terhadap Sekolah Global Mandiri ini,” ucapnya.

Acara HUT ke 20 ini mengambil tema Medan atau Batak. Di mana semua berpakaian warna-warninya. Dia menjelaskan, meski berbeda-beda agama, suku, dan adat, itu tidak menjadi suatu perbedaan, sehingga Bhineka Tunggal Ika dapat dijunjung tinggi.

“Alhamdulillah, tujuan awal dari sekolah global mandiri ini adalah perbedaan agama, Suku, adat, bukan menjadi suatu perbedaan, sehingga kebhinekaan, Bhineka Tunggal Ika itu menjadi yang kita pegang selama ini,” ucapnya.

Dia bercerita, Heri mengaku pernah berpidato di 2003, di mana pada saat itu kebetulan perayaan Natal bersamaan dengan perayaan Idul Fitri.

“Ini merupakan kebahagiaan bagi kami, karena pada saat itu, kami memberikan sesuatu kepada anak didik dan orang tua. Kita berbeda tapi kita tetap satu, sehingga kami terus memperjuangkan sekolah ini dengan segala keragamannya,” tutur Heri.

Hal ini selalu dia contohkan kepada anak-anak, bahwa pasti berbeda, tetapi perbedaan itu bukan menjadi tidak berbuat baik terhadap sesama. “Kita yakin dengan seyakin-yakinnya,” Tegasnya.

Dia lanjut mengisahkan, di usia ke 20 tahun SGM ini dia teringat kepada seorang owner di salah satu perusahaan yang bercerita langsung kepadanya. Owner tersebut menceritakan, bahwa kakek buyutnya mendirikan perusahaan sekitar tahun seribu delapan ratus sekian, tiba-tiba terjadi resesi ekonomi pada tahun seribu sembilan ratus sembilan puluhan.

Pada waktu itu kakek buyutnya bilang kepada karyawannya, “Ini resesi ekonomi, kita nggak bisa ngapa-ngapain, produk kita tidak laku di pasaran, tidak bakal dibeli, dan tidak tahu beberapa lama resesi ekonomi ini berakhir.”

Kakek buyutnya bilang,”Sekarang karyawanku tidak usah bekerja, kami tidak mungkin sanggup membayar kalian, tapi kami akan membayarkan gaji kalian dan hak-hak kalian. Apa jawaban para buruh, sekitar 1.000-2.000 buruh, kami tetap mau bekerja walaupun pabrik ini tutup, kami tetap mau bekerja, minimal yang kami lakukan bersih-bersih dari pagi sampai sore. Alat-alat produksi akan kami jaga. Dia cerita, kakek buyutnya ini sampai menangis. Dan Alhamdulillah kalau ngak salah resesi ekonomi itu tidak lama.”

Dari kesimpulan cerita di atas, bahwa Heri mau menyampaikan. Pada intinya setiap manusia harus bekerja keras dan selalu berbuat baik.

“Poin yang ingin saya sampaikan adalah kita harus bekerja keras, yang kedua tidak bisa tidak kita harus berbuat baik kepada sesama dan selama-lamanya dan yang terakhir jangan lupa bahagia,” pungkasnya. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.