Jumat, 26 April 24

Tiga Cara Allah Mengabulkan Doa

Tiga Cara Allah Mengabulkan Doa
* ilustrasi muslimah berdoa. (int)

Pernahkah Anda merasa harapan yang diinginkan tidak pernah terkabul meski sudah berulang kali berdoa kepada Allah SWT? Jika pernah, sebaiknya Anda pahami pembahasan di bawah ini tentang berbagai cara Allah mengabulkan doa.

Allah SWT memang menganjurkan semua hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya sebagai bentuk keimanan dan penyerahan diri. Allah pun berjanji akan mengabulkan doa mereka.

Seperti dilansir laman Nu Online, dalam beberapa ayat dalam Al-Qur’an, Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa dan mengajukan permohonan.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 186:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
Artinya, “Jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang-Ku, maka (jawablah), ‘Aku dekat. Aku akan mengabulkan permohonan orang yang berdoa jika ia memohon kepada-Ku.’” (QS Al-Baqarah ayat 186).

Allah SWT pun berfirman dalam dalam Surat Ghafir ayat 60 bahwa siapapun yang berdoa dan memohon kepada-Nya akan dikabulkan.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Artinya, “Tuhanmu berkata, ‘Memohonlah kepada-Ku, niscaya Kukabulkan permohonanmu.’” (QS Ghafir ayat 60).

Anjuran meminta atau memohon kepada Allah SWT tidak hanya terdapat di dalam ayat Alquran. Banyak hadits Rasulullah SAW yang juga menganjurkan agar kita memperbanyak doa.

Namun, yang sering kita temukan adalah kalimat kekecewaan karena merasa doa yang dipanjatkan tidak dikabulkan. Padahal, pengabulan doa dapat terjadi dengan beberapa bentuk dan cara sebagai keterangan Syekh Ibrahim Al-Baijuri sebagai berikut:

واعلم أن الإجابة تتنوع
Artinya, “Ketahuilah, pengabulan doa manusia (ijabatud du‘a) diwujudkan dalam berbagai bentuk,” (Lihat Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, Syarah Tuhfatul Murid ala Jauharatit Tauhid, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun] halaman 92).

Berikut ini adalah beberapa cara Allah mengabulkan doa para hamba-Nya:

1. Terkadang Allah mengabulkan segera doa hamba-Nya sesuai dengan harapan dan permohonan mereka.

2. Adakalanya Allah menunda pengabulan doa hamba-Nya sesuai dengan harapan dan permohonan mereka karena ada hikmah tertentu.

3. Terkadang juga Allah mengabulkan doa hamba-Nya dengan bentuk yang berbeda dari harapan dan permohonan mereka karena permintaan dan permohonan mereka tidak mengandung kemaslahatan yang bersifat kontan. Sedangkan pada gantinya terdapat kemaslahatan yang bersifat kontan.

Bisa jadi juga Allah mengabulkan permohonan hamba-Nya dengan bentuk yang lain dari permintaan mereka karena apa yang mereka minta memang terdapat kemaslahatan. Sedangkan pada gantinya terdapat sesuatu yang lebih maslahat dari permintaan mereka. (Lihat Al-Baijuri: 92).

Syekh Ibnu Athaillah dalam Kitab Al-Hikam-nya juga menjelaskan terkait cara dan waktu Allah mengabulkan permohonan para hamba-Nya. Beliau menekankan agar manusia memahami cara Allah SWT mengabulkan doa atau permintaan mereka. Beliau juga berpesan agar mereka tidak berputus asa dari rahmat-Nya.

لا يكُنْ تَأخُّرُ أَمَد العَطاء مَعَ الإلْحاح في الدّعَاءِ موجبَاً ليأسِك فهو ضَمِنَ لَكَ الإجابَةَ فيما يختارُهُ لكَ لا فيما تختاره لنَفْسكَ وفي الوقْتِ الذي يريدُ لا في الوقْت الذي تُريدُ
Artinya, “Jangan sampai penundaan pengabulan doa yang disertai dengan keseriusan doa membuatmu putus asa. Allah telah menjamin ijabah-Nya pada sesuatu yang Dia pilihkan untukmu, bukan pada apa yang kaupilihkan untuk dirimu, dan pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang kauinginkan.” (Syekh Ibnu Athaillah, Al-Hikam).

Dari penjelasan Syekh Al-Baijuri di atas mengenai cara Allah mengabulkan doa, kita dapat menyimpulkan bahwa beragam cara Allah mengabulkan doa berkaitan dengan waktu dan bentuk dari ijabah doa itu sendiri.

Setelah mengetahui berbagai cara Allah mengabulkan doa di atas, semoga kita paham bahwa tidak boleh berburuk sangka kepada Allah SWT. Karena semua yang terjadi atau menimpa kita merupakan yang terbaik. Sehingga kita bisa selalu berbaik sangka kepada Allah SWT dan selalu berikhtiar secara maksimal. Wallahu a’lam. (Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.